Bagikan artikel ini :

Why christian loved diversity (mengapa orang kristen mencintai keragaman)

"God’s great goal in all of history is to uphold and display the glory of his name for the enjoyment of his people from all nations." (Tujuan agung Allah di dalam sejarah adalah menegakkan dan menyatakan kemuliaan naman-Nya untuk dinikmati segala bangsa) - John Piper

Perkataan di atas berarti kekristenan hadir di antara segala bangsa, melihat fenomena yang terjadi di Amerika (yang baru ada penelitiannya) dalam bukunya, The Big Sort, Bill Bishop mencatat sesuatu yang menarik tetapi tidak mengejutkan. Dia berpendapat bahwa meskipun Amerika telah menjadi semakin beragam, tempat-tempat di mana kita tinggal dipersatukan dengan orang-orang yang tinggal, berpikir dan memilih seperti kita. Dengan kata lain, orang Amerika cenderung menjadi makhluk homogen yang berkumpul dalam komunitas serupa dalam budaya yang beragam dan ini juga terjadi di dalam gereja. Selain itu, hanyadua puluh persen pemimpin gereja dan para hamba Tuhan yang membahas isu lintas rasial ini, sehingga masih dianggap cukup mengecewakan. Melihat hal ini John Piper dalam tulisannya menggambarkan keindahan didalam keragaman dan mengajak orang Kristen mengingat apa yang Tuhan maksud dengan Injil bagi segala bangsa.

  1. Keindahan Kesatuan dalam keragaman.
    Pertama adalah keindahan dan kekuatan pujian yang datang dari persatuan dalam keanekaragaman lebih besar dari persatuan yang bersifat homogen.
    Mazmur 96: 3–4 menghubungkan penginjilan orang-orang dengan kualitas pujian yang layak untuk Allah. "Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan yang ajaib di antara segala suku bangsa. Sebab TUHAN maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah. " Kemaha besaran Tuhan dan pujian kepada Tuhan adalah dasar dan daya dorong misi kita kepada bangsa-bangsa.
    John Piper menggambarkan hal ini dengan analogi paduan suara. Sebuah lagu akan sangat indah dinyanyikan dalam aneka jenis suara dibandingkan hanya oleh satu macam suara bersama-sama. Kesatuan dalam keanekaragaman lebih indah dan lebih kuat dari pada kesatuan yang seragam. Ini membawa pada perbedaan yang tak terhingga yang ada di antara bangsa-bangsa di dunia. Ketika keragaman mereka bersatu dalam penyembahan kepada Tuhan, keindahan pujian mereka akan menggema dan menggambarkan kebesaran keindahan Tuhan yang tanpa batas.
  2. Kekaguman dan pengakuan akan Tuhan kita lebih bernilai di dalam keberagaman
    Kedua, ketenaran dan kebesaran serta nilai sebuah objek atau karya seni meningkat sebanding dengan keragaman mereka yang mengenali keindahannya.
    Sebuah karya seni dapat dianggap hebat di antara sekelompok kecil orang yang berpikiran sama tetapi bagi orang lain, seni itu mungkin tidak benar-benar hebat. Sifat-sifatnya yang terbatas sehingga tidak menarik bagi universal. Tetapi jika sebuah karya seni terus memenangkan lebih banyak dan lebih banyak pengagum tidak hanya lintas budaya tetapi juga lintas dekade dan abad maka itu luar biasa. Bagaimana dengan Tuhan?
    Ketika Paulus berkata, "Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, dan biarlah semua bangsa memuji dia" (Roma 15:11), ia mengatakan bahwa ada sesuatu tentang Allah yang begitu terpuji secara universal dan begitu indah, begitu menakjubkan, dan begitu komprehensif. Kebesaran sejati-Nya akan terwujud dalam luasnya keanekaragaman mereka yang memahami dan menghargai keindahan-Nya. Melihat hal ini, maka pengakuan akan Tuhan di dalam keragaman adalah salah satu hal yang Tuhan pakai untuk menunjukan kemuliaan-Nya dan kasih-Nya tidak tertandingi.
  3. Kemuliaan seorang pemimpin bertumbuh dengan keragaman pengikutnya
    Ketiga, kekuatan dan kearifan, dan cinta seorang pemimpin lebih besar sebanding dengan keragaman orang-orang yang mengikutinya dengan sukacita.Jika kita hanya memimpin kelompok orang yang seragam, kualitas kepemimpinan anda tidak sebesar jika anda dapat memenangkan pengikut dari sekelompok besar orang yang beragam.
    Pemahaman Paulus tentang penginjilan adalah "Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang dikerjakan Kristus dalamku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan." (Roma 15:18) Paulus menggambarkan bahwa bukan karena kebesaran Paulus jika semakin banyak dan beragam orang-orang untuk memilih mengikut Kristus, tetapi karena kebesaran dan keagungan Kristus sendirilah. Kristus menunjukan bahwa Dia lebih tinggi dibandingkan semua pemimpin yang ada di dunia.
    Kalimat terakhir dari Mazmur 96:3-4 menunjukan adanya persaingan kepemimpinan yang terjadi dalam misi di dunia,"Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan yang ajaib di antara segala suku bangsa,… Ia lebih dahsyat dari pada segala allah." Semakin beragam kelompok orang yang mengikut Tuhan yang benar, maka nama Tuhan semakin dipermuliakan dan ditinggikan diatas segala allah lain tau pemimpin lain.
  4. Keragaman menghancurkan kesombongan
    Ketika kita berfokus kepada semua kelompok di dunia, maka Tuhan mengurangi kesombongan etnosentris dan menyerahkan semua orang kembali kepada anugrah-Nya. Inilah yang ditekankan Paulus dalam Kisah Para Rasul 17:26, ketika Paulus berkata kepada warga Athena yang bangga akan keberadaannya, mereka muncul dari tanah Attica, mereka adalah satu-satunya orang di Eropa yang memiliki tradisi leluhur yang tidak dipengaruhi bangsa lain, mereka adalah orang-orang yang termasuk di dalam gelombang pertama imigrasi di Yunani.
    Menghadapi kebanggaan ini, Paulus mengatakan bahwa orang Yunani, orang Yahudi, dan bahkan bangsa Barbar dan orang Roma adalah berasal dari asal yang sama. Mereka semua dapat percaya karena kehendak Tuhan, bukan kehendak sendiri dan dalam waktu dan tempat yang di dalam rencana dan kehendak Allah. Setiap kali Tuhan menunjukan fokus penginjilannya untuk seluruh bangsa, maka hal yang akan ia potong adalah kebanggan dan kesombongan etnosentris orang tersebut.

Marilah kita menikmati perbedaan dan keragaman yang ada. Tuhan memberkati (HS)

Sumber: https://www.desiringgod.org/articles/why-christians-love-diversity