Bagikan artikel ini :

Flourishing In God's Wisdom (Berkembang Dalam Hikmat Tuhan

Amsal 1:1-19

EKSPRESI PRIBADI

Apakah Anda merasa bahwa tantangan zaman ini jauh lebih sulit daripada zaman dahulu? Jika Anda menjawab tidak, Anda mungkin merasa bahwa orang yang hidup di zaman sekarang lebih beruntung daripada yang hidup di era dahulu. Kemajuan teknologi, kemudahan untuk mendapatkan sesuatu, akses merajut komunikasi yang mudah, dll. Tetapi, Anda harus melihat bahwa seiring berkembangnya zaman, tantangan yang dihadapi pun akan semakin berat dan sulit. Godaan selalu ada, tingkat individualis yang semakin tinggi dalam keluarga dan dimana persaingan pun akan semakin berat. Apakah Anda juga mengalaminya saat ini?

EKSPLORASI FIRMAN

Semakin berkembangnya zaman, maka akan semakin berat juga tantangan dan kesulitan yang kita akan hadapi. Karena itu jangan biarkan zaman dan tantangan saja yang berkembang, tetapi kualitas yang ada pada diri kita pun harus berkembang. Jika kita tidak mengembangkan diri kita, maka kita akan tergerus oleh zaman dan akan mengalami berbagai macam kesulitan di hadapan kita.

Tuhan menciptakan manusia begitu unik dan berbeda dari ciptaan lainnya, karena manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah (Kej.1:28). Manusia diciptakan Tuhan memiliki hikmat, dimana melaluinya kita bisa mengerti mana yang baik dan yang jahat, hikmat untuk bertahan di tengah situasi yang sulit, hikmat untuk terus hidup dalam pimpinan Tuhan. Karena itu di dalam Amsal 1:1-19 Salomo memberikan pemahaman tentang hikmat dan bagaimana hidup di dalam hikmat Tuhan.

Hikmat digambarkan oleh Salomo sebagai anugerah yang diberikan Tuhan untuk kita bisa belajar dan memahami, untuk bisa bertindak dalam kebenaran, keadilan dan kejujuran, untuk bisa memberikan kebijaksanaan, kecerdasan dalam menjalani kehidupan ini. (ay. 1-5). Dan penulis menggunakan kalimat perbandingan; yaitu antara orang berhikmat dengan orang bodoh, untuk menunjukan bagaimana orang bodoh bertindak, dan bagaimana kita sebagai orang yang sudah di anugerahkan hikmat oleh Tuhan untuk tidak bertindak bodoh, dan dapat mengembangkan diri supaya kita bisa bertahan di dalam berbagai tantangan yang kita hadapi di dalam dunia. Apa saja yang bisa kita harus lakukan dalam mengembangkan hikmat Tuhan agar kita bisa mendapatkan kekayaan hikmat itu sendiri?

Pertama dan yang terutama adalah Takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan, adalah tema dari seluruh kitab Amsal, dan merupakan awal dari hidup berhikmat. Takut dalam hal ini bukan berarti ngeri, seram, tetapi menunjukkan sikap hormat, menjunjung tinggi, menundukkan diri kepada kedaulatan Allah dan mentaati perintah-perintah-Nya. TUHAN adalah sumber hikmat tertinggi, karena itu setiap orang perlu datang kepada sumber hikmat supaya menjadi orang yang berhikmat, hidup bijaksana, bermoral tinggi dan selaras dengan kehendak Tuhan. Memiliki hikmat artinya bukan hanya pandai dalam melakukan sesuatu tetapi melakukannya dengan benar, adil dan jujur (ay. 11-13). Orang yang takut akan Tuhan tahu bagaimana harus hidup, bagaimana harus mengatasi masalah, bagaimana harus mengambil keputusan dan bagaimana harus berdiri tegak di tengah badai kehidupan yang setiap harinya harus dihadapi.

Kedua, menggunakan hikmat dengan benar. Salomo menekankan untuk mengingatkan bahwa hikmat adalah sesuatu hal yang bernilai, berharga dan merupakan anugerah Tuhan bagi manusia (digambarkan dalam ay. 9). Selain itu, Salomo juga menjelaskan kepada kita bahwa banyak orang yang menyalahgunakan hikmat itu untuk berlaku curang dan tidak jujur, bahkan merugikan orang lain (ay. 13). Yang artinya kita pun diingatkan bahwa hikmat harus tetap beriringan dengan kebenaran itu sendiri. Karena itu Salomo kembali menegaskan untuk tidak jatuh ke dalam godaan, atau mengikuti tingkah laku orang-orang seperti demikian.

Salomo menasihati orang-orang muda (kita): “tahanlah kakimu dari pada jalan mereka (ay. 15b). Jangan ikut bersama yang jahat (ay. 11), jangan berbagi uang mereka, dan jangan berjalan bersama di jalan jahat (ay. 15). Kata jalan ‘dalam’ ayat 15 muncul untuk pertama kalinya dalam Kitab Amsal, dan juga merupakan metafora penting untuk pasal 1 hingga 9. Kata jalan ini muncul lebih dari 80 kali dalam Amsal, yang merujuk pada arah kehidupan, mencakup dua jalan: satu adalah jalan hikmat, dan yang lainnya adalah jalan ketidaktahuan atau kebebalan. Akhir dari jalan orang fasik adalah mencelakakan diri sendir (ay. 18). Ia harus melatih kemampuan membedakannya dan membuat pilihan yang tepat.

Kita pasti ingin menjadi orang-orang yang berhikmat. Karena itu, percayalah kepada Tuhan Yesus, sebagai wujud nyata rasa takut akan Tuhan. Dan orang yang sudah memiliki Tuhan Yesus, hikmat Allah itu, akan berjalan sesuai dengan Firman yang telah dikatakan Allah dalam Alkitab. Dan pastinya seorang yang berhikmat pasti bisa bertahan dan menang menghadapi setiap tantangan zaman yang saat ini sedang terjadi. Mari kita terus mengembangkan dan melatih hikmat yang sudah diberikan oleh Allah kepada setiap kita. Hikmat yang dari Tuhan akan membuat kita menjadi orang yang berkualitas, kreatif, produktif, menghasilkan hal-hal bernilai tinggi dan selalu memuliakan Tuhan.[SA]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apakah arti hikmat sebagaimana yang ditegaskan oleh penulis Amsal ?

Penerapan

Bagaimana cara Anda mengembangkan hikmat yang sudah Tuhan anugerahkan sehingga membawa Anda kepada kehidupan yang berkembang dan berkualitas?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.