Jangan Meratapi Nasib
Matius 18:21-22
Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.
- Pengkhotbah 11:1
Apakah Anda pernah melewatkan kesempatan berharga? Sangat disayangkan, bukan? Di dua renungan sebelum, kita melihat hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan dan juga banyak yang tidak bisa kita pahami. Lalu apakah kita hanya terima nasib, tidak melakukan apa pun? Mari melihat ayat 1-2: Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu. Apa maksudnya? Dalam terjemahan lain, kalimatnya seperti ini: Kirimkan gandummu ke seberang lautan. Gambaran ini berasal dari perdagangan kuno, menggunakan kapal layar yang dikirim untuk menjual barang dan menerima imbalan. Dibutuhkan waktu lama untuk mendapatkan keuntungan dari perdagangan luar negeri karena perjalanannya lambat dan melelahkan. Namun, saudagar harus mengambil risiko dan mengirim seluruh barangnya ke pelabuhan lain sehingga harapannya tetap ada. Itulah yang dikatakan pengkhotbah, “… engkau akan lama mendapatnya kembali lama setelah itu.” Waktunya tak tentu, tetapi ada hasilnya, tidak sia-sia.
Di dalam hidup yang tak menentu, ketika kita memberikan waktu, tenaga, dan harta kita untuk pekerjaan Tuhan, tidak pernah ada yang sia-sia. Intinya, Pengkhotbah mengatakan kita harus melakukan apa yang penting di hari ini untuk Tuhan karena menundanya akan membuat hidup percuma. Maka di ayat kedua ia berkata, “Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi.” Pengkhotbah mengingatkan kita akan misteri hari depan, bisa terjadi perang, bencana alam, pandemi, kelaparan, krisis ekonomi, maka kita perlu menjalani hidup dengan bijaksana. Jangan menimbun sesuatu untuk diri sendiri, bagikanlah. Beberapa penafsir mengatakan ini mengarah soal amal, uang, tetapi ada yang mengatakan tentang membagikan Injil.
Selama kita masih dipercayakan sesuatu oleh Tuhan, kita perlu memikirkan apa yang Tuhan maui dengan apa yang dipercayakan-Nya kepada kita. Bisa jadi ada waktunya semuanya lenyap dari genggaman kita dan tidak berguna lagi karena hidup tidak dapat diprediksi. Jadi, jika ada kesempatan hari ini, lakukanlah yang penting dan baik. Hiduplah dalam kemurahan hati kepada orang lain, bantulah mereka yang benar-benar memerlukan bantuan. Jangan egois, apalagi pelit. Sekalipun hidup tidak dapat diprediksi, kita telah melakukan yang penting dan baik ketika kita mampu melakukannya.
Refleksi Diri:
- Apa yang seringkali membuat Anda bersikap apatis dan tidak mau melakukan apa-apa?
- Apa hal yang saat ini Anda tahu Tuhan percayakan dan Anda mau melakukan yang baik dan penting daripadanya?