Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Be Good vs Be Right (Menjadi Baik vs Menjadi Benar)

2 Samuel 12:7-9, Lukas 18:18-19, Roma 5:7

BAHAN CARE GROUP

Pasti setiap kita pernah mendengar pernyataan, ”Yang Baik belum tentu Benar

Tapi Yang Benar Pasti Baik”. Tetapi realitanya setiap kita cenderung mencari sesuatu hal yang baik menurut kita sendiri, walaupun hal tersebut sesuatu hal yang tidak benar. Kita seringkali lebih senang dianggap baik oleh orang lain, karena dengan dianggap baik kita bisa mendapatkan banyak penerimaan, disenangi oleh orang lain. Sedangkan jika kita menjadi orang benar, biasanya efeknya kita dikucilkan, disisihkan dan dianggap “sok suci”. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda lebih senang dianggap baik oleh orang lain? Ataukah kita lebih memilih menjalani hidup benar walaupun banyak orang tidak suka kepada kita ?

EKSPLORASI FIRMAN

Di dalam 2 Samuel 12:7-9 diceritakan bagaimana Nabi Natan menegur Raja Daud karena Daud melakukan apa yang tidak benar, dengan melakukan dosa perzinahan dan juga melakukan perencanaan pembunuhan kepada Uria. Daud pada saat itu memiliki kedudukan sebagai raja Israel dimana dialah yang memegang tampuk kekuasaan tertinggi dan juga memiliki standar kebenarannya sendiri. Bahkan kita tahu bersama Daud selalu menjadi kebanggaan orang-orang Israel dan dianggap sebagai raja yang baik. Tetapi peristiwa kejatuhan Daud ini memperlihatkan bahwa menjadi orang baik tidak luput untuk melakukan apa yang tidak benar. Karena kebaikan dalam ukuran dunia belum tentu menjadi kebaikan dan kebenaran dalam pandangan Allah. Karena itu mari kita belajar, bagaimana kita bisa menjadi orang benar yang baik?

Pertama, Set ulang standard kebenaran kita. Banyak orang mengklaim dirinya orang benar. Orang-orang yang “merasa dirinya dekat dengan Tuhan mengklaim dirinya orang benar.” Ada orang-orang tertentu yang membenarkan setiap kata dan perbuatannya. Banyak orang ingin dirinya dicap orang benar namun tidak punya dasar kebenaran itu sendiri. Ada orang-orang yang menyebut dirinya orang benar menurut pandangannya sendiri. Hal tersebut dilakukan oleh Daud, ketika dia mengingini seorang Batsyeba dan melakukan perencanaan pembunuhan Uria, Daud merasa tidak melakukan sesuatu yang salah. Sampai akhirnya Allah sendiri yang menegur Daud melalui Nabi Nathan, “Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya”. Standar benar Daud ketika melakukan dosa adalah dirinya sendiri. Menjadi orang benar berarti hidup sesuai kehendak Tuhan sedangkan membenarkan diri adalah hidup sesuai kehendak diri sendiri. Jika kita menyebut diri kita orang benar, kita harus memenuhi standar orang benar menurut Alkitab.

Kedua, Hidup dalam kebenaran. Setelah kita men-set ulang standar kebenaran kita, hal yang kemudian kita lakukan adalah hidupi kebenaran tersebut. Banyak orang

Kristen tahu tentang kebenaran tetapi mereka tidak mau menghidupi kebenaran tersebut. Sehingga kita seringkali menjadi orang yang baik tetapi masih seringkali kompromi dengan dosa atau sesuatu yang tidak benar menurut standar Alkitab.

Hal yang membuat kita sulit untuk hidup benar adalah karena kita terlalu banyak kompromi dan tidak berani bertindak tegas ketika kita diperhadapkan dengan kondisi untuk kita melakukan yang benar. Dan seringkali kita selalu sulit untuk hidup benar karena berfokus kepada cara pandang dunia kepada kita. Kita selalu ingin menyenangkan orang walaupun kita melakukan yang tidak benar.

Firman Tuhan di dalam Lukas 18:19 menegaskan bahwa “Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. Tuhan Yesus ingin memberitahukan kepada kita jika mengejar kata baik, maka tidak ada manusia satupun yang baik, karena yang baik hanya Allah saja. Tetapi panggilan kita adalah untuk hidup benar di hadapan Allah.

Kadang orang baik dikatakan baik bila mengikuti apa yang orang lain inginkan walaupun tidak sesuai perintah TUHAN, dengan kata lain asal orang lain senang. Inilah kekeliruan dibalik kebaikan yang tidak melihat secara iman tetapi menurut pandangan manusia. Orang baik bisa disukai banyak orang tapi belum tentu hidup benar. Orang benar mungkin tidak disukai banyak orang, tapi selalu menghasilkan buah yang baik.

Menjadi orang benar artinya mau hidup berjuang setiap hari melakukan kehendak Tuhan, mau taat kepada Firman Tuhan dan selalu berusaha menyenangkan hati Tuhan bukan menyenangkan dunia (orang lain). Orang benar hidupnya selalu intim dengan Tuhan. Memperhatikan sikap, tingkah laku dan gaya hidup sesuai dengan firman Tuhan. Hidupnya akan terus bertumbuh seperti pohon yang ditanam di tepi sungai. Sekalipun badai mengguncang dan panas terik melanda akan tetap kokoh. Hidupnya bahkan terus berbuah.

Mari kita terus berjuang untuk menjadi orang benar, karena ketika kita menjadi orang benar, hidup kita akan menjadi berkat bagi orang lain. Dan percayalah lebih baik dianggap benar oleh Tuhan dibandingkan dianggap baik oleh orang lain. [SA]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa dasar bahwa orang percaya dipanggil bukan sekadar menjadi orang baik melainkan menjadi orang benar?

Penerapan

Apa yang Anda bisa lakukan untuk menjadi orang yang benar di dalam keluarga, di tengah usaha pekerjaan ketika diperhadapkan dengan pilihan untung/rugi atau like/dislike?

SALING MENDOAKAN

Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.