Bagikan artikel ini :

Tantangan Untuk Bertindak

“Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: Dengan ketiga ratus orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu: Aku akan menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu; tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat kediamannya” (Hakim-Hakim 7:7)

“KEJOMPLANGAN” HIDUP

Memang tidak setiap orang punya keberanian untuk bertindak di dalam mengambil keputusan dan melangkah. Ketidakberaniaan ini, jelas bukanlah hanya disebabkan oleh perasaan ketakutan semata, tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh tantangan – kesulitan yang harus dihadapi. Kalau mau diperhatikan dengan saksama, ternyata di dalam kehidupan ini, ditemukan adanya kejomplangan” yang terjadi diantara kekuatan yang dimiliki oleh manusia dengan permasalahan yang harus dihadapi dan diselesaikan.

“Kejomplangan” ini, jelas menunjukkan adanya realita yang tak terbantahkan bahwa kekuatan dan kehebatan yang dimiliki oleh manusia, ternyata semakin berkurang, sehingga membuat manusia dari waktu ke waktu mengalami banyak kelemahan; sedangkan kekuatan, kekomplekkan, keruwetan serta dimensi dari permasalahan yang dihadapi oleh manusia yang hidup di dalam dunia ini, makin menjadi-jadi bahkan tidak terkendalikan. Bahkan yang lebih mengerikan lagi, ternyata kekuatan jahat ikut-ikutan “bermain” dibelakang persoalan ini sehingga makin membawa banyak kesulitan dan penderitaan.

Kekuatan jahat ini adalah dunia, dosa dan Iblis; yang biarpun tidak terlihat, tetapi sungguh nyata ada dan dirasakan (baca: Efesus 6:12). Mereka punya kuasa untuk mengacak-acak serta menjungkirbalikkan kehidupan manusia. Di dalam kondisi dan situasi yang demikian inilah, yang kerapkali menjadi hambatan yang terbesar dan terberat untuk manusia punya keberanian untuk melangkah menghadapi persoalan, tantangan, serta kesulitan. Takut gagal, kalah bahkan dapat membuat stres, depresi, putus asa, serta ada kemungkinan menjadi “gila”.

MENGENAL KEBERADAAN TUHAN

Biarpun Gideon adalah seorang pemimpin yang dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan sendiri, bukan berarti langsung dapat menjadi pemimpin yang hebat dan tangguh. Butuh proses dan penempaan dari Tuhan sendiri. Di dalam segala pemeliharaan dan penopangan Tuhan, Gideon ternyata langsung oleh Tuhan diperhadapkan dengan kondisi peperangan yang besar dan dahsyat.

Tidak tanggung-tanggung musuh yang harus dia hadapi adalah bangsa Median, yang terkenal karena keperkasaan, ketangkasan, kekuatan dan tentara perangnya berjumlah banyak. Bangsa Median ini sudah biasa menghadapi medan peperangan dan banyak mendapatkan kemenangan. Buktinya, bangsa ini menjajah bangsa Israel. Sedang bangsa Israel, yang dia pimpin tidak sehebat dan sepengalaman bangsa Median

Namun demikian, Tuhan memberikan keyakinan-Nya, kepada Gideon: Biarpun bangsa Median ini hebat bahkan tangguh sekalipun; ternyata Dia ingin menyerahkan bangsa Median ini di tangan Gideon (baca ay.2). Tentunya biarpun sudah memberikan kepastian-Nya, tidaklah semudah “membalikkan tangan”, bagi Gideon. Memang kalau memperbandingkan antara kekuatan manusia dan Tuhan; maka seperti langit dan bumi. Langit tak terbatas, sedangkan bumi sangat terbatas. Susah, sulit dan mustahil! Justru karena mustahil inilah, Tuhan ingin menjadikan mungkin bagi Gideon, tetapi juga bagi siapa pun orang percaya.

MENGALAMI KEAJAIBAN TUHAN

Karena Dia adalah Tuhan, maka pasti dapat melakukan hal-hal yang ajaib. Tidak ada dan siapa pun yang bisa menandingi, apalagi mengalahkan. Melalui keajaiban yang Dia perbuat, dapat terungkap: Siapa Dia yang sebenarnya? Keajaiban, keheranan, kekaguman, ketakjuban bahkan hal-hal ajaib dapat Dia kerjakan.

Tidak ada yang bisa membatasi dan menghalang-halangi. Untuk membuktikan-Nya, Tuhan menunjukkan dihadapan Gideon dan 300 orang Israel; bagaimana Tuhan membuat bangsa Median dilanda ketakutan. Melarikan diri tunggang-langgang meninggalkan kemah mereka. Bagaimana caranya?

Pertama, percaya pada KUALITAS dari Tuhan. Karena Tuhan adalah Allah yang berkuasa penuh dan tak terbatas; maka Tuhan “menolak” Gideon membawa banyak orang-orang laki dari bangsa Israel untuk diajak berperang mengalahkan bangsa Median. Gideon diminta untuk menyeleksi. Ternyata yang Tuhan kehendaki hanya 300 orang Israel saja. Yang lain dipersilahkan untuk pulang

Melalui 300 orang menyertai Gideon, Tuhan ingin membalikkan kebenaran umum, yaitu kalau banyak pasti mudah untuk meraih kemenangan, kalau sedikit pasti gampang untuk dikalahkan. Ini adalah matematikanya manusia, tetapi tidak dengan matematikanya Tuhan. Biarpun sedikit, tetapi kalau bersama Tuhan; maka yang kecil pun bisa menjadi besar. Inilah kualitas yang Tuhan miliki!

Kedua, percaya pada CARA yang dipakai Tuhan. Biasanya di dalam peperangan yang dibutuhkan adalah senjata, kuda, pakaian perang, perisai, sepatu tentara, bahkan topi untuk melindungi kepala. Semua ini disebut dengan perangkat perang, yang harus dan wajib untuk dipakai dan digunakan. Tidak boleh dengan tangan kosong dan tanpa perlindungan diri. Itu namanya bunuh diri, kalau benar-benar dilakukan pada saat perang.

Namun demikian, justru keanehan terjadi, pada saat Tuhan memerintahkan Gideon bersama 300 orang Israel berperang menghadapi bangsa Median. Tuhan hanya memerintahkan untuk pasukan Gideon membawa sangkala dan Buyung. Wah…..wah…., jelas-jelas ini cara Tuhan sungguh “gila” tetapi tidak bodoh. Sungguh tidak masuk diakal. Saya percaya, kalau hari ini Tuhan meminta hal yang sama, pasti akan terjadi penolakan dan boikot besar-besaran terhadap Tuhan.

Pertanyaannya adalah apakah kita mau bersama-sama “gila”dengan cara Tuhan? Luar biasa, mereka semua bersedia, taat bahkan percaya kepada cara itu. Tidak bimbang dan ragu sedikit pun. Mungkin dalam hati mereka justru sebaliknya yakin dengan cara yang Tuhan pakai. Dan ternyata itu sungguh terjadi, Tuhan melakukan keajaiban-Nya, yaitu membuat bangsa Median dilanda keterkejutan dan kepanikan yang sangat besar. Pada saat mendengar bunyi sangkala, buyung dipecahkan dan terikan bersama: “Pedang demi Tuhan dan Gideon”. Semua orang Median pada saat mendengar semua suara teriakan itu langsung cepat-cepat melarikan diri untuk menyelamatkan diri dengan meninggalkan perkemahan mereka. Tentunya pada waktu peristiwa ini terjadi, pasti akan membawa Gideon dan 300 orang Israel tertawa terbahak-bahak. Karena Tuhan yang membuat – berperang bagi mereka. Tuhan yang memberi kemenangan dangan cara yang “gila”. Percaya?*LHP