Bagikan artikel ini :

Kemuliaan kepada Allah

Kemuliaan

Alkitab menggambarkan kemuliaan sebagai suatu kualitas yang berkenaan dengan Allah dan tempat hadirat-Nya, termasuk tempat-tempat penyembahan dan surga. Kemuliaan Allah adalah sebuah gambaran tentang kebesaran dan transendensi-Nya, dan itu diasosiasikan dengan aspek-aspek besar pengalaman di bumi, misalnya dengan matahari dan bulan (Mzm. 19:2) sebagai ganti sebuah tanah lapang, atau dengan badai guruh yang dahsyat (Mzm. 29:3, 9) sebagai ganti hujan rintik-rintik. Berjumpa dengan kemuliaan Allah selalu mendatangkan rasa takjub, kagum, dan takut.

Shekinah adalah gambaran kemuliaan Allah yang kelihatan dalam Kemah Suci maupun dalam Bait Suci. Ketika Kemah Suci dipersembahkan, sebuah awankemuliaan menudungi kemah itu dan kemuliaan Allah memenuhinya, kemudian tampak sebagai tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari dalam pengembaraan Israel di padang (Kel. 40:34-38). Satu peristiwa yang serupa menyertai upacara persembahan Bait Suci (2Taw. 7:1-3), di mana kemuliaan Allah terlihat jelas. Ketika Musa menjumpai kemuliaan Allah di Gunung Sinai, manifestasi yang kelihatan adalah sebuah awan yang menudungi gunung dan kemilau cahaya "sebagai api yang menghanguskan" (Kel. 24:16-17). Ketika Musa meminta agar dapat melihat kemuliaan Allah, kemuliaan-Nya begitu dahsyat sehingga Allah harus menudungi dia agar tidak terkena dampak yang sepenuhnya (Kel. 33:18-23). Ketika Yesaya dan Yehezkiel secara individual berjumpa dengan kemuliaan Allah dalam penglihatan mereka, mereka merasa kecil dan tidak layak (Yes. 6:5; Yeh. 1:28). Kemuliaan Allah dalam pengertian tertentu dapat dikomunikasikan oleh orang-orang yang telah melihatnya, wajah Musa bercahaya apabila ia telah berbicara dengan Allah (Kel. 34:29-35).

Kemuliaan adalah sebuah gambaran yang terkemuka dalam eskatologi PL, ketika para nabi menubuatkan satu hari yang baru suatu waktu di mana "kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama" (Yes. 40:5). Bangsa-bangsa akan membanjiri Yerusalem karena "Tuhan terbit" atas kota itu dan "kemuliaan-Nya menjadi nyata" di sana (Yes. 60:2). Semua orang akan datang ke Yerusalem untuk "menghirup dan menikmati dari dadanya yang bernas" (Yes. 66:11). Penyataan eskatologis tentang kemuliaan menyebabkan serangkaian transformasi yang tiada taranya - transformasi hubungan-hubungan manusia, masyarakat luas, hati manusia dan bahkan seluruh dunia.

PB dengan gamblang menyatakan Tuhan Yesus sebagai kemuliaan. Kemuliaan meliputi silsilah ilahi yang diberikan Yohanes bagi Yesus pada permulaan lnjilnya, "Kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagal Anak Tunggal Bapa" (Yoh. 1:14). Saat kelahiran Yesus, "kemuliaan Tuhan bersinar meliputi" para gembala (Luk. 2:9) dan bala tentara malaikat menyerukan, "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi" (Luk. 2:14). Walaupun kata kemuliaan secara spesifik tidak terdapat dalam cerita tentang Yesus di Gunung Kemuliaan, tetapi kemuliaan Kristus tampak secara dahsyat di sana. Kebangkitan-Nya adalah sebuah contoh kemuliaan (Luk. 24:26; Rm. 6:4; 1Ptr. 1:21), demikian juga keangkatan-Nya (1Tim. 3:16). Paulus menyebut Yesus "Tuhan yang mulia" (1Kor. 2:8) dan berbicara tentang "kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus" (2Kor. 4:6). Ketika Stefanus yang sekarat memandang ke langit, ia melihat "kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah" (Kis. 7:55).

Penglihatan eskatologis PB sama dengan PL dalam hal tekanan pada motif kemuliaan yang akan datang. Kristus sendiri akan datang "dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia" (Mat. 25:31; bdk. Mrk. 8:38; 13:26). Namun, tekanan dalam perikop-perikop eskatologis PB adalah bahwa orang-orang beriman akan berada dalam kemuliaan bersama dengan Kristus. Petrus berbicara tentang mendapat "bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak" (1Ptr. 5:1) dan tentang orang-orang beriman yang telah menderita yang dipulihkan Allah "yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal" (1Ptr. 5:10). Penderitaan kehidupan ini, tulis Paulus, "mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan" (2Kor. 4:17-18). "Kristus ada di tengah-tengah kamu" adalah "pengharapan akan kemuliaan" (Kol. 1:27), dan ketika Kristus menyatakan diri-Nya, "kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan" (Kol. 3:4).

Soli Deo Gloria

Kata Latin Soli berarti "sendiri" atau "hanya", dan frasa Deogloria berarti "kemuliaan Allah".Soli Deo gloria berarti "hanya untuk kemuliaan Allah". Soli Deo gloria adalah salah satu doktrin penting yang ditekankan selama Reformasi Protestan, memisahkan Injil Alkitab dari kepercayaan yang salah.

Soli Deo gloria merujuk pada keselamatan kita di dalam Kristus. Ketika para reformator berbicara tentang keselamatan kita "hanya untuk kemuliaan Allah," mereka menekankan kasih karunia Allah, keselamatan adalah anugerah, bukan pekerjaan kita (Ef. 2:8-9).Tidak ada ruang untuk kemuliaan manusia dalam rencana keselamatan Allah. Kemuliaan hanya milik Tuhan. Keselamatan orang berdosa adalah ide Tuhan, pencapaian keselamatan itu adalah pekerjaan Tuhan, pemberian keselamatan itu adalah rahmat Tuhan, dan pemenuhan keselamatan itu adalah janji Tuhan. Dari awal hingga akhir, "Keselamatan adalah milik TUHAN" (Maz. 3:8; Wah. 7:10).

Hanya kepada Allah

Komposer Jerman Johann Sebastian Bach (1685-1750) memahami bahwa musik adalah hadiah dari Tuhan untuk digunakan bagi kemuliaan Tuhan, di bawah semua komposisi musik sakralnya, Bach menulis inisial SDG - Soli Deo Gloria. Dalam penglihatannya tentang surga, rasul Yohanes melihat kedua puluh empat tua-tua itu jatuh di hadapan-Nya yang duduk di atas takhta dan menyembah dia yang hidup untuk selama-lamanya. Mereka meletakkan mahkota mereka di depan takhta dan berkata, "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa" (Wah. 4:10-11). Bahkan para tua-tua surga tidak mempertahankan mahkota mereka; mereka memberikan kemuliaan di mana kemuliaan seharusnya - hanya kepada Allah. [Ar2]

Sumber: Kamus Gambaran Alkitab, ed., Leland Ryken, James C. Wilhoit, Tremper Longman III, "Mulia, Kemuliaan" (Surabaya: Momentum, 2011), hal. 706-707. www.gotquestions.org. (AA)