Bagikan artikel ini :

Apakah Tuhan Pilih Kasih?

Kejadian 4:1-7

Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.
- Ibrani 11:4

Perlakuan Tuhan yang berbeda dengan menerima persembahan Habel dan menolak persembahan Kain, sering disalah mengerti sebagai tindakan pilih kasih. Tuhan sepertinya memihak kepada Habel karena Alkitab tidak memberikan alasan mengapa persembahan Kain ditolak. Apakah benar Tuhan pilih kasih saat menolak persembahan Kain? Apakah berarti Tuhan tidak adil?

Tuhan tidak pilih kasih dengan menerima persembahan Habel dan menolak persembahan Kain. Tuhan adalah kasih (1Yoh. 4:8), tetapi bukan berarti Tuhan akan (harus) menerima persembahan semua orang. Dia tentu mengetahui bahwa Kain tidak mempersembahkan yang terbaik, terlihat sangat berbeda dengan Habel yang dicatat memberikan persembahan dari “anak sulung kambing dombanya” (ay. 4). Habel rela mempersembahkan domba terbaiknya yang seharusnya dapat memberikan lebih banyak domba lagi baginya. Penulis kitab Ibrani pun juga menambahkan bahwa Habel juga mempersembahkan dengan iman yang benar (Ibr. 11:4). Lalu apakah Tuhan tidak mengasihi Kain dengan menolak persembahannya?

Tuhan tetap mengasihi Kain. Ini dibuktikan saat Dia memberi peringatan kepada Kain ketika dosa menggoda Kain untuk membunuh Habel. Jika Tuhan tidak mengasihi Kain, Dia dapat dengan mudah membiarkan Kain jatuh ke dalam dosa (bdk. Mzm. 73:18-20). Namun, Tuhan tidak melakukannya. Tuhan tetap mengambil waktu untuk memperingatkan Kain dan dengan sabar Dia menyatakan bahwa dosa sudah menggodanya (ay. 7). Penolakan persembahan Kain bukan membuktikan Tuhan pilih kasih, tetapi Dia sedang menyatakan bahwa diri-Nya adalah kasih. Kasih Allah nyata ketika Dia memperingatkan Kain untuk tidak berbuat dosa.

Sebagai orang Kristen, janganlah meragukan kasih dan keadilan Tuhan. Tuhan adalah kasih dan juga adil, di dalam diri-Nya tidak ada pertentangan. Kasih Allah nyata bagi kita,
ketika memberikan Anak-Nya mati bagi dosa-dosa kita. Semua itu dilakukan-Nya bahkan ketika kita masih berdosa (Rm. 5:6). Mari jalani hidup dengan iman kepada Tuhan yang
mengasihi kita dan berilah persembahan syukur kita kepada-Nya, yaitu keseluruhan hidup kita (Rm. 12:1).


Refleksi Diri:

  • Apakah ada keraguan tentang kasih dan keadilan Allah dalam hidup Anda?
  • Bagaimana sikap hati Anda dalam memberikan persembahan kepada Allah selama ini?