Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Start from Yourself (Mulai dari Diri Sendiri)

Kejadian 8:15-22

EKSPRESI PRIBADI

Ada peribahasa yang berbunyi ”Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Apa pelajaran yang hendak disampaikan adalah pentingnya keteladanan dalam sebuah pembelajaran kepada generasi berikutnya. Apa yang dilakukan oleh guru akan berdampak dalam kehidupan murid-muridnya.

Jadi, pada esensinya bahwa seorang guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Namun dalam hal pembelajaran iman di tengah keluarga, seringkali kita terjebak pada pemikiran bahwa urusan pengajaran iman adalah tugas dari gereja atau lebih spesifiknya adalah guru-guru sekolah minggu. Hal ini bukan sepenuhnya salah, sebab Tuhan memang memakai peran gereja untuk memberikan pendidikan iman kepada anak-anak. Hanya saja, jangan lupa bahwa peran orang tua dalam keluarga tidak boleh dilupakan, sebab orang tua justru merupakan ”guru = sosok yang digugu dan ditiru” bagi anak-anak.

Hal ini terlihat dalam pengajaran yang tertulis dalam Alkitab. Salah satunya terlihat dari beberapa teladan iman dari tokoh Perjanjian Lama, salah satunya adalah Nabi Nuh. Melalui CG hari ini, kita akan melihat bagaimana Alkitab mencatat kehidupan Nuh yang dimulai dari diri sendiri (starting for yourself) yang hidup dekat dan bergaul dengan Allah sebagai materi pengajaran efektif dalam mendidik anak-anaknya.

EKSPLORASI FIRMAN

Bagaimana kehidupan nabi Nuh sebagai orang tua dalam mendidik anak-anaknya?

  1. Melalui Hidup Ketaatannya: Membangun Bahtera

Kejadian 6:9 (TB2) mencatat bagaimana Nuh adalah ”seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang sezamannya, dan hidup bergaul dengan Allah”. Hal ini dilihat oleh seluruh angota keluarganya, termasuk ketiga anak laki-lakinya, yaitu Sem, Ham dan Yafet. Mereka melihat teladan iman ayahnya, yang tidak hanya tahu apa yang Tuhan kehendaki namun juga mentaatiNya dengan segenap hati.

Ketaatan sedemikian bukan dipertunjukkan selama beberapa tahun saja, tetapi juga memakan waktu +/- 120 tahun dimana di sepanjang waktu yang tidak sebentar itu, teladan iman itu ditunjukkannya dan menjadi bukti nyata kesetiaannya kepada Tuhan. Padahal Kejadian 6:11-12 (TB2) mencatat kondisi dunia disekitarnya saat itu ”sudah rusak dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi itu dan ternyata benar-benar rusak, sebab semua manusia menjalani hidup yang rusak di bumi

Melalui tindakan iman yang nyata inilah, rencana keselamatan Allah bagi bumi yang telah jatuh dalam dosa ini tergenapi. Nuh dan keluarganya terselamatkan dari air bah melalui bahtera yang didirikan. Hal ini terjadi karena teladan iman Nuh dalam hidup ketaatannya. Kejadian 6:22 (TB2) mencatat bahwa ”Nuh melakukan semuanya itu, tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya

Demikian pula seharusnya teladan iman dalam hal ketaatan ini juga tercermin dalam kehidupan kita sebagai orang tua kepada anak-anak kita. Mereka melihat satu contoh yang nyata dari apa artinya hidup mentaati perintah Allah di tengah kondisi lingkungan yang tidak mudah. Mereka menantikan role model yang konkrit apa itu arti dari sebuah hidup ketaatan yang tidak mudah tapi diperjuangkan sungguh!

  1. Melalui Hidup Penyembahannya: Mendirikan Mezbah

Setelah air bah surut, Kejadian 8:20 mencatat bagaimana Nuh kembali memberikan sebuah teladan iman dalam hidup penyembahannya. Hal ini dicatat dengan ”Nuh kemudian mendirikan mezbah bagi Tuhan. Ia mengambil beberapa ekor binatang dari segala hewan yang tahir, lalu mempersembahkan korban bakaran di aas mezbah itu”. Hal ini menjadi contoh bagi anak-anaknya apa itu artinya tanpa henti-hentinya hidup harus selalu mengingat Tuhan dan takut akan Tuhan. Bukan hanya di saat badai berlangsung, namun juga saat badai berlalu, Nuh mengajarkan melalui teladan mendirikan mezbah ini agar selalu menyembah Tuhan dengan setia di seumur hidup mereka.

Mengapa demikian? Sebab hidup penyembahan yang setia ini kepada Allah adalah ”sebuah aroma yang menyenangkan” hati Tuhan, sebagaimana dicatat dalam Kejadian 8:21 (TB2) dan hal ini dilakukan oleh Nuh di hadapan seluruh keluarganya yang telah diselamatkan Allah. Setelah air bah surut, dimulai sebuah era baru kemanusiaan di bumi. Melalui keluarganya, Nuh membangun sebuah generasi baru, yaitu sebuah kaum yang bertekad untuk hidup setia menyembah Tuhan, mendirikan mezbah dan memberikan korban bakaran untuk menyenangkan hati Tuhan.

Walaupun tentu kita tahu bawah Nuh juga bukan pribadi yang sempurna adanya, tanpa catat cela. Kejadian 9:21 mencatat, ”Setelah minum anggur, ia mabuk dan telanjang dalam kemahnya”. Namun demikian, terlepas dari semuanya itu, teladan iman Nuh tetap diperhitungkan sebagai contoh tokoh Alkitab yang memulai pembelajaran iman kepada generasi berikutnya yang dimulai dari teladan diri sendiri (start from yourself). [CK]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Teladan iman seperti apa yang ditunjukan oleh Nuh terhadap anak-anaknya?

Penerapan

Apa yang menjadi kendala orang tua mengalami kesulitan dalam memberikan teladan iman kepada anak-anaknya? Diskusikan!

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.