Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Maksimalkan karunia Allah

2 Timotius 1:6

Ekspresi Pribadi

Apakah arti dari peribahasa, “Seperti kacang lupa akan kulitnya”? Peribahasa ini berbicara tentang orang yang tidak tahu diri dan lupa akan asalnya. Dengan kata lain, orang yang dahulunya miskin, kini setelah menjadi kaya, ia menjadi sombong, lupa akan asal usulnya dan akan mereka yang pernah menolongnya. Peribahasa ini layak disematkan kepada 9 orang kusta yang pernah disembuhkan oleh Yesus Kristus, namun tidak pernah kembali untuk berterima kasih kepada-Nya, kecuali hanya satu orang (Luk. 17:11-19). Peribahasa ini juga tidak berlaku bagi Rasul Paulus dan Timotius, murid kesayangannya itu. Mengapa tidak? Karena mereka sudah meresponi anugerah keselamatan dengan sikap mengasihi Tuhan dan setia mengobarkan karunia-karunia yang dimiliki untuk melayani-Nya. Sudahkah Anda meresponi anugerah Tuhan? Apa yang sudah Anda lakukan sebagai respons atas karya keselamatan dan karunia yang Allah sudah berikan kepada Anda?

Eksplorasi Firman

Pada waktu Rasul Paulus menulis surat penggembalaan kepada Timotius, kaisar Nero sedang berusaha untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma dengan penganiayaan yang kejam terhadap orang-orang Kristen. Paulus menjadi tahanan di Roma. Ia menderita, ditinggalkan oleh para sahabatnya (ay. 15-16), dan menyadari pelayanannya segera berakhir dan kematiannya sudah dekat (2Tim. 4:6-8). Ia mengetahui Timotius sedang menghadapi kesukaran karena penganiayaan dari luar gereja dan adanya guru-guru palsu di dalam gereja. Karena itu, ia menasihati Timotius, “… kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu” (ay. 6). Kata “mengobarkan” (Yunani, Anazopureo), artinya menyalakan kembali karunia Allah seperti “kobaran api” yang membara di dalam diri Timotius. Ia dinasehati agar mengobarkan semua karunia yang Allah berikan, dengan penumpangan tangan Paulus. Karunia yang dimiliki Timotius berkaitan dengan pelayanan, pengajaran, penggembalaan jemaat di Efesus dan pemberitaan Injil (ay. 8, 13-14). Alasan mengobarkan karunia Allah adalah karena Timotius sudah diselamatkan oleh iman di dalam Kristus, iman yang diwariskan oleh Lois, neneknya dan Eunike, ibunya (ay. 3, 5). Alasan selanjutnya karena ia sudah menerima penumpangan tangan Paulus yang memberinya semangat dan keberanian menghadapi perlawanan dari para musuh Paulus dan musuh Injil (ay. 8-9). Terakhir, karena ia sudah menerima Roh Kudus sebagai sumber kekuatan, kasih dan ketertiban (ay. 7). Jika kita melayani Tuhan dengan kekuatan dari Roh Kudus, maka kita akan berani mengobarkan dan memaksimalkan karunia-karunia Allah yang ada pada kita. Apa yang harus kita lakukan untuk memaksimalkan karunia Allah?

  1. Mengetahui bahwa setiap orang Kristen dipanggil Tuhan untuk melayani.
    Secara praktis, banyak orang Kristen tidak terlibat di dalam pelayanan, karena alasan bahwa ia tidak mempunyai talenta, tidak berpendidikan tinggi, lemah dan sebagainya. Paulus mengatakan bahwa setiap orang Kristen dipanggil untuk melayani Tuhan (Rm. 1:6; 1Kor. 7:22). Ini adalah pelayanan yang bersifat umum. Hal ini tersirat dari kata “Ekklesia,” yang muncul dalam Perjanjian Baru sebanyak 115 kali, yang berarti “the called-out ones” dan diterjemahkan sebagai “gereja.” Gereja terdiri atas individu-individu yang dipanggil Tuhan ke luar dari keduniawian dan masuk ke dalam Kristus;
    Panggilan ini tidak harus selalu menjadi seorang pendeta atau missionari, melainkan untuk terlibat dalam pelayanan. Untuk itulah Paulus menasehati Timotius agar mengobarkan karunia Allah yang dimilikinya (ay. 6).
     
  2. Menyadari bahwa Tuhan sudah memperlengkapi kita dengan karunia-karunia Roh Kudus.
    Ketika di ditahbiskan dengan penumpangkan tangan Paulus, Timotius sudah menerima perlengkapan karunia Roh Kudus untuk melayani Tuhan (1Tim. 4:14). Demikian juga dengan kita, ketika beriman di dalam Kristus, Roh Kudus diam di dalam diri kita (1Kor. 6:19). Namun kehadiran Roh Kudus tidak pernah menjadi tujuan akhir dalam hidup kita, justru itu adalah “perlengkapan” yang Allah sediakan untuk memampukan kita melayani dan memberitakan Injil ke seluruh dunia (Kis. 1:8). Apabila Roh Kudus menguasai dan memenuhi seseorang maka karunia itu akan membara dan orang yang memilikinya akan menjadi pribadi yang penuh kuasa, penuh kasih dan penguasaan diri. Itu sebabnya Paulus terus mengingatkan Timotius agar jangan lalai mengobarkan karunia Roh Kudus tersebut. Tuhan memanggil berbagai macam orang termasuk Anda yang mengasihi-Nya dan yang dikuduskanNya, untuk diperlengkapi bagi pekerjaan pelayananNya. Maukah Anda diperlengkapi untuk melayani Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain?
     
  3. Mengenali karunia-karunia yang Tuhan sudah berikan kepada kita.
    Karunia memiliki pengertian yang berbeda dengan bakat dan talenta. Bakat umumnya diartikan sebagai sifat / kecenderungan bawaan dalam diri seseorang yg diperolehnya karena faktor keturunan. Sedangkan talenta diartikan sebagai sejumlah modal yang Tuhan titipkan pada diri kita. Dalam perumpamaan tentang talenta, ada yang dititip 5 talenta, 3 talenta dan 1 talenta. Namun tanggung jawabnya sama, yaitu: masing-masing harus mengembangkan modal tersebut agar berlipat ganda. Sedangkan karunia (Yunani, charisma) adalah suatu kemampuan tertentu (khusus) yang Roh Kudus berikan kepada setiap orang percaya dengan tujuan khusus, yaitu: agar dapat melakukan pekerjaan yang Tuhan tugaskan baginya di dunia ini (1Kor. 12:11). Ada banyak jenis karunia rohani yang berbeda-beda, tetapi tujuannya sama, yaitu untuk bekerja sama membangun tubuh Kristus, yaitu Gereja (1Kor. 12:1-31; Ef. 4:12-16). Sebab itu, untuk memaksimalkan karunia Allah, maka kita harus berelasi dengan Tuhan melalui doa, iman dan ketaatan. Kemudian kenalilah karunia apa yang kita miliki dengan bertanya apa yang kita paling suka lakukan atau dimana minat kita dan apa yang orang lihat dari kelebihan kita. Kalaupun kita masih ragu-ragu akan jenis karunia rohani kita (termasuk bakat dan minat), Alkitab memberikan petunjuk praktis yang amat sederhana, yaitu: “Apa yang dijumpai oleh tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu!” (Pkh. 9:10). Kemudian latihlah, kembangkanlah dan pakailah karunia rohani kita untuk melayani Tuhan.

Aplikasi Kehidupan

PENDALAMAN

Kita sering mendengar bahwa melayani Allah adalah sebuah keharusan. Apa alasan yang paling mendasar kita harus melayani Allah?

PENERAPAN

Mengapa tidak sedikit orang Kristen menolak untuk terlibat di dalam pelayanan baik di dalam gereja, keluarga maupun di masyarakat, padahal mereka sudah diberikan karunia-karunia Roh Kudus?

Saling Mendoakan

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain