Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Truth: Regeneration through Gospel-Centered Teaching (Kebenaran: Regenerasi lewat Pengajaran Berpusat Injil)

2 Timotius 4:1-5; Yeremia 23:28-29

EKSPRESI PRIBADI

Seperti apa khotbah yang Anda sukai? Jawaban yang kita dengar dari pertanyaan ini dapat sangat beragam. Ada pengkhotbah-pengkhotbah yang digemari, karena kalau khotbah dalem banget, bisa mengupas satu demi satu firman. Ada juga yang menyukai khotbah yang menampilkan hal-hal yang baru dan menarik. Juga ada yang menyukai khotbah, di mana sang pengkhotbah gayanya tidak meledak-ledak, tetapi sangat tajam. Tidak ketinggalan, beberapa orang menyukai khotbah yang penuh humor, yang bisa membuat Anda tertawa terpingkal-pingkal. Mungkin masih ada alasan-alasan yang bisa kita kemukakan. Menurut Anda khotbah seperti apa yang penting untuk jemaat Tuhan? Diskusikan dengan anggota CG Anda!

EKSPLORASI FIRMAN

Paulus dalam surat terakhirnya ini, dia mengatakan sesuatu yang begitu penting, dia sampai mengatakan (2Tim.4:1) Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya. Ada sebuah keterdesakan yang harus sungguh-sungguh diperhatikan oleh Timotius sebagai pelayan Tuhan, juga untuk gereja Tuhan, terutama yang berkaitan dengan firman Tuhan

 

  1. Firman harus menjadi sumber satu-satunya pemberitaan

Paulus berkata ‘Beritakanlah firman’ (2Tim.4:2a). Singkat, tetapi sangat jelas, bahwa sumber satu-satunya dari pemberitaan Timotius adalah firman, waktu Timotius berkhotbah, dia harus mengkhotbahkan firman. Bukan tentang pemikiran atau pendapat pribadi, semuanya harus berdasarkan firman Tuhan. Di bagian sebelumnya dijelaskan mengapa firman Tuhan itu yang harus menjadi sumber utama dan harus terus diberitakan (2Tim.3:16) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Sebab firman itu adalah dari Allah sendiri, sehingga firmanlah yang menjadi dasar hidup dan arah dari orang percaya.

Dunia kita dibanjiri dengan berbagai pendapat dan tontonan, begitu banyak hal yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, dari yang tersamar sampai yang terang-terangan. Maka hidup orang percaya bukanlah digerakkan oleh kebenaran pribadi yang subjektif, tetapi haruslah hidup berdasarkan firman dan digerakkan oleh firman itu sendiri.

 

  1. Firman harus tetap diberitakan dalam segala situasi

Bukan tentang pemberitaan firman saja yang penting, tetapi tentang waktunya juga. Paulus mengatakan (2Tim.4:2b) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya. Dengan kata lain firman itu harus diberitakan selalu, apa pun keadaannya, firman tetap harus diberitakan. Paulus sudah mengatakan kepada Timotius, dia akan menghadapi situasi yang sangat sulit, di mana orang-orang tidak mau mendengar akan firman, mereka akan menolaknya, sebaliknya mereka akan membuka telinga pada hal-hal yang mereka senangi saja (2Tim.4:3-4). Bayangkan betapa sulitnya seorang pengkhotbah, ketika orang-orang justru tidak akan mendengarkannya, karena memilih mendengar yang dapat memuaskan mereka.

Sebetulnya situasi dunia ini sering tidak ideal untuk memberitakan firman, di masa lalu pun demikian (Yer.5:31a) Para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan sewenang-wenang, dan umat-Ku menyukai yang demikian! Orang percaya jangan mengikuti firman berdasarkan suasana hati, tetapi dalam segala situasi firman itu harus dihidupi. Dengarlah firman dengan benar, jangan hanya ‘jajan khotbah’ untuk menyenangkan telingamu, tetapi tidak pernah melakukannya. Dengarlah firman yang benar dan hidupi itu.

 

  1. Firman harus menyatakan kebenaran dengan kasih

Paulus menyatakan ketika firman itu diberitakan dalam segala situasi, maka pemberitaan itu haruslah tetap menyatakan kebenaran dengan kasih. Selengkapnya di 2 Tim.4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Waktu firman itu diberitakan, bukan dengan maksud memanjakan telinga jemaat, tetapi tetap harus menyatakan kebenaran, bahkan ketika firman itu menegor dengan keras. Paulus juga menyadari, ada orang-orang yang tidak berubah hidupnya oleh sebuah khotbah, maka dia mengatakan bukan hanya menegor, tetapi menasihati dengan segala kesabaran dan pengajaran. Firman itu diwujudkan dalam pembimbingan dalam jangka waktu yang bisa begitu panjang untuk seseorang, inilah perlunya komunitas yang sehat di dalam firman yang saling membangun.

Waktu kita mendengarkan firman berdoalah untuk firman itu mengubahkan kita, jangan baper dan berkata “pengkhotbah itu mengincar saya”, namun ketika itu mengena pada hati kita, dengan kerendahan hati berubahlah dalam pertolongan Roh Kudus. Jangan biarkan Anda mendengar firman begitu banyak setiap minggunya di kebaktian, di Youtube, di media sosial lainnya, tetapi hidupmu tidak pernah berubah. (RR)

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Mengapa berkhotbah sesuai dengan firman Tuhan dan mendengarkan firman Tuhan itu adalah hal yang paling penting dalam hidup pengkhotbah / orang percaya?

Penerapan

Sikap salah apa yang sering Anda lakukan ketika mendengarkan khotbah? Komitmen apa yang mau Anda ambil sekarang saat mendengarkan khotbah?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.