Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Gods design for your life

Pengkhotbah 3:11-14

EKSPRESI PRIBADI

Negara Indonesia mengenal dua musim: kemarau dan hujan. Setiap peserta bergiliran menceritakan musim manakah yang paling menyenangkan baginya? Berikan alasan atas pilihan itu.

EKSPLORASI FIRMAN

Pengkhotbah 3:1-8 berbicara tentang kehidupan yang selalu bergerak, berubah dan berganti-ganti. Ada perubahan yang terjadi karena keadaan yang tidak bisa manusia kendalikan (ay.2a: Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal). Tetapi juga ada perubahan karena keadaan yang bisa kita putuskan (2b: ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam).

Allah menetapkan musim kehidupan

Pengkhotbah menegaskan bahwa segala sesuatu ada musimnya, ada saatnya. Kalau saatnya datang, itu akan jadi bagian kita. Tetapi kalau saatnya belum tiba, mau bagaimanapun Sdr berusaha, usaha itu akan sia-sia dan hanya melelahkan badan (bdk. 3:9,10). Bahwa segala sesuatu ada musimnya bukan berarti hidup manusia itu berjalan begitu saja, tanpa arah dan tujuan. Allah mengatur hidup manusia untuk maksud yang indah. Dalam ay.11: Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Dalam terjemahan lain, kata indah diterjemahkan "tepat." Jadi, kalimatnya menjadi: "Ia membuat segala sesuatu tepat pada waktunya." Pada akhirnya, Tuhanlah yang menentukan kapan yang indah itu terjadi pada hidup kita. Tuhan itu tidak pernah meleset. Apa yang Tuhan tentukan itu selalu pas. Tidak pernah terlambat, tidak pernah juga terlalu cepat. Karena itu, jalanilah musim demi musim kehidupan kita dengan tetap percaya bahwa Tuhan tidak pernah lalai memelihara hidup kita. Jangan takut dengan perubahan hidup. Hidup itu indah justru karena ada perubahan. Helen Keller mengatakan:The struggle of life is one of our greatest blessings. It makes us patient, sensitive, and Godlike. It teaches us that although the world is full of suffering, it is also full of the overcoming of it." (pergumulan hidup adalah salah satu berkat terbesar. Ia membuat kita sabar, peka, dan serupa Tuhan.Ia mengajari kita bahwa meskipun dunia ini penuh kesukaran, tetapi juga penuh kekuatan untuk menghadapinya). Dalam musim kehidupan paling buruk pun, Allah bekerja mendatangkan kebaikan bagi orang beriman (Rm 8:28).

Allah memberi kekekalan dalam hati manusia

Setelah bicara tentang kefanaan hidup, perubahan, kejutan, Pengkhotbah masuk ke topik kekekalan. Ay.11b: Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Dari kesementaraan ke kekekalan. Pengkhotbah ingin menegaskan bahwa hidup ini bukan saja soal sekarang ini, tetapi soal kekekalan juga. Jangan pikir hidup ini hanya di dunia ini. Mati selesai semua. Tidak! Ada hidup yang kekal, di luar sekarang ini.

Pertama, kekal artinya tidak bisa dibatasi oleh waktu maupun ruang. Pengkhotbah mengatakan bahwa Allah memberikan manusia kekekalan dalam hatinya. Apa artinya? Bahwa manusia diberi kemampuan oleh Allah untuk keluar dari keterbatasannya. Jadi kalau ay.1-8 bicara tentang hidup di dunia ini yang serba berubah, serba terbatas, maka ay.11 justru mengatakan bahwa Allah memberikan dalam hati manusia kemampuan untuk keluar dari keterbatasannya. Manusia bukan saja berpikir untuk masa kini, hidup masa kini, tetapi juga bisa meninjau masa lalu dan melihat ke masa depan. Jadi hidup bukan saja soal menjalani hari ini, yang penting lewat, Tidak demikian. Allah memberikan kekekalan dalam hati manusia artinya kita bisa belajar dari masa lalu agar kita bisa melakukan yang lebih baik di masa depan. Termasuk di dalam makna kekekalan itu adalah pentingnya kita memikirkan hidup kita setelah hidup yang sekarang ini.Apakah Anda percaya akan bahagia nanti di dalam kekekalan? Hidup bersama Tuhan Yesus selamanya?

Arti kedua dari kekekalan dalam bahasa Ibrani adalah tersembunyi. Jadi kekekalan itu berarti ketersembunyian, misteri, ketidaktahuan. Jadi ay.11b bisa diterjemahkan "Ia memberikan ketidaktahuan dalam hati mereka." Kalau kita kaitkan dengan kalimat sesudahnya jadi cocok: "Tetapi (sehingga) manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." Kita tidak dapat menyelami pekerjaan Allah. Pikiran kita sangat terbatas. Jadi sangat konyol jika kita protes kepada Tuhan, mengapa saya tidak dapat jawaban atas pertanyaan saya, misalnya mengapa saya menderita. Ada banyak pertanyaan dalam hidup ini yang tidak bakalan kita dapat jawabannya. Jangan kepo dengan urusan yang menjadi urusan Tuhan.

Jalani Hidup dengan Sukacita

Jika hidup itu berubah-ubah, jika hidup itu bukan hanya di dunia ini, tetapi mencakup dimensi kekekalan, bagaimana saya menjalaninya? Pengkhotbah menasihati kita agar jalani hidup ini dengan sukacita (ay.12-13). Nikmati saja hidupi ini. Bisa makan-minum itu anugerah Tuhan. Betapa banyak orang hidup ditopang mesin, makan pakai zonde, makan ini tidak boleh, itu tidak boleh. Syukuri keadaan kita.

Namun ia memberi batasan, yaitu "manusia takut akan Dia." (ay.14). Kita bebas menikmati hidup, tetapi jangan lupa ada Tuhan yang melihat segala perbuatan kita. Jangan lupa ada firman Tuhan yang harus kita taati. Jangan lupa kita harus memberi pertanggungjawaban atas ucapan dan perbuatan (bdk.11:9). [BSB]

APLIKASI KEHIDUPAN

(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)

Pendalaman

Ada kesan dalam pasal ini bahwa Pengkhotbah mengajarkan tentang takdir. Bahwa manusia hanya bisa menerima nasib yang ditentukan Tuhan. Diskusikan bagaimana hubungan antara kehendak Allah (ay.11a) dengan jerih-lelah manusia.

Penerapan

Buatlah rumusan bagi Anda sendiri, bagaimana menjalani hidup ini di dalam keseimbangan antara "menikmati hidup" dengan "takut akan Allah"?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.