Bagikan artikel ini :

Regenerasi: Sebuah Keharusan dalam Kehidupan Manusia

Perjalanan kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari sebuah regenerasi. Dalam dunia tumbuhan, kita dapat mengerti regenerasi adalah suatu proses penggantian bagian jaringan yang telah rusak atau usang menjadi bagian jaringan yang baru untuk mempertahankan kehidupan dari tumbuhan itu. Proses regenerasi jaringan tumbuhan itu juga berbicara tentang bagaimana pembentukan sel atau jaringan yang baru untuk menggantikan jaringan sel yang telah tua atau rusak. Proses regenerasi ini menjadi bagian penting dalam proses kehidupan dari tumbuhan untuk semakin besar dan semakin berkembang menjadi sebuah pohon yang semakin kuat dan kokoh. Mirip dengan makhluk hidup lainnya, regenerasi dalam kehidupan manusia dapat diartikan sebagai proses pertumbuhan kembali jaringan atau organ yang rusak atau hilang. Ini adalah kemampuan tubuh untuk memperbaiki dan mengganti sel-sel, jaringan dan organ yang telah mengalami kerusakan akibat cedera, penyakit atau proses penuaan. Regenerasi dapat juga diartikan sebagai proses pemulihan untuk mengembalikan kondisi manusia yang lebih baik dan lebih sehat serta dapat berfungsi dengan baik. Regenerasi juga dapat diartikan sebagai sebuah proses menciptakan sesuatu yang baru dalam kehidupan ini.

Regenerasi dalam perjalanan kehidupan manusia merupakan suatu keharusan karena proses ini penting untuk memastikan kelangsungan, perkembangan, dan pembaruan. Regenerasi melibatkan penggantian generasi sebelumnya dengan generasi selanjutnya, transfer pengetahuan, serta pembaharuan dalam berbagai aspek kehidupan. Proses regenerasi menjadi proses yang sangat penting dan relevan dalam berbagai aspek kehidupan manusia untuk menciptakan generasi selanjutnya yang terbaik dan lebih baik dari generasi sebelumnya. Charles Spurgeon menyatakan, “Every generation needs regeneration” yang berarti setiap generasi demi generasi dalam kehidupan manusia mutlak akan mengalami proses regenerasi dalam keberlangsungan hidup di kemudian hari. Termasuk ketika kita berbicara tentang regenerasi dalam kehidupan kekristenan yaitu bagaimana generasi sebelumnya mempersiapkan generasi selanjutnya yang hidup sesuai dengan kebenaran dan kehendak Tuhan di tengah pemikiran, standar hidup dunia yang masuk sedikit demi sedikit mempengaruhi generasi selanjutnya untuk hidup tidak lagi sesuai dengan kebenaran Kristiani.

Konten yang Dimunculkan dalam Sebuah Regenerasi

Dalam proses regenerasi, apa yang diajarkan dan apa yang diwariskan dalam regenerasi itu menjadi sangat penting dan signifikan. Perpindahan generasi tua ke generasi muda yang mencakup transfer pengetahuan, nilai, dan warisan. Generasi muda memiliki tanggung jawab besar dalam melestarikan dan mengembangkan warisan tersebut, sedangkan generasi tua berperan sebagai pembimbing dan pelindung. Generasi tua juga dapat berperan sebagai teladan atau tokoh inspirasi bagi generasi muda. Generasi ini mengajarkan pengetahuan, nilai-nilai, prinsip dan keterampilan kepada generasi muda.

Dalam konteks kekristenan, konten dalam regenerasi menjadi sangat penting dalam mempertahankan prinsip dan nilai-nilai Kristiani untuk menciptakan generasi selanjutnya yang tidak menyimpang. Konten ini juga menjadi sebuah batasan dan kerangka dalam menjalankan seluruh sistem kehidupan dalam generasi selanjutnya. Kolaborasi antar generasi dalam regenerasi itu menjadi sangat penting untuk menjaga kelestarian warisan yang baik dari generasi sebelumnya dan menjadi dasar mengerjakan banyak hal dalam generasi selanjutnya. Generasi muda belajar dari pengalaman dan kebijaksanaan serta cara berpikir, cara berkata dan cara bertindak dari generasi sebelumnya sehingga tercipta kolaborasi dan elaborasi yang baik di antara generasi.

Jika melihat kisah dari bangsa Israel yang dicatat di dalam Alkitab Perjanjian Lama, maka kita akan menyaksikan bagaimana bangsa ini gagal dalam regenerasi dimana generasi yang baru sesudah generasi yang sebelumnya gagal mengikuti teladan dan arahan dari Tuhan sehingga terjadinya generasi yang menyimpang dari jalan kebenaran dan tidak sesuai dengan kehendak Allah. Nilai-nilai dan prinsip kebenaran yang dilakukan dan diwariskan dari generasi sebelumnya kepada generasi selanjutnya tidak dapat diteruskan dan akhirnya bangkit generasi baru yang menolak dan bahkan melakukan yang bertentangan dengan prinsip dan nilai hidup generasi sebelumnya yang percaya kepada Allah. Alkitab dengan jelas memberikan contoh betapa berbahayanya jika konten yang baik tidak dapat diteruskan kepada generasi selanjutnya dan akhirnya generasi selanjutnya kehilangan identitas dan jati diri sebenarnya dan justru menjadi generasi yang terhilang dan penuh dengan kebobrokan.

Injil menjadi Inti Pengajaran dalam Proses Regenerasi

A.W. Tozer menyatakan, “A whole new generation of Christians has come up believing that it is possible to accept Christ without forsaking the world.” Yang menjadi inti seluruh pengajaran dalam proses regenerasi dalam kehidupan kekristenan kita adalah Injil. Injil membawa kita melihat bahwa Yesus Kristus harus menjadi teladan tertinggi dalam menjalani kehidupan kita dan meregenerasikan seluruh karakter dan cara hidup Kristus kepada generasi selanjutnya. R.C. Sproul menyatakan, “The Gospel of Jesus Christ must be defended in every generation. It is always the center of attack by the forces of evil.” Bagaimana Yesus Kristus berpikir, berperasaan, dan bertindak, itulah yang menjadi prinsip yang juga dilakukan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Injil menjadi titik dasar dan pedoman kita menjalankan regenerasi dari generasi sebelumnya menuju kepada generasi selanjutnya.

Namun, sebelum mewariskan prinsip Christlikeness kepada generasi selanjutnya, maka generasi sebelumnya harus menghidupinya terlebih dahulu. Karena tanpa menghidupinya terlebih dahulu, itu akan menjadi sebuah pengajaran yang kosong karena tidak dihidupi namun hanya diajarkan. Betapa pentingnya sebuah teladan hidup dari generasi pendahulu untuk kemudian diteladani oleh generasi selanjutnya. Jika generasi sebelumnya hidup tidak takut akan Tuhan, maka dapat dipastikan generasi selanjutnya pun akan hidup menentang dan menolak Tuhan. Jika generasi sebelumnya menjalankan hidup yang tidak benar dan bahkan penuh dengan tipu muslihat dan kepalsuan, maka generasi selanjutnya pasti akan menghidupi hidup yang sama dengan generasi sebelumnya. Charles Spurgeon menyatakan, “We believe that the work of regeneration, conversion, sanctification and faith is not an act of man’s free will and power, but of the mighty, efficacious and irresistible grace of God.” Sehingga dalam proses regenerasi ini sangat membutuhkan anugerah Tuhan dan hikmat serta bijaksana dari Tuhan untuk menciptakan generasi selanjutnya yang baru dan hidup melakukan kebenaran yang terlebih dahulu dilakukan dan diteladankan oleh generasi pendahulunya. **HH