Bagikan artikel ini :

Mitos Keamanan

Pengkhotbah 11:1-6

Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
- Yohanes 12:24b

Mitos Keamanan–Pesona Kenyamanan, inilah yang dibahas John Piper dalam bukunya. Ada orang-orang Kristen yang hidup dalam halusinasi bahwa hidup itu seharusnya aman, apalagi ketika sudah mengikut Tuhan Yesus dengan setia.Padahal kita tidak pernah dapat menghindari yang namanya risiko. Mengapa ada risiko? Karena ada yang disebut ketidaktahuan. Karena kita penuh ketidaktahuan maka risiko itu terajut di dalam struktur kehidupan kita yang fana. Ketika kita membicarakan risiko, ini tidak boleh dilepaskan dari iman kita kepada Tuhan Yesus. Jangan sampai kita hanya menjadi pengamat situasi yang baik, tetapi tidak pernah melakukan yang baik. Di dalam pelayanan kita berpendapat, “Wah, kalau saya pelayanan nanti kalau kecewa lagi gimana? Kalau saya mulai bersaksi bagaimana kalau mengancam karier saya, hubungan saya dengan pacar yang beda keyakinan? Saya kalau diminta ikut keyakinannya, mau-mau saja sih… karena saya takut dia ninggalin saya.” Ingat, tidak ada jaminan kalau mengikut Kristus dengan setia kita akan baik-baik saja hidupnya.

Sekalipun dunia tidak dapat diprediksi, tetapi Kristus memegang kita dengan janji-Nya. Tuhan Yesus berkata, “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” (Yoh.12:24). Yesus sedang berbicara tentang kematian-Nya serta kebangkitan-Nya. Bukan sekadar kata-kata yang Yesus taburkan, melainkan kehidupan-Nya sendiri saat Dia mempersembahkan darah-Nya di kayu salib untuk dosa-dosa kita. Dalam buku Menghidupi Injil dan Menginjili Hidup dikatakan: Tuhan Yesus tidak mengambil risiko ketika Dia lahir untuk mati, tetapi Tuhan Yesus melenyapkan risiko kekal. Itulah sebabnya Ia memanggil kita untuk mengambil risiko sementara di dunia.

Setelah beberapa hari membahas tentang hal-hal yang terjadi di luar kendali kita dan kita tidak memahaminya maka hal terpenting di dalam hidup adalah Kristus saja. Kita perlu memberikan segenap hidup kita, baik waktu, tenaga, harta, apa pun yang Tuhan berikan, bagi kemuliaan-Nya. Hidup demi Kristus pasti ada risikonya, tetapi semuanya hanya sementara. Namun, hal itu sangat berharga untuk dilakukan di dalam hidup kita yang ada batasnya.


Refleksi Diri:

  • Mengapa kita bisa bersandar kepada Kristus, saat hidup ini penuh dengan risiko?
  • Apa yang mau Anda lakukan, supaya orang bisa mengenal Kristus melalui hidup Anda?