Selagi Masih Ada Kesempatan
Galatia 6:1-10
Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
- Galatia 6:10
Seorang pendeta mengunjungi jemaatnya yang sudah berusia renta. Seorang ibu berusia 80-an yang sudah terbaring bertahun-tahun karena sakit. Anaknya ingin menyenangkan ibunya. Sebelum pendeta itu datang, ia sudah memberitahu ibunya bahwa pendeta akan mengunjunginya. Sambil guyon anak itu mengatakan, “Nanti pak pendeta akan mencium (pipi ketemu pipi) mama.”
Pendeta pun datang, berbincang menanyakan kabar, mendoakan ibu tua itu dan keluarganya, lalu pamit pulang. Melihat pendeta akan pulang, anaknya yang sudah telanjur berjanji kepada mamanya meminta kesediaan pendeta untuk mencium mamanya. Yang tadinya guyon, kok jadi serius. Jadilah peristiwa cipika-cipiki antara ibu tua dan pak pendeta. Ini pengalaman pertama hamba Tuhan tersebut mencium jemaatnya.
Rasul Paulus menasihati jemaat Galatia agar jangan jemu-jemu berbuat baik selagi ada kesempatan kepada semua orang, terutama kepada saudara-saudara seiman. Ada beberapa penekanan di sini.
Pertama, agar jangan jemu-jemu berbuat baik. Perbuatan baik bisa menjadi begitu biasa dan rutin dilakukan sehingga terkadang tidak lagi punya hati saat melakukannya. Tidak ada lagi kasih yang bergelora. Kasih sudah menjadi dingin. Janganlah sampai ini terjadi. Gelorakan kembali kasih Anda dengan selalu mengingat besarnya kasih Tuhan kepada Anda.
Kedua, agar berbuat baik selagi ada kesempatan. Kesempatan adalah waktu yang tidak berulang kembali. Kalau sudah lewat, ia tidak mungkin kembali, apapun usaha Anda untuk mengembalikannya. Karena itu, tangkap setiap kesempatan yang Tuhan berikan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Jangan mengatakan, “Nanti saja, besok masih bisa.” Siapa yang memastikan besok masih ada?
Ketiga, agar berbuat baik kepada semua orang. Kecenderungan manusia adalah pilih kasih. Ada orang yang kita anggap lebih berharga daripada orang lain. Jika kita tidak bisa berbuat baik kepada semua orang, setidaknya utamakan saudara-saudara seiman. Ada banyak saudara seiman yang butuh uluran tangan kasih kita.
Jadi, ciuman pendeta tersebut jangan disalahpahami. Itu hanyalah ciuman untuk menghibur ibu tua yang terbaring sakit.
Refleksi Diri:
- Masih adakah gelora kasih di dalam setiap perbuatan baik yang Anda lakukan?
- Sudahkah Anda mengambil setiap kesempatan yang ada untuk mengasihi saudara-saudara seiman?