Bagikan artikel ini :

The Time Of God's Favor (Waktu Perkenanan Tuhan)

2 KORINTUS 5:11-6:2

EKSPRESI PRIBADI

Anton sedang mengemudikan mobilnya melewati jalan menuju ke desa ketika hujan sedang turun deras. Ia melihat seorang petani tua sedang berdiri di luar dan mengamati rumahnya yang rusak. Anton menghentikan mobilnya dan bertanya, “Apa yang sedang terjadi pak?” “Atap rumah saya bocor dan kini sudah rusak sama sekali,” jawab sang petani. “Mengapa bapak tidak memperbaikinya sejak dulu sebelum hujan?” tanya Anton. “Ya, saya pikir ketika cuaca cerah, tidak ada masalah dengan rumah saya, tetapi begitu hujan turun, sudah terlambat untuk memperbaikinya” jawab sang petani. Demikian juga banyak orang menunda waktu untuk mengerjakan hal-hal yang terpenting dalam hidupnya, akhirnya menyesal karena sudah terlambat. Ada yang berkata, “Suatu hari saya pasti bertobat, tetapi bukan sekarang. Saya akan berhenti berbuat dosa, menerima Kristus dan hidup bagi-Nya.” Namun tiba-tiba maut menjemputnya. Ingat, hidup kita singkat, dibatasi waktu. Ada waktu lahir, waktu hidup dan ada waktu kita mati. Kita tidak pernah tahu kapan kematian itu datang menjemput, dimana kita akan bertemu dengan Tuhan, Pencipta kita untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan kita. Karena itu, jangan sia-siakan waktu atau kesempatan yang Tuhan berikan untuk merespons berita Injil. Apa yang menyebabkan seseorang menunda waktu untuk merespons berita Injil, bertobat dan beriman kepada Kristus? Diskusikan dalam CG Anda!

EKSPLORASI FIRMAN

Dalam 2 Korintus 5:11-6:2, Rasul Paulus sedang membahas tentang berita perdamaian sejati di dalam Yesus Kristus. Ia menasihati orang-orang di Korintus agar jangan menyia-nyiakan berita kasih karunia yang telah mereka dengar. Kasih karunia yang dimaksudkan adalah Injil atau kabar baik tentang pengampunan dosa dan keselamatan di dalam Kristus. Paulus tidak ingin anugerah tersebut menjadi sia-sia karena adanya respons negatif (ketidakpercayaan) dari sebagian orang Korintus terhadap Injil. Sebab mereka mulai merendahkan Paulus dan meragukan Injil Kristus, karena terpengaruh guru-guru palsu dari kalangan orang Yahudi yang menentang Paulus. Padahal waktu yang Allah berikan bagi orang berdosa untuk bertobat tidak boleh ditunda dan disia-siakan. Bagaimana kita menggunakan waktu perkenanan Allah agar tidak membuat sia-sia kasih karunia-Nya?

Pertama, kita harus hidup dalam perdamaian dengan Allah. Pentingnya kita berdamai dengan Allah bukan karena Dia jahat atau memusuhi manusia, tetapi karena semua orang sudah berbuat dosa dan upah dosa adalah maut (Rm. 3:23; 6:23). Hanya Yesus Kristus yang sanggup menghapus dosa kita (Yoh. 1:29; Ibr. 9:26). Karena Darah-Nya tercurah di salib menjadi korban perdamaian yang sempurna, telah memulihkan relasi kita dengan Allah yang tadinya bermusuhan, kini berdamai kembali (Rm. 5:18-19; Ibr. 10:5-10; 1Ptr. 1:18-19). Paulus menegaskan, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (ayat 21). Artinya, ketika kita percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, telah terjadi sebuah pertukaran (exchange) atau penggantian (substitution) posisi. Dimana dosa kita ditukar/diganti dengan kebenaran Kristus; dosa kita ditumpahkan kepada Kristus pada saat penyaliban, sebaliknya kebenaran-Nya diimpartasikan/ditanamkan kepada kita pada saat kita berpaling kepada-Nya. Karena itu, sebelum terlambat, dimana kita akan berdiri didepan takhta pengadilan Kristus untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita (ayat 9-10), sekarang berikan dirimu diperdamaikan dengan Allah (ay. 20), supaya kasih karunia-Nya tidak menjadi sia-sia bagi kita.

Kedua, kita harus hidup sebagai manusia ciptaan baru. Banyak “orang Kristen” memandang rendah karya Kristus di kayu salib. Terbukti dari cara hidup mereka yang masih berkompromi dengan dosa, egois, sombong, kikir, amoral, perselisihan dan ikut terbawa arus dunia (1Kor. 3:1-4; 5:1-6:20). Mereka tidak hidup di dalam disiplin rohani, penyangkalan diri, memikul salib dan mengikut Kristus (Luk. 9:23). Karena itu, Paulus mengingatkan jemaat bahwa mereka sudah lahir baru (born again; Yunani: palingenesia), artinya Roh Kudus bekerja secara langsung dan supranatural di hati manusia, mengubah yang mati rohani menjadi hidup kembali dan menanamkan prinsip-rinsip hidup yang baru. Buah dari kelahiran baru adalah manusia ciptaan baru dan Paulus ingin jemaat hidup di dalam status ciptaan baru tersebut (ayat 17). Kata “baru” (Yunani: kaine atau kainos), artinya sesuatu yang sudah ada tapi dijadikan baru, berdasarkan kualitas. Manusia “ciptaan baru” lebih menunjuk kepada perubahan internal, yaitu: sikap, tabiat, intelektual, emosi dan moral yang dimanifestasikan dalam perbuatan. Perubahan radikal ini disaksikan oleh Paulus di ayat 14-16, dimana dulu dia hidup menurut nafsu daging, memusuhi Kristus dan menganiaya jemaat-Nya, tapi kini setelah lahir baru, dia ditransformasi menjadi manusia baru yang mengasihi Tuhan dan rela mati bagi-Nya. Mari hidup sesuai dengan status kita yang baru dengan menanggalkan perbuatan-perbuatan dosa dan hidup dalam perbuatan-perbuatan terang atau kebenaran dengan pertolongan Roh Kudus.

Ketiga, kita harus hidup untuk melayani Tuhan.Jadi kami ini adalah utusan Kristus…” (ayat 20). Kata “utusan atau duta” dalam istilah Yunani “presbeutes”, artinya seorang yang diutus kaisar dan bertanggung jawab untuk membawa masuk orang-orang dari daerah yang ditaklukkan ke dalam keluarga kekaisaran Romawi. Dengan ini, Paulus menyatakan dirinya adalah utusan Kristus yang pergi memberitakan Injil dan membawa orang berdosa masuk ke dalam kerajaan Allah. Dia rela melayani Tuhan sekalipun ditengah tantangan, penderitaan dan ancaman kematian karena termotivasi oleh kasih Kristus (ayat 14-15). Kebenaran ini mengingatkan kita bahwa tujuan kita diselamatkan bukan hanya sekedar untuk masuk surga, tapi hidup total bagi Tuhan. Melakukan agenda-Nya, bukan agenda sendiri, memuliakan Tuhan, bukan diri sendiri dan memberitakan Injil (ayat 18). Marilah kita saling melayani, menghibur, menguatkan dan membantu, khususnya mereka yang kekurangan serta memberitakan Injil kepada mereka yang terhilang. Gunakanlah waktu perkenanan Allah dengan hidup berdamai dengan-Nya, hidup sebagai manusia ciptaan baru dan hidup untuk melayani Tuhan.[SL]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Mengapa Rasul Paulus mendesak jemaat di Korintus agar tidak membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah yang sudah mereka terima?

Penerapan

Dalam konteks Covid-19, dimana banyak orang menderita dan berduka, maukah Anda diutus Kristus untuk melayani mereka sesuai dengan kemampuan dan profesi Anda? Apa langkah konkrit yang Anda akan lakukan bagi mereka?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.