Bagikan artikel ini :

The Path Of The Righteous (Jalan Orang Benar)

Amsal 4:18; Mazmur 92:12

BAHAN CARE GROUP

Life is like a path. Ini merupakan salah satu metafora yang kerap digunakan untuk melukiskan dan mendefinisikan hidup. Jika hidup dianalogikan seperti sebuah jalan, maka hidup bukanlah kumpulan peristiwa acak yang tidak terhubung satu dengan yang lain. Melainkan bersifat utuh, ada keterhubungan satu dengan yang lain menjadi sebuah rangkaian yang namanya kisah hidup. Tentu saja didalamnya melibatkan adanya prinsip yang melandasinya, menuntut perjuangan yang menghabiskan tidak sedikit energi, tidak terhindarkan adanya pelbagai tantangan dengan segala dinamikanya yang harus dihadapi, dsb. Di sisi lain, jalan yang di tempuh setiap orang adalah unik dan tidak selalu sama. Hal ini tidak lepas dari pilihan yang diambil dengan segudang alasan dibaliknya yang mendasarinya.

Jika hidup seperti sebuah jalan, jalan seperti apa yang telah Anda tempuh? Apakah selama ini Anda menempuh jalan yang sama dan populer sebagaimana yang diikuti oleh kebanyakan orang pada umumnya? Atau justru Anda menempuh jalan yang berbeda dan disertai dengan prinsip yang berbeda dengan orang pada umumnya? Kiranya ini menjadi bahan refleksi pribadi untuk mengenali jalan hidup yang selama ini telah di tempuh.

EKSPLORASI FIRMAN

Salomo melukiskan dengan sangat indah gambaran jalan hidup orang benar. Sebuah jalan yang diselimuti dan dipenuhi oleh cahaya yang menerangi setiap langkah hidupnya. Bagaikan cahaya fajar yang bersinar redup di pagi hari dan semakin terik menuju kemegahan siang hari. Hal ini kontras dengan jalan hidup orang fasik yang dilukiskan sebagai jalan yang gelap, suram dan berbahaya. Hidupnya dikuasai dan tersandung oleh kecenderungan jahat tanpa daya melepaskan dari jeratnya dan tanpa menyadari bahwa dirinya ada dalam bahaya. Jalan dan pola hidup demikian harus dijauhi dan tidak pernah kompatibel dengan kehidupan orang benar.

Jalan hidup yang sarat pengharapan

Jalan orang benar tidak hanya dipenuhi oleh cahaya yang membuatnya menjadi terang benderang tetapi semakin terang. Jadi bukan hanya konsisten selalu ada di dalam terang tetapi terjadi sebuah lonjakan progresif dimana intensitas terang itu semakin bertambah terang, hingga puncaknya di siang hari bolong, dimana terang itu tepat ada di atas kepalanya. Terang itu benar-benar sempurna. Sama sekali tidak ada kegelapan malam yang tersisa yang terusir sepenuhnya ditelan oleh terang tersebut di dalam kepenuhannya. Ini adalah gambaran kehidupan yang sarat dengan pengharapan yang pasti. Sebuha perjalanan hidup yang progresif di dalam terang Ilahi. Namun bukan berarti kehidupan orang benar terbebas sama sekali dari tantangan dan badai, sehingga jalan yang di tempuh mulus dan lurus seumpama jalan tol. Hambatan, awan mendung kehidupan dan jalan di lembah kelam, pastinya selalu ada. Tetapi semua itu tidak akan pernah bisa menelan kehidupannya sehingga menjadi suram. Sebab terang tidak akan pernah mampu dikalahkan dan ditelan oleh suramnya kegelapan. Ketika diperhadapkan dengan saat-saat sulit, ia tidak jatuh tergeletak di dalam keputusasaan tetapi bangkit kembali karena tangan Tuhan menopang hidupnya dimana ia dapat memaknai apa yang dialaminya berdasarkan terang persfektif-Nya (Ams 24:16; Mzm 37:24). Ia melihat dengan jelas bahwa Allah bukan sekadar berkarya menggenapi rencana-Nya yang mendatangkan kebaikan lewat kesulitan (Rm 8:28), juga tidak pernah absen untuk selalu ‘hadir’ dalam setiap langkah hidupnya, setiap saat, bahkan di musim kehidupan yang paling buruk sekalipun. Langkah hidupnya benar-benar terang benderang dan jelas, ada dalam penyertaan Allah yang pada akhirnya membawa dirinya menuju kemuliaan kekal yang sempurna. Disanalah ia menikmati puncak dari kemegahan terang. Itulah ujung dari kehidupan orang benar. Prospek hidupnya cerah. Kehidupnnya selalu berdenyut dengan optimis dan antusias oleh karena di gerakkan oleh pengharapan yang pasti. Perjalanan hidup yang ditempuhnya penuh dengan makna. Bukan berjalan di atas trademill, yang monoton, tanpa arah dan makna, serta membosankan.

Jalan hidup yang dikendalikan oleh hikmat Allah

Orang benar disebut pula sebagai orang yang berhikmat. Jalan hidupnya didasarkan bukan pada keinginan dan seleranya sendiri, ide dan hikmatnya sendiri, mengikuti pola dan kebiasaan orang-orang pada umumnya, tetapi dikendalikan oleh hikmat Allah. Itulah jalan orang benar, hidupnya berjalan dalam jalan yang lurus, selaras dengan apa yang Allah mau (ay. 11). Ia menjadikan firman Allah sebagai kompas dan pedoman kemana ia harus melangkah. Pemazmur melukiskan firman Tuhan sebagai pelita yang menerangi perjalanan hidup selangkah demi selangkah (Mzm 119:105). Seperti lampu depan mobil yang menyorot jalan di depan yang gelap dalam jarak dekat. Cahaya lampu itulah yang memandu perjalanan melintasi perjalanan yang gelap hingga ke tempat tujuan. Demikian orang benar, hidupnya bergantung penuh kepada firman Tuhan dan mempercayakan seluruh hidupnya kepada pimpinannya, sehari demi sehari, seumur hidupnya. Ia tidak hanya memastikan bahwa setiap keputusan, tindakan, pikiran, langkah kakinya in line dengan firman Tuhan, melainkan pula mengevaluasi dan mengoreksi hidupnya berdasarkan terang firman Tuhan. Sehingga tidak ada kedalaman dari hidupnya yang tidak tersentuh dan tertembus oleh cahaya terang dari firman Tuhan dan membiarkannya tetap gelap. Setiap orang tentunya memiliki sisi gelap dari kehidupannya. Bahkan berdamai realitas gelapnya itu sebagai hal yang lumrah. Tetapi tidak dengan orang benar. Ia berani menanggalkan dan meninggalkan sisi gelapnya itu demi hidup seturut dengan kehendak Allah. Dan ia tidak akan pernah mau kembali tersandung dan jatuh ke lubang yang sama, karena firman Tuhan telah membuatnya menjadi semakin jelas. Sebab saat firman Tuhan terus dibiarkan menerangi kegelapannya, firman tersebut membongkar, menghukum dan membebaskannya.

Orang benar akan berjalan dalam hikmat Allah. Dengan demikian, perjalanan hidupnya adalah langkah ketaatan kepada kebenaran yang Allah nyatakan lewat firman-Nya. Hal itu tampak jelas dari kehidupan yang tampilkannya. Bagaimana firman Tuhan mengendalikan dan menata seluruh aspek hidupnya tanpa terkecuali. Sehingga kehidupannya bertumbuh kuat, segar dan berbuah lebat seperti seperti pohon yang “ditanam di tepi aliran air” (Mzm 1:3), seiring dengan berjalannya waktu.[DA]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Kehidupan seperti apa yang seharusnya ditampilkan orang percaya, yang dikatakan jalan hidupnya berada di jalan yang semakin terang?

Penerapan

Hambatan apa yang dapat kita temui saat kita berkomitmen menjalani hidup dalam terang firman Tuhan? Bagaimana Anda menghadapinya?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.