Anak-Anak Allah dan Anak-Anak Manusia
Kejadian 6:1-3
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;”
- Yohanes 1:12
Perikop bacaan hari ini sering memunculkan banyak pertanyaan, terutama tentang siapa identitas “anak-anak Allah” dan “anak-anak manusia”. Jika membaca sekilas bagian tersebut, seperti ada indikasi dua jenis manusia yang dicipta oleh Tuhan, sedangkan Kejadian 1 menuliskan hanya ada satu macam manusia yang dicipta dalam dua gender berbeda. Mari kita melihat kebenaran Alkitab yang lebih dalam mengenai hal ini.
Penulisan daftar keturunan pada pasal-pasal sebelumnya mengindikasikan adanya jalur keturunan yang diisi oleh orang berdosa dan jalur keturunan yang lebih taat kepada Allah. Para peneliti Perjanjian Lama melihat keturunan Kain lebih digambarkan berisi orang-orang yang tidak taat kepada Allah, terlihat dari Lamekh yang dicatat memiliki dua istri dan membunuh orang (Kej. 4:23-24). Karena itu, dapat kita mengerti bahwa “anak-anak manusia” menunjuk kepada keturunan Kain. Lalu, siapakah keturunan “anak-anak Allah”?
“Anak-anak Allah” mengacu kepada keturunan Adam melalui Set. Penulis kitab Kejadian seperti dengan sengaja menunjukkan jalur keturunannya melalui Set yang membawa janji Allah (Kej. 5:3-5). Ironisnya, “anak-anak Allah” yang seharusnya membawa janji Allah melalui ketaatan hidup malah tergoda oleh “anak-anak manusia” yang hidup tidak taat kepada-Nya. Kehidupan manusia makin menjauh dari rencana Allah sehingga Dia memutuskan untuk mencabut Roh-Nya dari manusia (ay. 3).
Namun, karya Allah tidak berhenti di situ. Anak tunggal Allah yang membawa janji kemenangan atas dosa lahir menjadi manusia melalui keturunan Set. Dialah Yesus Kristus yang lahir dari keturunan Abraham yang membawa janji berkat Allah bagi seluruh bangsa (Mat. 1:1; bdk. Kej. 22:18).
Orang Kristen adalah orang-orang yang masuk ke dalam janji berkat Allah bagi seluruh bangsa melalui Yesus Kristus. Yesus mengatakan bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Kuasa tersebut juga memampukan orang Kristen untuk menghidupi panggilan menjadi garam dan terang bagi dunia yang sudah kacau karena dosa manusia (Mat. 5:13-16). Jika Anda sudah menjadi anak-anak Allah melalui Yesus Kristus, mari hidupi panggilan Anda dengan percaya penuh pada kuasa-Nya yang akan memampukan kita sekalian.
Refleksi Diri:
- Bagaimana kehidupan yang mencerminkan kehidupan anak-anak Allah?
- Apakah Anda sudah menyadari dan menghidupi identitas sebagai anak-anak Allah?