Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

God, the promise keeper

Mazmur 78:1-11

EKSPRESI PRIBADI

Pada 2011, Matt Redman dan Jonas Myrin merilis lagu “10,000 Reasons” yang dengan cepat menjadi pujian rohani populer di seluruh dunia. Lagu yang terinspirasi dari Mazmur 103 ini mengekspresikan rasa syukur karena tidak terhitung alasan untuk memuji Tuhan. Dalam sebuah wawancara, Redman berkata, “Jika kita bangun di suatu pagi dan tidak dapat menemukan satu pun alasan untuk bersyukur atau memuji Tuhan, maka pasti ada sesuatu yang salah pada diri anda, bukan Tuhan. Kita hidup di bawah aliran kebaikan, kemurahan, kebesaran dan kekudusan tiada akhir; dan setiap hari kita menemukan alasan demi alasan mengapa Yesus layak selayak-layaknya untuk menerima pujian tertinggi dan kesetiaan terbaik dari kita.”

Kehidupan penyembahan kita berkaitan sangat erat dengan kemampuan kita mengingat segala kebaikan Tuhan sepanjang kehidupan kita. Kebaikan Tuhan adalah sebuah kisah yang selalu penting untuk dikisahkan dari generasi ke generasi untuk senantiasa dapat bersandar pada Tuhan.

Mari sharingkan satu kisah masa lalu keluarga (atau pribadi) untuk menyaksikan bukti penyertaan Tuhan dalam hidup kita.

EKSPLORASI FIRMAN

“It takes a village to raise a child” adalah sebuah peribahasa Afrika yang menjelaskan tentang dibutuhkannya sebuah komunita dan banyak pribadi berbeda untuk dapat menolong seorang anak bertumbuh menjadi pribadi yang sehat dan baik. Tentu saja, hal serupa diperlukan untuk menolong seorang anak untuk bertumbuh dewasa dalam iman dan pengenalan akan Tuhan. Seorang anak membutuhkan bukan hanya orangtuanya, tetapi juga seluruh keluarga besarnya, untuk senantiasa mengingatkan akan Tuhan.

Dalam kitab mazmur kita dapat menemukan segala doa permohonan dan beragam ekspresi yang sangat kaya. Mazmur 78 adalah sebuah mazmur doa untuk generasi masa depan. Doa dan pengharapan untuk anak-anak masa depan agar mereka senantiasa setia kepada Tuhan. Sebagai orang tua, tentu ada banyak doa dan harapan yang kita panjatkan kepada Tuhan untuk anak-anak kita. Tetapi sesungguhnya yang terutama penting untuk didoakan oleh orangtua adalah agar anak-anak mengenal dan hidup dalam takut akan Tuhan. Itulah tepatnya yang menjadi pokok utama Mazmur 78:1-5. Dalam ayat 6-7, Asaf dengan jelas menyanyikan apa yang menjadi kerinduan hatinya, “supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka, supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya.”

Sekalipun ini adalah adalah doa dan kerinduan setiap orang tua, tetapi konteks Mazmur 78 menunjukkan bagaimana kerinduan ini dinyanyikan sebagai permohonan korporat seluruh umat Tuhan untuk generasi masa depannya. Ini adalah wujud kerinduan sebuah bangsa agar generasi demi generasi tidak melupakan Tuhan dan tetap berkomitmen untuk hidup dalam kebenaran Tuhan. Mengapa? Karena kerinduan agar setiap anak-anak dari generasi ke generasi bukanlah sekadar soal urusan satu keluarga, tetapi melibatkan komunita yang lebih besar—gereja, masyarakat, dan bangsa. Ini adalah sebuah beban dan cita-cita bersama.

Setiap pribadi kita dapat mengingat setidaknya satu-dua nama orang dewasa yang menolong kita dalam mengenal dan bertumbuh dalam iman. Kebanyakan kita dapat menyebutkan satu-dua nama orang dewasa di luar keluarga kita yang menolong membangun kehidupan rohani kita, mis. Guru Sekolah Minggu, pembina remaja, hamba Tuhan, bahkan guru di sekolah. Dengan demikian, kita menemukan juga tanggung jawab setiap kita untuk membangun kerohanian dan iman generasi masa depan yang Tuhan tempatkan di sekitar kita. Ini adalah peran besar yang Tuhan percayakan kepada setiap pribadi kita di zaman ini.

Apa yang dapat dan penting kita lakukan adalah berkomitmen untuk menceritakan dan mengajarkan tentang Tuhan kepada anak-anak kita. Tidak diperlukan skill khusus untuk mensharingkan tentang Tuhan. Kita dapat menceritakan kisah-kisah Alkitab, juga kisah pribadi kita bagaimana Tuhan menolong dan tidak pernah meninggalkan. Ketika seorang anak merasa takut, kita dapat menceritakan bagaimana Tuhan memberikan kekuatan ketika kita berada dalam situasi yang sama. Ketika seorang anak sedang merasa sedih, kita dapat menceritakan tentang satu kali kita merasa sedih dan bagaimana Tuhan memberikan penghiburan.

Dengan menceritakan kisah-kisah Alkitab dan kisah pribadi kita, generasi masa depan akan terus mengingat bahwa Tuhan yang berjanji adalah Allah yang tidak pernah gagal menggenapkan janji penyertaanNya. Tuhan memerintahkan kita untuk mengajarkan kebenaran Tuhan berulang-ulang (Ul. 6:4-6). Dibicarakan—di rumah, dalam perjalanan, baik ketika duduk, berbaring, ataupun bangun. Dimanapun kita berada. Apapun yang kita lakukan. Mengapa ini penting? Sebab dunia terus membisikkan kebohongan yang menjauhkan kita dari kebenaran Tuhan. Anak-anak kita, generasi masa depan kita, dihujani pengaruh moralitas baru yang jauh dari kebenaran firman Tuhan. Dunia membisikkan banyak ketidakbenaran dalam telinga anak-cucu kita setiap hari seringkali tanpa kita sadari—melalui apa yang mereka tonton, baca, obrolkan. Maka, adalah panggilan kita hari ini untuk membawa kehadiran Tuhan dalam kehidupan anak-anak yang menjadi masa depan dunia kelak. [WOW]

APLIKASI KEHIDUPAN

(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)

Pendalaman

Kesaksian pribadi apa yang menjadi kisah unik Anda yang dapat Anda bagikan kepada generasi muda? Apa yang menghambat Anda untuk menceritakan tentang Kristus ? Sharingkan !

Penerapan

Dalam minggu ini, mari kita belajar aktif menceritakan tentang Tuhan Yesus kepada anak-anak (muda) yang Tuhan tempatkan di sekitar kita. Siapa yang Tuhan taruh dalam hati Anda untuk Anda sharingkan tentang Kristus ?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.