Bagikan artikel ini :

Diberi Untuk Memberi

Kisah Para Rasul 20:33-38

Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga.
- Kisah Para Rasul 20:33

Pernahkah Anda menonton acara kuis Who Wants to Be a Millionaire? Acara yang memberikan hadiah yang sangat menggiurkan dan bisa mengubah hidup seseorang yang memenangkannya. Banyak orang ketika menyaksikan acara ini berpikir, seandainya saya ikut kuis itu dan menang, saya mau beli ini, beli itu. Sekalipun uang masih dalam bentuk khayalan, tetapi kecenderungannya hanya keinginan membeli sesuatu. Bagaimana jadinya kalau khayalan menjadi kenyataan? Ga salah sih, tetapi apakah hanya sebatas itu tujuan kita dipercayakan harta oleh Tuhan?

Menarik jika memperhatikan sikap Rasul Paulus mengenai harta dan pelayanan. Ketika Paulus sudah melakukan semua pelayanan yang harus dilakukan, ia berkata, “Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga.” (Kis. 20:33). Paulus tidak mengikatkan hatinya pada harta, sekalipun sudah bekerja keras dalam pelayanan. Pelayanannya bukanlah transaksi dengan Tuhan, harta bukanlah raja di dalam hidupnya. Ia memberikan contoh di mana uang itu sebagai pelayan, bukan tuan, “Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku.” (Kis. 20:34). Ia bekerja dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi keperluannya, menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendasar yang ia perlukan supaya pelayanan tetap berjalan. Bukan hanya untuk dirinya saja, tetapi juga untuk rekan-rekan sepelayanan. Tujuannya, pelayanan dapat terus berlangsung dan Injil tetap dapat diberitakan. Dengan hartanya Paulus mendukung pekerjaan Tuhan, sekalipun berarti ada pengorbanan yang dilakukan.

John Piper mengatakan, “Banyak orang Kristen yang berpikir bahwa satu-satunya dosa yang berkaitan dengan uang adalah mencuri, dan itu bukanlah dosa utama. Dosa yang utama hanyalah bekerja untuk memiliki, bukan bekerja untuk dapat memberi.” Menjadi kaya tidaklah salah. Punya banyak harta bukanlah dosa, tetapi yang perlu kita pikirkan adalah ketika Tuhan memakmurkan kita, itu bukan sekadar supaya taraf hidup kita lebih baik, melainkan kesempatan untuk memberi lebih banyak lagi. Seorang penulis mengatakan demikian, “Penyediaan tambahan dari Tuhan biasanya tidak dimaksudkan untuk meningkatkan standar hidup kita, tetapi untuk meningkatkan standar pemberian kita.” Tuhan Yesus memberikan hidup-Nya supaya kita hidup, maka apa pun dalam hidup kita yang dipercayakan Tuhan, pakailah untuk menjadi berkat.


Refleksi Diri:

  • Mengapa ada kecenderungan orang ketika berkaitan dengan uang, hanya memikirkan diri sendiri?
  • Apa yang mau Anda lakukan dengan berkat-berkat yang sudah Tuhan berikan?