Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Yesus penggenap harapan

Yohanes 5:1-18

EKSPRESI PRIBADI

Nuh menunggu 120 tahun sambil membangun bahtera sampai mulai hujan. Abraham menunggu 25 tahun untuk mendapatkan seorang anak. Yakub menunggu 14 tahun dengan bekerja tanpa bayaran untuk mendapatkan Rahel. Yusuf menunggu 13 tahun sebagai budak di Mesir sebelum menjadi penguasa. Musa menunggu 40 tahun di padang gurun sebelum memimpin Israel keluar dari Mesir. Daud menunggu 15 tahun (8 tahun sebagai buronan Saul) sebelum menjadi Raja. Seberapa banyak dari kita saat ini sedang berada dalam masa menunggu dan menantikan pertolongan untuk melepaskan kita dari segala beban pergumulan dan permasalahan dalam hidup kita? Barangkali ada yang bergumul dalam hal kesehatan, keuangan, keharmonisan keluarga, dan lain-lain. Tapi, marilah kita tetap jadikan Tuhan Yesus sebagai tempat yang utama bagi kita untuk terus berharap. Nantikanlah Yesus bekerja dan berkarya dalam dan melalui keberadaan dan situasi sulit kita saat ini. Biarkanlah anugerah Tuhan yang nyata atas hidup kita dan kemurahanNya tercurah atas kerinduan dan harapan hidup kita. Sebagaimana perikop Firman Tuhan pada hari ini, Yesus menjadi Penggenap Harapan bagi seorang lumpuh yang telah 38 tahun menunggu dan menantikan kesembuhan atas dirinya di dekat kolam Betesda.

EKSPLORASI FIRMAN

Marilah kita membahas bersama melalui Yohanes 5:1-18 ini akan bagaimana karya Yesus telah membawa transformasi dalam kehidupan seorang lumpuh, dari satu titik kehidupan yang lama, kepada titik kehidupan yang baru, dan membawa kisah cerita agung yang memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus kita, Sang Penggenap Harapan.  

  1. Dari titik ketidakberdayaan (helplessness) kepada titik pengharapan (hopefulness).
    Disitu ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit” (ay. 5). Menantikan sesuatu terjadi selama 38 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Sampai tiba waktunya dimana Yesus melihat orang tersebut dan menanyakan “Maukah engkau sembuh?” (ay. 6). Tapi pertanyaan ini tidak dijawab langsung dengan jawaban “ya, saya mau sembuh” melainkan yang disampaikan adalah jawaban yang diwarnai dengan ketidakberdayaan “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku” (ay. 7). Barangkali ada yang menafsirkan bahwa Tuhan Yesus sedang menanyakan sebuah pertanyaan yang klise. Tentu saja orang sakit ini mau untuk disembuhkan, tapi nampaknya orang ini sudah tidak berani lagi berharap sembuh. Apa sebabnya? Dia sudah menantikannya terlalu lama. Selama 38 tahun dikondisikan demikian dengan segala ketidakberdayaannya terbaring di dekat kolam Betesda. Orang ini sesungguhnya sudah terlalu lelah untuk berharap. Tapi justru disinilah Yesus hadir untuk membangkitkan kembali pengharapan itu. Yesus hadir bukan sekedar untuk bertanya secara simpatis, tapi Yesus berkarya secara dramatis. Kesembuhan pun terjadi, Tuhan berkata “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu…” (ay. 8). Yesussedang berkarya memulihkanorang sakit itu dari titik ketidakberdayaan (helplessness) kepada sebuah titik pengharapan (hopefulness).
  2. Dari titik keberdosaan (corrupted) kepada titik pertobatan (converted).
    Engkau telah sembuh, jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk” (ay. 14). Memang tidak ada catatan lebih jauh tentang penjelasan mengenai perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh orang yang disembuhkan ini, tetapi hal ini dapat terlihat pada isi percakapan mereka ketika kemudian mereka bertemu kembali di Bait Allah.Yesus kembali  menegaskan“engkau telah sembuh,” artinya Yesus sungguh telah menggenapi harapan hidupnya untuk disembuhkan dari sakit penyakitnya, tapi ada hal kedua yang lebih penting dari itu, yaitu Yesus juga hendak memproses orang ini bertolak dari titik kehidupannya yang lama yang telah dirusak/dikorupsi oleh dosa (corrupted)  kepada sebuahtitik pertobatan yaitu, “jangan berbuat dosa lagi” (converted).
  3. Dari titik “berbaring di dekat kolam” (beside the pool) kepada titik “bersaksi di luar kolam (outside the pool).
    Orang itu keluar, lalu menceritakan…” (ay. 15). Tuhan Yesus telah menjamah seseorang yang tadinya hanya menjalani hidupnya tanpa daya, tanpa makna, tanpa arti, melewati hari-harinya selama 38 tahunhanya dengan “berbaring di situ (di dekat kolam Betesda)” (ay. 6), kemudian setelah mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus dan disembuhkan, “orang itu keluar (dari kolam Betesda), lalu menceritakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.”Sungguh sebuah teladan karya Kristus yang berdampak, yang membawa sebuah perbaharuan dan perubahan nyata, dari satu titik koordinat yang tadinya dipenuhi dengan keluh kesah (beside the pool) menuju kepada satu titik koordinat lainnya yang baru penuh dengan kisah cerita, tentang siapa Yesus (outside the pool). [CK]

APLIKASI KEHIDUPAN

(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)

Pendalaman

Apakah yang saat ini Anda sedang mengalami kondisi ketidakberdayaan dalam menghadapi beban dan permasalahan hidup, sampai kepada titik keputusasaan yang mendalam, seakan-akan sudah tidak ada pengharapan lagi. Sharingkanlah.

Penerapan

Sebutkan beberapa janji-janji Tuhan (dalam Alkitab) yang dapat menjadi pegangan iman dan pengharapan kita dalam masa-masa penantian (menunggu) akan karya dan pertolonganNya yang ajaib.

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.