Bagikan artikel ini :

Extra mile

"Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil." (Matius 5:41)

Alkitab berbahasa Inggris versi NIV menyatukan ayat 38-42 menjadi satu kesatuan dengan judul "An Eye for an Eye". Artinya pada waktu pembahasan tema di atas (fokus pada ayat 41) maka tidak bisa dilepaskan dari ayat-ayat yang lainnya.Leith Anderson membahasakan ayat-ayat tersebut sebagai berikut, "Ada pepatah kuno lain yang berbunyi: mata ganti mata; gigi ganti gigi. Janganlah terlalu berkeinginan untuk membalas. Jika seseorang menampar wajahmu, janganlah membalasnya, meskipun engkau mungkin harus membiarkannya menampar sisi wajahmu yang lain. Jika seseorang mengingini bajumu, serahkanlah padanya – berikanlah bajumu yang lain agar kamu semakin murah hati. Dan, jika seseorang memaksamu berjalan 1 mil (1.6 km), berjalanlah 2 mil (3.2 km) dengannya. Jadilah murah hati. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam darimu." F. F. Bruce mengomentari, "Perkataan-perkataan tersebut keras, dalam arti bahwa perkataan tersebut menetapkan sebuah tindakan yang tidak lazim bagi kita."

Ayat-ayat di atas adalah contoh-contoh yang dipakai oleh Tuhan Yesus untuk menunjukkan bahwa cara hidup Kerajaan Allah lebih dalam tuntutannya daripada apa yang dikatakan hukum Musa, "Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi." Hal ini memang dipaparkan dalam undang-undang hukum Israel yang paling awal (Keluaran 21:24). Dan saat pertama kali dicanangkan, hal ini merupakan sebuah langkah maju yang besar, karena mengetengahkan batasan yang ketat dalam pembalasan dendam seseorang. Hukum ini menggantikan sebuah sistem yang lebih tua mengenai keadilan. Menurut sistem itu, jikalau seorang anggota dari suku X melukai seorang anggota dari suku Y, maka suku Y wajib membalas dendam kepada suku X. Sistem ini dengan cepat mengakibatkan penumpahan darah di antara kedua suku dan berakhir dengan penderitaan yang jauh lebih hebat daripada luka yang mula-mula. Tetapi di dalam undang-undang hukum Israel terjalin sebuah prinsip tentang pembalasan yang akurat: satu mata, dan tidak lebih, ganti satu mata; satu nyawa, dan tidak lebih, ganti satu nyawa. Jika kehormatan yang terluka dibalaskan dengan ganti rugi yang begitu tepat dan sebanding, maka hidup tidak lagi penuh bahaya.

Tetapi sekarang Tuhan Yesus membuat langkah yang lebih maju lagi, "Jangan membalas." Jangan menyimpan roh kebencian; bila seseorang melukai kamu atau membuat kamu tidak nyaman, tunjukkan bahwa kamu menguasai keadaan dengan melakukan sesuatu yang menguntungkan dia. Jika seseorang meminta kamu (dibawah tekanan) untuk membawa beban sekian jauh– jika kamu sudah mencapai batas dari jarak yang ditentukan, kamu seorang merdeka kembali; maka kamu boleh berkata, "Jika engkau ingin agar beban ini lebih jauh, dengan senang hati saya mau melakukannya untukmu." Inisiatif ada pada kamu.

Berdasarkan prinsip di atas, sebetulnya yang Tuhan minta dari kita melakukan sesuatu lebih dari biasa atau melampaui apa yang wajar. Sebab, "Jika kamu hanya sanggup mengasihi orang yang mengasihi kamu, apa bedanya kamu dengan orang berdosa? Mereka juga melakukan hal yang sama. Jika kamu hanya sanggup berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepadamu, apa bedanya kamu dengan orang berdosa? Mereka juga melakukan hal yang sama."

Dua contoh berikut akan membuat kita mengerti. Pertama, pada 13 Mei 1981, Paus Yohanes Paulus II hampir tewas ketika ditembak oleh Mehmet Ali Ağca, seorang ekstremis Turki, kala masuk Lapangan Santo Petrus untuk bertemu umat. Ağca akhirnya dihukum penjara seumur hidup.Dua hari setelah Natal, pada 27 Desember 1983, Paus menjenguk Ali Ağca di penjara. Keduanya bercakap-cakap beberapa lama. Setelah pertemuan ini, Paus kemudian berkata: "Apa yang kita bicarakan harus merupakan rahasia antara dia dan saya. Ketika berbicara dengannya saya anggap ia adalah seorang saudara yang sudah saya ampuni dan saya percayai sepenuhnya."Kedua, sebuah artikel kepemimpinan mencatat beberapa tip untuk memiliki etos kerja yang baik saat bekerja. Salah satunya adalah lakukan lebih dari apa yang seharusnya. "Sebagai orang Kristen, kita dituntut untuk berani tampil beda lewat pikiran, perkataan, dan perbuatan kita. Dalam mengerjakan pekerjaan apa pun juga, kita harus memiliki standar yang lebih baik dan lebih tinggi daripada yang seharusnya.Misalnya, kalau kita bisa mengerjakan pekerjaan itu pada level terbaik kita, mengapa kita mengerjakannya dengan standar yang biasa saja? Prinsip utama yang harus kita pegang saat bekerja adalah mengerjakan pekerjaan dengan baik bukan untuk mendapat pujian dan penghargaan, bukan pula agar kita merasa nyaman dengan diri sendiri.Kualitas pekerjaan yang kita lakukan harus dengan kualitas kerja terbaik."

Perikop ini merupakan bagian dari khotbah di bukit. Mengajarkan bagaimana kita sebagai orang kristen hidup di dunia ini. B. J. Boland mengatakan, "Pengajaran ini bercorak revolusioner dan radikal." Tidak begitu saja dapat kita laksanakan. Sering perintah-perintah itu harus dipertimbangkan dengan saksama. Membuat kita harus mengaku di hadapan Tuhan bahwa kita tidak mampu. Tetapi syukur karena Dia yang mengucapkan khotbah ini sudah melakukannya. Maka dengan jatuh bangun kita boleh mencoba hidup sebagai murid-murid-Nya dengan bersandar hanya pada-Nya. Apa yang harus kita lakukan? Menyelaraskan pikiran kita dengan pikiran-Nya. Dan bila pertimbangan yang saksama itu diambil sesuai dengan pikiran Kristus, maka tindakan yang dihasilkan akan sesuai dengan cara Kristus. *** [AA]