The Transforming Fellowship (Persekutuan Yang Mengubahkan)
I Korintus 11: 23-26
EKSPRESI PRIBADI
Ketika kita berbicara mengenai Perjamuan Kudus, kita mungkin ada yang sudah berkali-kali mengikuti Perjamuan Kudus, dan pasti setiap kita pun mengerti akan makna di dalam Perjamuan Kudus. Tetapi faktanya masih banyak juga orang Kristen yang hanya tahu makna Perjamuan Kudus tetapi tidak sungguh-sungguh dalam mengikuti Perjamuan Kudus. Ada yang mengikuti hanya sebagai rutinitas keagamaan belaka, ada yang mengikuti karena sebuah keharusan, ada yang karena ikut-ikutan, dan banyak lagi motivasi lainnya pada saat mengikuti Perjamuan Kudus. Sehingga akhirnya pada saat kita mengikutinya tidak dengan motivasi dan tidak bisa memaknai dengan baik dan benar, Perjamuan Kudus ini menjadi sesuatu yang tidak bisa dihayati dan tidak membawa perubahan di dalam hidup kita pribadi. Bagaimana dengan Anda selama ini memaknai Perjamuan kudus?
EKSPLORASI FIRMAN
Umumnya hamba Tuhan mengutip 1 Korintus 11 ini di dalam acara perjamuan kudus khususnya ayat 23-26, untuk menyatakan aspek positif dari perjamuan kudus, menjelaskan apa arti dan makna perjamuan kudus. Tetapi bagian ini harus kita lihat baik-baik bahwa di sini Paulus mau membawa jemaat untuk mengerti makna perjamuan kudus itu oleh karena dari ayat 17-22 setiap kali jemaat Korintus berkumpul mereka melakukan sesuatu ibadah yang tidak mendatangkan kebaikan, tidak mendatangkan keindahan, tidak mendatangkan hal-hal yang membangun, melainkan justru menghasilkan hal-hal yang lebih buruk. Dari 1 Korintus 10:16-17 kita mengetahui pada waktu perjamuan kudus mereka seharusnya makan satu roti dan minum dari cawan pengucapan syukur yang sama. Tetapi yang terjadi pada jemaat Korintus perjamuan itu menjadi ajang pesta pora di antara mereka. Maka inilah yang terjadi pada waktu mereka berkumpul, mereka yang membawa makanan lalu makan sendiri makanan tersebut, mereka pesta-pesta sedangkan yang tidak membawa apa-apa tidak mendapat makanan apa-apa. Sehingga yang terjadi seperti yang Paulus katakan, ada yang lapar, ada yang mabuk kekenyangan. Dan pada akhirnya tidak mendatangkan kebaikan bagi mereka.
Perjamuan Kudus sebenarnya berbicara mengenai sebuah komunikasi. Ini bukan komunikasi dengan benda melainkan dengan satu Pribadi. Kita menganggap pasti bahwa rata-rata dari kita sudah dan sedang berkomunikasi dengan Allah. Hal ini belum tentu benar. Perjamuan Kudus menjadi tidak berarti saat kita yang berkumpul di sini tidak mempunyai komunikasi dengan Allah. Hanya setelah masing-masing dari kita mempunyai hubungan pribadi dengan Allah barulah perkumpulan semacam ini dapat memperdalamkan kesatuan antara kita, dan dengan demikian menikmati hadirat Allah yang istimewa. Pokok yang ditekankan di Perjamuan Kudus ialah hubungan.
Karena itu jika kita melihat dalam 1 Korintus 11 ay.28 Rasul Paulus menekankan untuk kita “menguji diri sendiri”. Apa yang diuji? Komunikasi kita dengan Tuhan yang harus kita uji, apakah selama ini relasi dan persekutuan kita dengan Tuhan berjalan dengan baik? Atau malah kita semakin jauh dari Dia? Dosa menjadi penghambat seseorang bisa berkomunikasi dengan Allah yang kudus. Karena itu, melalui Perjamuan Kudus kita disadarkan mengenai keberdosaan kita dan juga bagaimana komunikasi kita dengan Allah. Tuhan selalu ingin kita berkomunikasi dengan Dia dan bersekutu dengan Dia tanpa adanya penghalang yaitu keberdosaan kita. Ia telah mati bagi penebusan dosa-dosa kita. TubuhNya dipecah-pecahkan bagi kita, darahNya dicurahkan bagi kita. Perjamuan kudus menjadi moment kita merenung dan mengingat betapa berharga dan mahal pengorbanan yang Yesus lakukan untuk mengampuni dosa-dosa kita, agar Dia bisa bersekutu dengan kita. Kita bersukacita karena kasihNya, kita memuji kebaikanNya, kita mengingat kasih setia dan penyertaanNya dalam hidup kita.
Selain itu, Perjamuan Kudus juga dimaknai sebagai sebuah persekutuan yang mengubahkan. Pada saat kita diundang satu perjamuan dengan Kristus, maka kita disadarkan akan dosa, dan sekaligus diingatkan tentang Anugerah dan Karya Kristus di atas kayu salib bagi setiap kita untuk memberikan kita hidup baru, untuk memberikan kita second change membereskan hidup kita, membereskan relasi kita dengan Tuhan, dengan keluarga, dengan sesama dan dengan diri kita. Sehingga pada saat kita mengikuti Perjamuan Kudus kita dilayakan Tuhan dan akan berdampak untuk selalu menghargai anugerah yang sudah Tuhan berikan kepada kita, dengan ditunjukan melalui adanya perubahan baik dalam perkataan, pikiran dan juga setiap perbuatan kita. Saat kita mengalami kuasa Allah yang mengubah hidup, orang-orang yang belum pernah mengalami hubungan hidup dengan Allah akan melihatnya. Saat kita memiliki hubungan yang hidup dengan Tuhan yang telah mentransformasi kita, orang-orang sekitar kita akan melihatnya. Demikianlah caranya Allah menggenapi rencana dan maksud-Nya dalam hidup kita yakni membawa orang menjadi tertarik dengan rencana agung-Nya lewat kehidupan kita. “sebab setiap kali kamu makan roti dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” [SA]
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Apa makna Perjamuan Kudus sebagaimana yang ditegaskan oleh firman Allah?
Penerapan
Komitmen apa yang ingin Anda buat untuk memperbaiki komunikasi dengan Allah di tahun ini?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.