Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Be pure

1 Korintus 6:12-20

EKSPRESI PRIBADI

Kita mengenal istilah "rohani" atau "spiritual." KBBI mendefinisikan spiritual: "berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin)." Dari kata rohani, muncul kata "kerohanian." Kita akrab dengan istilah: kerohanian yang bertumbuh; kerohanian yang dewasa. Apakah Anda mendapat kesan bahwa yang ditekankan dalam iman orang Kristen adalah rohaninya saja ? Seolah-olah iman itu tidak berkaitan dengan jasmani ? Menurut Anda, apakah pentingnya jasmani dalam kehidupan orang Kristen ? Dengan kata lain, apa keterkaitan jasmani dengan kerohanian seorang Kristen ?

EKSPLORASI FIRMAN

Teks ini harus dipahami sebagai dialog antara jemaat Korintus dengan Rasul Paulus. Mari kita urai satu-satu.

Pendapat Jemaat Korintus Tanggapan Rasul Paulus
"segala sesuatu halal bagiku" (aku bebas berbuat apa saja) Bukan semuanya itu berguna (bermanfaat bagi hidup kita).
"segala sesuatu halal bagiku" Aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun. (termasuk dosa seksual)
Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.

Rasul Paulus mengoreksi pandangan jemaat Korintus yang menganggap urusan jasmani itu sebatas jasmani. Jemaat Korintus berpendapat bahwa urusan jasmani (makan, minum, seksualitas) hanya urusan di dunia ini karena nanti di surga kita hidup dengan roh saja. Dengan pemikiran seperti itu, jemaat Korintus menganggap bahwa dosa yang diperbuat oleh jasmani tidak akan berdampak apa-apa terhadap iman. Orang Kristen bebas berbuat apa saja dengan tubuh atau jasmaninya. Menurut Rasul Paulus, setiap tindakan fisik, entah makan, minum, bekerja, tidur, adalah suatu tindakan rohani bagi seseorang yang memunyai Roh kudus yang tinggal di dalamnya.

Ada tiga prinsip yang dapat disimpulkan dari uraian Rasul Paulus tentang hubungan antara tubuh dengan iman.

Pertama, Allah memandang penting tubuh kita. Rasul Paulus tidak sependapat dengan pendapat orang Korintus yang menganggap tubuh kita nanti akan binasa setelah mati, sehingga mau buat apa saja dengan tubuh ini tidak masalah. Menurut Rasul Paulus, tubuh kita adalah anggota tubuh Kristus. Tubuh kita adalah bait Roh kudus. Tubuh adalah untuk Tuhan dan Tuhan untuk tubuh. Tuhan Yesus mati untuk menebus keseluruhan diri kita, termasuk tubuh. Betul, tubuh fisik kita yang sekarang akan binasa, tetapi kita tidak akan hidup di surga sebagai roh belaka. Tuhan akan membangkitkan kita dan memberi tubuh yang baru. Kalau Tuhan tidak memandang remeh tubuh melainkan menghargainya, masakan kita tidak menghargainya ? Masakan kita hidup sembarangan dengan tubuh kita ?

Kedua, Allah memandang serius dosa percabulan. Rasul Paulus menyebut dosa percabulan sebagai dosa terhadap diri sendiri. Sedangkan dosa lain terjadi di luar diri. Yang dimaksud adalah bahwa hubungan seksual adalah hubungan yang sangat intim, yang menjadikan dua orang menjadi satu daging. Hubungan itu hanya sah dalam ikatan pernikahan. Itulah desain Allah sejak mulanya (Kej 2:24). Seorang Kristen yang berbuat cabul menyatukan dirinya dengan perempuan/laki-laki lain yang bukan pasangannya yang sah. Percabulan itu adalah tindakan merusak rancangan Allah tentang hubungan seksual. Alasan kedua, tubuh kita adalah bait Roh kudus. Dengan percabulan, ia telah menodai bait Roh kudus, tempat kediaman Allah. Ia menyerahkan anggota tubuh Kristus (yaitu tubuhnya) kepada perempuan/laki-laki yang bukan pasangan sahnya (dalam konteks jemaat Korintus, yang dimaksud adalah para pekerja seks). Tubuh yang sudah ditebus Kristus dicemari oleh dosa percabulan. Pencemaran itu bukan saja menodai orang itu, tetapi menodai Kristus yang telah mati baginya. Betapa sungguh berdosa, bukan? Alasan ketiga adalah bahwa kita tidak bebas menggunakan tubuh kita, karena tubuh kita bukanlah milik kita, tetapi milik Allah. Allah telah membeli dengan harga yang mahal, yaitu darah Kristus.

Ketiga, Allah menghendaki kita memuliakan Dia dengan tubuh kita. Karena tubuh kita bukan milik kita tetapi milik Allah, maka kita harus menggunakan tubuh untuk maksud yang sesuai dengan kehendak Allah. Kita tidak bebas menggunakan tubuh kita. Kita harus hidup di dalam kekudusan, karena Allah itu kudus dan menghendaki kita hidup kudus. Dengan hidup kudus, kita menyatakan penghargaan dan terima kasih kita kepada Allah yang telah menebus kita. Dengan hidup kudus, kita menyatakan kepada dunia bahwa kita adalah umat Allah yang kudus. Allah dipermuliakan melalui hidup kita. [BSB]

APLIKASI KEHIDUPAN

PENDALAMAN

Diskusikan mengapa iman tidak hanya berkaitan dengan rohani, tetapi juga erat terkait dengan jasmani atau tubuh manusia ?

PENERAPAN

Diskusikan langkah praktis menjaga kekudusan hidup.

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain