Bagikan artikel ini :

Percaya dan Jangan Mendua Hati

Yakobus 1:5-8

Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
- Yakobus 1:8

Saya termasuk orang yang lemah dalam pemetaan sehingga sulit menghafal jalan dan menentukan arah. Sekalipun sudah melihat peta di GPS, tetap saja tidak terlalu menolong. Akibatnya, saya mudah mengambil arah dan jalan yang salah. Jika berada di mal atau hotel, saya bisa dengan mudah tersesat karena kelemahan tersebut. Satu-satunya yang bisa diandalkan adalah istri saya. Saya cukup percaya dan mengikuti apa yang dikatakannya terkait arah dan jalan.

Hidup dipenuhi dengan pilihan yang harus diambil, mulai dari hal yang sederhana hingga hal yang berkaitan dengan iman atau kepercayaan. Ketika menjumpai berbagai pilihan sulit dalam hidup, kita membutuhkan hikmat dari Tuhan. Hikmat Tuhan akan menolong kita untuk mengambil sikap dan keputusan yang paling tepat, baik, dan sesuai dengan kehendak-Nya. Dari perikop yang kita baca, Yakobus memberikan nasihat bagi kita untuk meminta hikmat kepada Allah dengan iman. Artinya, meminta hikmat harus disertai dengan kesungguhan hati, rasa percaya, dan tidak boleh ragu-ragu.

Orang yang ragu-ragu digambarkan oleh firman Tuhan seperti gelombang laut yang diombang-ambingkan oleh angin ke sana ke mari. Orang demikian tidak akan tetap pikirannya, mudah berubah-ubah dalam mengambil keputusan. Orang yang ragu-ragu biasanya akan mencari pilihan lain yang bisa menolongnya meskipun mungkin tidak sejalan dengan imannya. Alkitab menggambarkannya sebagai orang dengan mendua hati (ay. 8). Bangsa Israel berulangkali diceritakan di Perjanjian Lama sebagai bangsa yang mendua hati. Mendua hati bukan berarti tidak percaya Tuhan, melainkan menomorduakan Tuhan. Mereka percaya Tuhan, tetapi juga percaya kepada dewa-dewa bangsa lain. Mereka meminta pertolongan Tuhan, tetapi pada saat yang sama menyembah dan meminta pertolongan dari dewa-dewa lain.

Hari ini kita belajar untuk selalu meminta hikmat dari Tuhan agar tidak salah jalan. Selain itu, saat meminta hikmat, Tuhan Yesus mau agar kita sungguh-sungguh percaya hanya kepada-Nya dan tidak mendua hati. Percaya dan hanya mengandalkan hikmat dan pertolongan dari Tuhan saja. Niscaya hidup kita menjadi tenang di dalam Tuhan karena mata, telinga, dan hati hanya kita arahkan kepada-Nya yang akan memberikan hikmat dengan bermurah hati.


Refleksi Diri:

  • Mengapa terkadang sulit untuk percaya kepada Tuhan saja? Apakah Anda sudah memintakan hikmat kepada-Nya?
  • Apa yang harus kita lakukan agar tidak menduakan Tuhan?