Bagikan artikel ini :

Bertanyalah Di Dalam Kesesakan

Ayub 10

Apakah untungnya bagi-Mu mengadakan penindasan, membuang hasil jerih payah tangan-Mu, sedangkan Engkau mendukung rancangan orang fasik?
- Ayub 10:3

Ayub di awal penderitaannya begitu menakjubkan ketika berkata, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” (Ayb. 1:21). Ketika penderitaannya semakin hebat, istrinya menyuruhnya untuk mengutuki Allah yang disembahnya, tetapi lagi-lagi Ayub berkata, “… Apakah kita mau
menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” (Ayb. 2:10b) Sungguh luar biasa! Di tengah penderitaan, Ayub masih bisa berkata seperti itu.

Hidup dalam penderitaan yang hebat bisa melemahkan iman. Ada saatnya kebingungan memenuhi kepala dan membuat putus asa. Ayub pun mengalaminya, saat kata-katanya di pasal 10 dipenuhi emosi kegetiran dan kesakitan. Ia dipenuhi pertanyaan yang tidak mendapatkan jawaban, mengapa Allah membiarkan ia mengalami semua penderitaan? Padahal ia sudah memikirkan dengan sangat dan tidak mendapati dirinya layak untuk menderita seperti itu (ay. 1-7). Bahkan ketika melihat kembali kehidupannya, Ayub menyadari Tuhan begitu teliti dan baik menciptakannya, tetapi kenapa justru di dalam segala yang sudah Dia perbuat di kehidupannya, seolah-olah Tuhan menghancurkan hasil karya-Nya yang indah? (ay. 8-12). Ayub merindukan satu masa dimana ia bisa berbahagia walaupun sesaat sebelum menghadapi kematian karena seolah-olah hidupnya akan segera berakhir (ay. 18-22).

Setiap kita sangat mungkin mengalami hal serupa. Di tengah penderitaan yang sangat berat, kita menjadi sangat kebingungan. Namun, kita bisa bertanya tentang banyak hal kepada Tuhan. Kita boleh datang dan bergumul dengan sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Ada ruang yang diizinkan Tuhan untuk kita bisa mengungkapkan isi hati dan kita tidak bisa berhenti sampai di sana karena kita sudah berada di dalam Tuhan Yesus. Sekalipun belum atau tidak menemukan jawaban, percayalah kepada Yesus di tengah situasi terburuk. Kita mungkin belum menerima jawabannya saat ini ataupun mungkin tidak pernah sama sekali. Tetap ingat, penderitaan kita yang terbesar sebetulnya sudah diselesaikan oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib dan Dia memahami segala penderitaan kita lebih dari siapa pun. Saat semua membingungkan dan menggentarkan kita, bersandarlah hanya kepada Tuhan Yesus saja.


Refleksi Diri:

  • Apakah penderitaan yang Anda alami hari ini membingungkan Anda?
  • Apa pertanyaan yang ingin Anda ungkapkan di hadapan Tuhan? Ajukanlah kepada Tuhan Yesus melalui doa-doa Anda.