Bagikan artikel ini :

Keep moving forward

Lukas 10:1-12

EKSPRESI PRIBADI

Richard Sterns, presiden World Vision, suatu kali menulis bahwa gereja-gereja Amerika terlihat terlalu mirip dengan Disneyland. Jika kita berada di Disneyland, setelah berada di sisi dalam gerbangnya, segala sesuatu yang kita alami sangat terkendali untuk menyenangkan semua orang. Kita begitu fokus berada di sana dan tidak peduli dengan apa riil ada di luar sekeliling temboknya. Apa yang berada di luar tembok Disneyland adalah sebuah dunia nyata dengan problem riil. Masalah kemacetan. Polusi. Narkoba. Kekerasan. Kriminalitas. Gangster. Terorisme yang selalu mengancam. Di dalam Disneyland, kita seperti berada di negeri dongeng, tetapi di luar temboknya, sebuah dunia dengan masalah besar yang tak terbayangkan.

Sebagai orang Kristen, kita cenderung tergoda untuk melihat dunia dengan cara yang sama. Kita mungkin berpikir bahwa tugas kita adalah untuk mengundang orang-orang masuk ke gereja sebagai taman bermain - untuk menghindari masalah dan kejahatan yang ada di luar sana. Tetapi sesungguhnya tugas kita bukanlah untuk meningkatkan kehadiran di Disneyland. Panggilan kita adalah untuk merubuhkan temboknya dan mengubah dunia yang ada di luar sana. Panggilan gereja adalah untuk terus bergerak maju buat tujuan Tuhan - bukan berhenti di dalam gereja yang nyaman.

Sharingkan apakah menurut Anda benar bahwa gereja menjadi terlalu nyaman dan membuat banyak orang gagal membawa Injil Kristus keluar pintu gereja?

EKSPLORASI FIRMAN

Dalam Lukas 10:1-12, tujuh puluh murid Tuhan Yesus diutus untuk sebuah perjalanan misi singkat. Ini adalah kedua kalinya Tuhan Yesus mengutus murid-muridNya untuk menempuh perjalanan misi tanpa diri-Nya. Bedanya, jika pada kesempatan pertama Tuhan hanya mengutus kedua belas murid terdekat-Nya (9:1-6), kali ini tujuh puluh murid diutus dengan pesan yang serupa. Mereka diutus dengan tujuan jelas, yaitu untuk memberitakan Injil & menghadirkan kuasa Tuhan bagi orang-orang yang membutuhkan.

Mereka diutus, tetapi tidak dibiarkan pergi begitu saja. Para murid berangkat dengan membawa kuasa dan otoritas ilahi untuk mengalahkan pekerjaan roh jahat dan menyembuhkan penyakit. Pengutusan ini sebenarnya bukan sesuatu yang sama sekali baru bagi para murid. Matius menginformasikan bahwa sebelum peristiwa ini Yesus yang telah memerintahkan murid-muridNya untuk berdoa agar Tuhan mengirimkan para pekerja untuk misi-Nya (Mat 9:38). Pengutusan dua belas murid dan kemudian tujuh puluh murid adalah bagaimana para murid diajar untuk menjadi apa yang mereka doakan. Tiba waktunya bagi mereka untuk diutus. Pemuridan yang Tuhan Yesus kerjakan memiliki tujuan yang jelas. Para murid tidak hanya berkumpul untuk belajar dan selamanya menjadi murid, melainkan mereka diperlengkapi untuk terjun ke lapangan menjadi saksi Kristus.

Ada empat pesan Tuhan dalam pengutusan ini.

[1] Pergilah ke tempat yang berbahaya - kepada mereka yang membutuhkan. “Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala” (ay. 3)

[2] Jangan membawa apapun (ay. 8-9). Jangan andalkan apapun yang lain - selain Tuhan saja. Pergi saja! Jangan bawa tongkat. Jangan bawa bekal. Jangan membawa roti. Tidak perlu bawa pakaian selain yang melekat di tubuh. Tuhan yang akan menyediakan segala yang mereka perlu. Mereka hanya membawa iman mereka. Mereka hanya perlu percaya dan mengandalkan Tuhan saja. Pemberitaan Injil sama sekali tidak boleh bergantung pada diri dan kemampuan manusia yang terbatas - tetapi, kuasa ilahi yang diam di dalam diri kita.

[3] Tinggallah dimana engkau diterima (ay. 6-9). Beritakanlah firman kepada mereka yang mau mendengarkan. Perintah ini juga soal bagaimana Tuhan menyediakan kebutuhan setiap mereka melalui tuan rumah yang terbuka menyambut mereka. Mereka harus ingat bahwa mereka tidak bisa memilih kemana mereka pergi. Mereka tidak punya apa-apa - sama seperti seorang pengemis yang tidak memiliki pilihan bagaimana dia ingin hidup. Dengan cara yang sama, Tuhan mencukupkan kebutuhan murid-muridNya melalui tuan rumah yang mau menyambut mereka.

[4] Tinggalkan tempat yang menolakmu (ay. 10-11). "Kebaskan debu dari kakimu" berkaitan dengan kebiasaan orang pada jaman itu. Menunjukkan bahwa seseorang meninggalkan sebuah tempat dengan bersih untuk tidak mencemari tempat kemana ia akan pergi. Ini sebuah pernyataan sikap yang keras untuk menggambarkan bahwa para murid tidak bertanggungjawab atas kedegilan hati mereka. Jangan sakit hati. Jangan malu. Jangan marah.

Pada prinsipnya, Tuhan sendiri mengatakan dengan jelas bahwa akan ada orang yang menerima Injil dan ada yang akan menolaknya. Semua sangat mungkin terjadi. Apa yang harus kita lakukan pergi dan berkeliling mengambil kesempatan untuk berbicara tentang Tuhan - temukan bagaimana orang meresponi kebenaran Tuhan. "Apapun yang terjadi teruslah bergerak. Jangan berhenti untuk Tuhan."Tantangan akan selalu selalu ada, tetapi kita harus senantiasa bergerak dalam iman memberitakan Injil Tuhan. [WOW]

APLIKASI KEHIDUPAN

(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)

Pendalaman

Coba renungkan mana "pintu" yang terbuka dan tertutup bagi Anda (keluarga, kampus, sekolah, lingkungan kerja, dsb.) untuk mensharingkan kebenaran Injil hari ini. Sharingkan mana yang harus Anda tinggalkan dan dimana Anda harus "tinggal" untuk membawa Kristus di sana.

Penerapan

Sharingkan apa yang Anda akan lakukan untuk memberitakan Kristus di "pintu terbuka" Anda.

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.