Bagikan artikel ini :

Magnificat: nyanyian kemuliaan bagi Allah

LAWATAN YANG AJAIB

"Magnificat" (bahasa Latin), berbicara tentang perbuatan ajaib dari Allah yang harus dipermuliakan. Ajaib, Karena Allah didalam pribadi Tuhan Yesus, melakukan tindakan "incognito", yaitu: Allah melawat manusia, dengan cara "menyamar" menjadi manusia. Menarik! Istilah "menyamar", dikonsep Injil Yohanes 1:14 dijelaskan dengan penyataan"menjadi manusia." Didalam bahasa teologia, disebut inkarnasi.

"Inkarnasi" barasal dari bahasa Latin "incarnatio" yang terdiri dari 2 kata, yaitu: in, yang artinya masuk ke dalam; dan caro/carnis, yang artinya daging. Ini bukan tindakan yang mengada-ada, aneh, nyeleneh, sembrono, apalagi mitos; tapi menunjuk kepada tindakan yang "radikal" – diluar "pakem" apapun, yaitu: Anak Allah Yang Maha Tinggi "di kandung" dan "dilahirkan" menjadi manusia (Yoh 1:23, 1 Tim 3:16 bnd pengakuan Legion di Mrk 5:7)

Tidak ada rasionalitas dan pemikiran manusia yang sanggup memahami, menerima, menelaah dan memberikan penjelasan yang memadahi, karena melampuai rasionalitas dan pemikiran manusia yang sangat terbatas dan berdosa; hanya dapat di- "AMINI" , melalui Iman.

KEBODOHAN YANG MEMBINGUNGKAN

Siapa yang sesungguhnya bodoh dan membingungkan? Jawabannya adalah manusia bukan Allah. Salah satu esensi dosa adalah menciptakan kebodohan; yaitu kebenaran inkarnasi ditutupi! Tidak hanya ditutupi, tapi diselewengkan, ditolak dan diganti oleh yang lain dan dianggap benar. Membingungkan bukan? Inilah usaha dari Setan, dosa dan dunia, didalam menciptakan kebodohan dan kebingungan dimana-mana.

Kebodohan dan kebingunan, "menyeruduk" masuk dalam kehidupan manusia, lewat penolakan Natal. Dari yang paling rendah kadarnya, yaitu: Tidak boleh memberi salam Natal, hadirnya sinterklas, dan pohon Natal; menengah kadarnya, yaitu: Natal bukan pada bulan Desember tapi Maret, perayaan kelahiran dewa matahari; sampai tinggi kadarnya yang berbahaya secara doktrinal, yaitu meragukan kelahiran Allah menjadi manusia. Semua ini adalah sebuah usaha secara sistematik, terstuktur dan masif untuk meruntuhkan dan menghancurkan karya Natal Allah.

Pemikiran sederhananya, kalau Natal tidak diterima atau ditolak; itu sama saja dengan sengaja menutup jalan keselamatan yang Allah sediakan. Alangkah bodoh dan mengerikan, kalau manusia dengan kekuatan dan usahanya sendiri beranggapan, dapat mencari dan menemukan keselamatan. Pasti tidak bisa! Karena Posisinya sangatlah jelas, yaitu kondisi manusia yang

berdosa! Bagaimana caranya, didalam keberdosaannya, manusia bisa mengerjakan keselamatan? (Maz 14:1-3 bnd Rom 3:9-20). Inilah bukti "arogansi" kerohanian dan agama orang berdosa!

KEPASTIAN KEBENARAN

Kepastian kebenaran dari "magnificat", pada kontek pujian Maria di Lukas 1:46-55 adalah berkenaan dengan: Jiwaku memuliakan Tuhan (ay 46). Ini artinya ada pengalaman rohani secara personal. Penekanannya pada "Memuliakan". Istilah Yunani "megalynei" mempunyai pengertian: Keagungan dan Kebesaran Tuhan. Inilah sebabnya Dia layak dan patut dimuliakan tidak hanya oleh Maria saja tetapi oleh setiap manusia yang adalah "Gambar" Allah sendiri ( Kej 1:26, band Maz 8:6-7; Kol 3:10)

Kalau diteliti lebih mendalam dan mendetil; maka "Magnificat" ini mengungkapkan beberapa kebenaran teologis yang sangat luar biasa indah dan menyentuh, yaitu: (1). Berbicara tentang pemilihan, penetapan dan pemakaian yang Allah lakukan. Prinsipnya Allah sebetulnya dapat melakukan pekerjaannya sendiri tanpa melibatkan manusia, pasti sempurna dan baik; tapi Allah tidak mau. Dia memakai pribadi Maria sebagai instrumen untuk "melahirkan" dan "mengadakan" Mesias, sehingga Maria memposisikan dirinya sebagai "Hamba Allah" (Luk 1:38). (2). Berbicara tentang konsep "keterdekatan" Allah dengan manusia. Inkarnasi mematahkan konsep Deisme, yaitu menolaak campur-tangan Allah dengan ciptaanNya. Justru melalui inkarnasi terungkap adanya keberadaan Allah yang sangar luar biasa, yaitu: "Imanuel", yang artinya "Allah beserta kita" (Mat 1:23). (3). Berbicara tentang tindakan Allah yang menjadi Juruselamat umat manusia. Dosa tidak mungkin dapat diselesaikan oleh manusia, karena pada saat manusia berdosa, maka berdosanya bukan pada diri sendiri, manusia lain dan pelanggaran hukum; tapi pada Allah. Ini artinya urusannya dengan Allah. Kalau berdosanya pada Allah; jutru melalui "Inkarnasi" inilah persoalan dosa dengan Allah; Allah sendiri yang menyelesaikan (Mat 1:21 bnd Luk 1:47; 2:11). (4). Berbicara tentang pemberian sukacita Ilahi yang sejati. Sukacita, karena ada Allah yang hadir dan bersama-sama dengan manusia, sehingga tidak ada lagi macam-macam ketakutan; tapi "kesukaan besar" (baca Luk 2:10)

Kalau semua kebenaran "Magnificat" sudah terungkap dan tergenapi sempurna,masihkan ada yang kurang dan perlu ditambahkan, disesuaikan, apalagi diganti? Jelas jawabannya TIDAK PERLU! Itu sudah cukup bahkan berlimpah, karena bermuara dan bersumber pada Allah sendiri didalam pribadi Tuhan Yesus Kristus. Kalau inkarnasi tidak terjadi, maka siapapun manusia tidak akan dapat mengetahui dan mengenal pribadi Allah dan karyanya. Selamat menikmati Natal. Sole Deo Goria.***( LHP)