Syaraf ke-7
1 Tesalonika 5:16-28
Mengucap syukurlah dalam segala hal, ...
- 1 Tesalonika 5:18
Gara-garanya syaraf ke-7. Syaraf ke-7 berperan penting menghubungkan syaraf pada otot-otot wajah. Radang pada syaraf ini menyebabkan penyakit yang disebut Bell’s Palsy, yaitu kelumpuhan pada otot wajah sehingga salah satu sisi wajah tampak melorot. Wajah menjadi mencong. Gara-gara Bell’s Palsy pula, mata kiri saya tidak bisa menutup sempurna. Tak bisa berkedip. Saya tidak bisa lagi memelototi layar monitor komputer lama-lama. Saya harus rajin menetesi mata saya agar tidak kering. Cara lain adalah tangan saya dengan sengaja membantu kelopak mata menutup.
Selama ini saya tidak pernah mengucap syukur bisa mengedipkan mata. Siapa yang berpikir sampai sejauh itu? Hal sepele. Ketika saya tidak bisa lagi mengedipkan mata, saya baru sadar betapa berharganya berkedip itu. Kehilangan membuat saya menyadari bahwa kebaikan Tuhan itu luar biasa, bahkan untuk hal-hal yang dianggap sepele.
“Mengucap syukurlah dalam segala hal,...” (1Tes. 5:18). “Segala hal” yang dimaksud Rasul Paulus bisa berarti segala keadaan: keadaan yang baik atau buruk. Segala hal juga bisa berarti hal yang besar atau kecil, seperti mengedipkan mata tadi. Tampaknya sepele, tetapi ketika kita kehilangan kemampuan tersebut, kita baru menyadari betapa penting dan berharganya hal itu.
Banyak orang Kristen berdoa meminta hal-hal sepele, misalnya meminta Tuhan menyediakan tempat parkir di mal yang ramai. Kita mengimani bahwa Tuhan terlibat dalam setiap segi kehidupan kita, termasuk hal kecil sekalipun. Masalahnya, seringkali kita hanya meminta apa saja tetapi lupa mengucap syukur untuk apa saja yang Tuhan Yesus telah berikan bagi kita. Kita merasa berdoa syukur itu hanya untuk hal-hal penting dan besar saja, misalnya lolos dari kecelakaan maut, sembuh dari sakit berat, dsb. Padahal, Yesus menghendaki kita mengucap syukur untuk segala keadaan. Hanya dengan cara itu, kita mengakui bahwa Dia sungguh Tuhan atas hidup kita hari ke hari, jam ke jam, detik ke detik. Bahwa Dia Tuhan atas hal-hal besar dan hal-hal kecil. Mari, sebutkan satu berkat “sepele” yang selama ini Anda abaikan dan syukurilah!
Refleksi diri:
- Apa hal-hal sepele yang selama ini luput Anda syukuri?
- Bagaimana Anda mempraktikkan “mengucap syukur dalam segala hal” selama ini? Apakah benar-benar dalam “segala hal”?