Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

The promised Messiah

Kisah Para Rasul 3:11-26

Ekspresi Pribadi

Kita hidup ditengah komunitas postmodern dengan "budaya cuek" yang sangat individualistik dan materialistik sehingga menghasilkan manusia yang cuek, tidak peduli dan egois. Ini bertentangan dengan gaya hidup Kristus yang sangat mengasihi dan peduli. Charles R. Swindoll (Swindoll's Ultimate Book of Illustrations and Quotes) menulis, "Orang lain tidak peduli berapa banyak yang kita ketahui, sampai mereka tahu berapa banyak kita peduli." Jika kita ingin bertumbuh serupa Kristus, kita juga harus hidup saling mengasihi dan peduli seperti yang diperlihatkan Petrus dan Yohanes kepada seorang lumpuh di Bait Allah (Kis. 3:4-7). Jika hari ini Tuhan bertanya, "Apa yang sudah Anda lakukan sebagai bukti kasih dan kepedulianmu kepada seorang yang lemah?" Apa jawaban Anda?

Eksplorasi Firman

Konteks Kisah Para Rasul 3:11-26 adalah khotbah Petrus yang dilatarbelakangi kesembuhan seorang yang lumpuh (ay 1-10). Orang ini tidak lagi memiliki harapan untuk sembuh, sebab selain lahir sudah cacat, ia sudah berumur lebih dari 40 tahun (Kis. 4:22). Dia hanya hidup dari belaskasihan orang lain. Setiap hari orang lain mengusung dia untuk mengemis di pintu Gerbang Indah di Bait Allah. Pada pukul tiga sore Petrus dan Yohanes datang ke sana untuk beribadah (Kis. 4:3). Ketika mereka melewati pintu itu, bertemulah dengan pengemis itu. Petrus yang tergerak oleh belaskasihan menatap mata orang lumpuh itu dan dengan penuh iman ia berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu. Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah... Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu" (ay 6-7). Ia sangat gembira, terus memuji Tuhan dan tetap mengikuti Petrus dan Yohanes (ay 8-11). Ini menunjukkan rasa syukurnya kepada Tuhan dan terima kasihnya kepada mereka. Ditengah perasaan takjub yang dialami orang-orang Yahudi, Petrus memakai kesempatan ini untuk memberitakan siapakah Tuhan Yesus dan kuasa-Nya. Apa isi pemberitaan Petrus?

  • Pertama, Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah.
    Petrus memulai dengan menjelaskan bahwa mukjizat itu terjadi bukan karena kuasa dan kesalehan pribadinya tetapi karena kepercayaan dalam Nama Yesus orang Nazaret itu (ay 16). Nama Yesus memiliki kuasa yang luar biasa karena Dia adalah Mesias. Perjanjian Lama, yang ditulis selama kurun waktu kira-kira seribu tahun, berisi ratusan rujukan tentang Mesias yang akan datang (Mzm. 22; Yes. 53). Semuanya ini terpenuhi di dalam diri Yesus Kristus, dan merupakan penegasan yang dapat diandalkan dari kredibilitas-Nya sebagai Mesias. Tetapi kini Dia sudah menderita, mati dan dibangkitkan. Dia yang memberi kuasa kepada Petrus untuk melakukan mukjizat. Sebab itu, ia menolak pujian tetapi mengarahkan kemuliaan itu kepada Tuhan Yesus. Ini sikap yang benar dari seorang hamba Tuhan sejati, ketika orang memujinya, ia selalu mengarahkannya kepada Tuhan yang berhak atas pujian itu.
  • Kedua, Petrus menegur dosa mereka.
    Petrus menegaskan bahwa orang-orang Yahudi telah menolak dan menyerahkan Mesias yang tidak bersalah itu untuk dihukum mati, tetapi menginginkan seorang pembunuh dibebaskan. Padahal Dia adalah Mesias yang dinantikan, Yang dimuliakan Allah, Yang kudus dan benar, Pemimpin kepada hidup dan yang telah dibangkitkan Allah (ay 13-15). Peneguran dosa adalah elemen yang sangat penting dalam penginjilan. Karena sebelum orang itu sadar bahwa ia adalah orang berdosa, ia tidak merasa membutuhkan Juruselamat. Itu sebabnya, ketika memberitakan Injil, kita perlu menyinggung dosa, sebelum menyuruh orang untuk percaya Kristus. Memang dalam kasus-kasus tertentu, misalnya orang sakit kristis, waktunya memang tidak ada, hal ini terpaksa harus dilakukan. Tetapi kalau waktunya memungkinkan, maka unsur dosa harus disinggung seperti yang dicontohkan rasul Paulus ketika ia memberitakan Injil (1Kor. 15:3-4).
  • Ketiga, Petrus memberikan pengharapan kepada mereka.
    Orang-orang Yahudi menolak Yesus karena ketidaktahuan, tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi firman-Nya bahwa Mesias harus menderita. Melalui penyaliban Yesus, Allah menggenapi rencana-Nya (ay 17-18). Ini menunjukkan bahwa Allah dapat bekerja dan mengubah sesuatu yang jahat menjadi yang baik dan berguna untuk kemuliaan-Nya. Ketika kita memberitakan Injil, memang penting untuk menegur dosa manusia, tetapi jangan biarkan pendosa itu putus asa dalam dosanya. Beritakan bahwa Yesus Kristuslah satu-satunya jalan yang Tuhan berikan untuk menyelesaikan masalah dosa manusia. Melalui kematian-Nya, dosa kita ditebus dan diberikan hidup kekal di surga bagi mereka yang percaya kepadaNya.
  • Keempat, Petrus menantang mereka untuk bertobat dan berkomitmen hidup dalam Tuhan.
    "Sadarlah dan bertobatlah supaya dosamu dihapuskan,..." (ay 19). Pertobatan adalah sebuah perubahan hati dan pikiran yang membawa kita mendekat kepada Allah. Itu mencakup berbalik dari dosa dan dengan iman berpaling kepada Allah untuk pengampunan. Hal tersebut dimotivasi oleh kasih bagi Allah dan hasrat tulus untuk mematuhi perintah-perintah-Nya. Jika bertobat, maka dosa mereka akan diampuni dan mendapat damai dan sukacita serta hidupnya diberkati Tuhan (ay. 19-26). Kita harus beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat supaya bisa menerima anugerah keselamatan dan mengetahui rencana indah Allah bagi hidup kita.

Aplikasi Kehidupan

PENDALAMAN

Mengapa orang-orang Yahudi menolak Yesus Kristus dan menghendaki kematian-Nya, padahal Dia adalah Mesias yang dijanjikan Allah kepada mereka ? Apa yang harus dilakukan agar memperoleh berkat-berkat dari karya Yesus Kristus ?

PENERAPAN

Apakah Anda sudah pernah meresponi kebaikan dan kasih Tuhan Yesus dengan sepenuh hati Anda dengan pertobatan, iman dan ketaatan kepada-Nya ? Kapan terakhir kali saudara menyaksikan iman Anda kepada seseorang di sekitar Anda ?

Saling Mendoakan

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain