The Dawn Of Reformation (Fajar Reformasi)
Efesus 4:23; Roma 12:2
BAHAN CARE GROUP
“Reformasi adalah kembalinya doktrin Alkitab yang sehat. Kebangunan rohani adalah praktek dari doktrin yang sehat itu di bawah kuasa Roh Kudus” (Francis Schaeffer, pendeta dan teolog). Reformasi merupakan semangat untuk perubahan yang terus menerus yang harus meliputi segala bidang kehidupan, termasuk dalam hidup keluarga. Setiap anggota keluarga kita perlu selalu terus direformasi, sebagaimana yang dikerjakan Tuhan dalam pikiran, hati dan tindakan. Ketika melihat kembali perjalanan hidup Anda, momen-momen apa yang mendorong terjadinya perubahan? Lalu perubahan jangka panjang apa yang telah terjadi?
EKSPLORASI FIRMAN
Dua bagian dari surat Paulus berikut menjadi dasar renungan kita: Efesus 4:23, “Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu.” Juga Roma 12:2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Keduanya fokus pada pembaharuan pikiran dan pembaharuan tersebut dikerjakan oleh Roh Kudus (bdk. Tit 3:5). Orang percaya harus terus diperbarui dalam pemikiran mereka dengan membiarkan Roh Kudus mengembangkan pikiran Kristus di dalam mereka (bdk. 1 Kor 2:16). Dalam konteks surat Efesus (4:17-18), “pikiran” adalah pikiran jahat orang yang tidak percaya: “Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.” Dan “berubahlah” (Rm 12:2) itu adalah proses bukan satu peristiwa tunggal.
- Kita mempunyai pikiran Kristus
Berkat pembaruan Roh Kudus, orang percaya diubahkan pemikirannya. Dari pikiran yang sia-sia dan pengertian yang gelap serta bodoh (Ef 4:17-18), menjadi pikiran yang diperbarui (ay. 23). Bahkan rasul Paulus berani menegaskan: “Tetapi kami memiliki pikiran Kristus” (1 Kor 2:16b). Ini tidak berarti bahwa orang percaya tahu segala yang diketahui Kristus, tetapi bahwa Roh telah membuka pikiran kita terhadap perspektif-Nya, prioritas-Nya, hati-Nya. Kepada jemaat di Efesus diingatkan: “Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia” (Ef 4:20-21). Kita pun terus perlu mempelajari (ajaran) Kristus dan cita-cita-Nya. “Skandal besar dalam gereja masa kini adalah orang-orang Kristen tanpa pikiran Kristen” (Ken Hudges, pendeta dan penulis). Kita tentu ingat perkataan Yesus dalam Matius 11:29, “belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.” Belajar itu pun seumur hidup. Kita adalah murid-murid Kristus yang harus rajin dan tekun. - Siapkan pikiran kita untuk bertindak
Ungkapan Ibrani: “Ikatlah pinggang pikiranmu.” Sebuah tindakan pilihan pribadi dituntut: menanggalkan manusia lama (Ef. 4:22) dan mengenakan manusia baru (ay. 24). Ada yang melukiskan dengan “menanggalkan pakaian kematian (grave) dan mengenakan pakaian anugerah (grace).” Yang lama menemui kebinasaan, tetapi yang baru telah diciptakan di dalam kebenaran dan kekudusan. Mulai dari ABC (Attitude, Behavior, Character), yakni semua sikap, kelakuan dan watak, perlu dan dapat diubahkan hanya oleh Kristus yang telah menang dan berkuasa atas kematian dan dosa. Lebih lagi, kepada jemaat di Roma, Paulus menegaskan: “Kenakanlah (pada dirimu) Tuhan Yesus Kristus” (Rm 13:14). Juga kepada jemaat di Galatia diingatkan, ”Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan (sifat-sifat) Kristus” (Gal 3:27). Metafora pakaian ini menekankan keputusan untuk terus di dalam Kristus, dan menjadi erat bersatu dengan Kristus. Pembaruan pikiran adalah karya Roh Kudus, bagian kita adalah menyiapkan pikiran kita. - Kita menawan segala pikiran (jahat) menjadi ketaatan kepada Kristus
Keselamatan adalah cuma-cuma, tapi kehidupan Kristen mesti ditandai dengan ketaatan, pelayanan, ibadah, dan ketekunan. Ini adalah tanggung jawab perjanjian (covenant): ada konflik rohani yang terus berlangsung! (Ef 2:2). Peperangan rohani terjadi dengan medan perang utamanya di pikiran. Kunci kemenangan terletak pada Kristus. Manusia lama memiliki segala tabiat, cara berpikir, sikap hidup sebelum bertobat. Ada ciri dan kecenderungan dari kejatuhan manusia dalam Adam. Diubahkan oleh pembaruan pemikiran atau supaya dibarui di dalam sikap dan pemikiran, maka Roh Kudus berkenan melahirbarukan manusia menjadi anak-anak Allah, karena iman di dalam Yesus Kristus. Sejauh mana kita memberi tempat utama kepada Kristus, itulah yang menolong kita mampu menawan pikiran jahat, bahkan membuat kita menjadi taat kepada Kristus. Lagi inilah karya Roh Kudus yang memberi kekuatan dan kemampuan untuk bukan saja bertahan tetapi melawan sampai mampu menawan.
Kita memiliki panutan utama, yaitu Tuhan Yesus Kristus sendiri. Kita punya cita-cita mulia dan tinggi yakni aku ingin menjadi seperti Kristus. Tantangan yang kita hadapi adalah “menjadi serupa dengan dunia” (Rm 12:2). Keserupaan duniawi ini seperti tekanan-tekanan yang terjadi secara lahiriah yang memaksakan diri hingga menghasilkan perubahan. Kita perhatikan di alam sekitar kita, bagaimana panas dan dingin, angin dan hujan membentuk lanskap, hingga mengubah tampilannya. Demikian pikiran kita pun mendapat tekanan, misal dari apa yang kita tonton di TV dan browsing di internet, pada gilirannya akan membentuk pola pikir kita. Kembali meneladan Sang Guru Agung kita, waktu Dia dicobai, Dia merespon dengan mengutip ayat-ayat firman Tuhan. Kita bisa menawan setiap godaan pikiran dengan ketaatan pada firman Tuhan. Fajar reformasi telah merekah, saat kita kembali ke Alkitab, Sola Scriptura. Kiranya jalan kita dalam kebenaran makin terang.(YM)
APLIKASI KEHIDUPAN
(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)
Pendalaman:
Apa makna pembaruan pikiran sebagaimana yang dimaksud oleh Paulus?
Penerapan:
Bagaimana cara Anda menghadapi tekanan dunia yang terus mengintimidasi untuk mengubah kehidupan Anda semakin serupa dengannya?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.