Cinta paling besar
Lukas 23:33-43
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
- Roma 5:8
Orang yang menderita biasanya tidak sempat untuk memikirkan orang lain. Bukankah kita sering mendengar kalau ada seseorang sedang dalam kesusahan, lalu temannya meminta tolong kepadanya, maka jawabannya, “Aduh saya juga lagi susah nih.. banyak masalah, sori yah belum bisa bantu.” Termasuk juga dalam hal berkarya bagi Tuhan, “Aduh lagi banyak masalah di kerjaan, saya nggak bisa mikirin pelayanan.” Di saat-saat sulit, memang tidak mudah untuk tetap berkarya bagi Allah. Namun, Tuhan Yesus sanggup melakukan-Nya, ketika Dia tergantung di atas kayu salib.
Salib adalah hukuman yang mengerikan karena harus merasakan penderitaan yang berkepanjangan dan kematian yang datang perlahan. Penderitaan yang dihadapi Tuhan Yesus tidak menghalangi-Nya untuk tetap fokus pada misi-Nya. Kisah ini dengan jelas mencatat bahwa dua orang yang disalib di sebelah Yesus adalah penjahat, para kriminal yang layak diganjar hukuman salib. Salah satu penjahat itu pun sadar akan hal tersebut (ay. 40-41). Namun, kasih yang sempurna dari Yesus menjangkau penjahat ini. Orang yang tidak punya kesempatan untuk menunjukkan bahwa dirinya sudah berubah, dianugerahi keselamatan. Inilah bukti bahwa kasih Yesus tidak mengharapkan ekspektasi. Bukan kasih bertimbal balik, karena kamu baik aku baik, tetapi meskipun kamu jahat, Aku tetap baik.
Bukti kasih sempurna Yesus, nampak pula dengan bagaimana Dia berbicara kepada penjahat yang ada di sebelah-Nya, “Hari ini juga engkau ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (ay. 43). Apakah kalimat ini diucapkan dengan nada suara yang biasa-biasa saja? Atau dengan nafas yang berat, berjuang untuk berbicara dengan sisa-sisa kekuatan-Nya dan nada yang lirih? Di tengah penderitaan, Yesus tetap menyelamatkan orang yang berdosa. Cinta-Nya jelas terbukti.
Kita semua adalah penerima cinta yang sempurna ini. Kita diselamatkan ketika masih berdosa dan dalam keadaan yang paling buruk. Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus beriman kepada-Nya, maka kita pasti akan disertai dan dipimpin-Nya. Hiduplah sebagai orang-orang yang sungguh-sungguh mensyukuri akan anugerah-Nya yang diberikan bagi kita dan bagikanlah kasih-Nya kepada orang-orang yang belum mengenal-Nya.
Refleksi Diri:
- Apa arti anugerah keselamatan Tuhan Yesus bagi diri Anda?
- Hidup seperti apakah yang menunjukkan bahwa kita adalah orang-orang yang sungguh menghargai dan bersyukur karena telah diselamatkan?