Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Kerjakan keselamatanmu

Filipi 2:12-18

EKSPRESI PRIBADI

Salah satu semboyan reformasi reformasi adalah Sola Gratia yang artinya hanya oleh anugerah Tuhan manusia diselamatkan. Diskusikan dalam CG Anda, bagaimana seharusnya orang percaya berespon terhadap anugerah Tuhan. Apakah (a) beriman saja dan menantikan saatnya masuk surga (b) beriman dan bergiat untuk hidup benar & kudus.

EKSPLORASI FIRMAN

Bicara tentang keselamatan, apakah itu pekerjaan Allah atau manusia? Anda pasti menjawab: pekerjaan Allah. Allah yang menyelamatkan kita. Allah yang melahirbarukan kita. Keselamatan adalah anugerah Allah. Namun apakah itu berarti kita hanya berserah diri dan berkata, “Tuhan, saya siap. Lakukan apapun yang Engkau kehendaki. Sempurnakan hidup saya. Engkau Penjunan, aku tanah liat.”

Ada dua macam pandangan berhubungan dengan keterlibatan kita dalam keselamatan. Yang pertama menganggap bahwa kita cukup berdiam diri, pasif. Let go and let God. Biarkan Allah yang bekerja dalam hidup saya dan menyempurnakan keselamatan saya. Saya tidak sanggup. Dia sanggup. Saya lemah. Dia kuat. Pandangan lain beranggapan bahwa kita harus berusaha dengan rajin untuk mencapai kemajuan rohani. Kematangan iman tidak jadi begitu saja tetapi harus diperjuangkan. Allah bekerja, saya juga bekerja.

Alkitab berbicara tentang dua hal itu sekaligus. Dalam Flp 2:12 Rasul Paulus berbicara tentang “kerjakan keselamatanmu.” Sedangkan dalam ay.13, “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Jadi orang Kristen mengerjakan keluar (work out) apa yang Tuhan kerjakan di dalam (work in). (Bagian Alkitab yang berbicara tentang hal senada terdapat dalam 2Pet 1:3-5). Kata kerja “kerjakan” dalam bahasa asli adalah perintah untuk melakukan sesuatu secara terus-menerus sampai selesai atau lengkap. Di dalam usaha itu dibutuhkan ketekunan dan kerajinan. Akan tetapi kita tidak mengerjakan itu sendirian. Allah turut bekerja di dalam diri kita.

Kita harus memahami keselamatan dalam tiga dimensi: masa lampau, sekarang dan masa yang akan datang. Sebagai orang Kristen kita telah diselamatkan pada masa lampau. Allah mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya. Kita beralih dari kerajaan kegelapan kepada kerajaan terang. Status kita adalah orang yang diselamatkan. Pada masa kini kita sedang diselamatkan. Maksudnya, Allah sedang memperbarui hidup kita, menjadikan kita semakin hari semakin kudus, semakin taat firman-Nya, semakin serupa dengan Dia. Itu artinya keselamatan kita masih dalam proses. Suatu hari nanti, kita akan mengalami keselamatan secara sempurna yaitu ketika kita berjumpa dengan Allah dalam kemuliaan dan tinggal bersama-Nya dalam kebahagiaan.

Di dalam masa penantian penyempurnaan keselamatan kita, Allah memerintahkan kita untuk mengerjakan keselamatan itu. Itulah yang di dalam pikiran Paulus ketika ia mengatakan, “Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.” (1Tim 6:12). Sampai kita meraih hidup yang kekal, kita harus seperti atlit bertanding dalam olah raga sampai selesai. Sebagai contoh, tim kesebelasan Korea Selatan sudah tahu bahwa mereka tidak akan masuk ke babak 16 besar Piala Dunia. Akan tetapi, pada pertandingan terakhir mereka berjuang habis-habis dan mengalahkan juara bertahan, kesebelasan Jerman. Prestasi yang pertama kali diukir oleh tim dari Asia. Tidak ada kata “tidak ada gunanya. Sudah tidak ngaruh.” Sikap mental itulah yang harus dimiliki orang Kristen, apalagi kita bukan orang yang sudah tidak ada lagi harapan. Kita dapat janji hidup kekal. Kita harus berjuang lebih keras lagi karena janji itu.

Sebagai ilustrasi, kita dapat melihat pada kisah keluaran (Kel 14). Dalam kisah itu diceritakan tentang Firaun dan pasukannya yang mengejar orang Israel. Di depan mereka terbentang laut Merah. Nasib mereka di ujung tanduk. Musa sangat percaya diri. Meskipun sudah terjebak, ia mengatakan, "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu” (Kel 14:13). Itu iman yang luar biasa tetapi tidak sepenuhnya tepat. Apa kata Allah? “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.’” (Kel 14:15). Yang harus dilakukan orang Israel bukan diam dan menonton apa yang akan terjadi tetapi berangkat. Maju. Allah menjamin kemenangan. Namun Ia tidak akan melakukannya sebelum orang Israel berangkat, bergerak, maju. 

Dua hal dapat kita simpulkan. Pertama, kita harus aktif di dalam mengerjakan keselamatan, bukan dalam arti masih ada yang kurang dalam keselamatan kita tetapi dalam arti melahirkan, menghasilkan buah-buah keselamatan itu. Tinggalkan dosa, berbuat yang benar. Melatih diri dalam ibadah atau kesalehan (1Tim 4:7). Kedua, kita harus mengandalkan kuasa Allah. Perubahan hanya terjadi ketika kita berserah dan memohon kekuatan dari Allah. Kita tidak punya kesanggupan kalau bukan Allah yang menyanggupkan. Karena itu, mintalah kekuatan dari Allah. Tuhan Yesus mengatakan, “… diluar Aku kamu tidak bisa buat apa-apa.” (Yoh 15:5). Sangat benar! Tetapi bukan berarti di luar Tuhan, kita tidak berbuat apa-apa.

APLIKASI KEHIDUPAN

PENDALAMAN

Diskusikan mengapa perintah mengerjakan keselamatan tidak bertentangan dengan konsep bahwa keselamatan itu anugerah?

PENERAPAN

Hal konkret apa yang dapat Anda lakukan untuk mengerjakan keselamatan ?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain