Bagikan artikel ini :

Nikmati Penyakitmu?

2 Korintus 12:1-10

Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. 2 Korintus 12:10

Seorang teman mengirimi saya transkrip khotbah berjudul, Nikmati Penyakitmu. Saya tidak tahu apakah pengkhotbah itu pernah menderita penyakit yang berat atau belum. Judulnya cukup menggelitik saya. Saya bertanya, apakah kita bisa menikmati penyakit, apalagi yang berat seperti penyakit kanker? Pengkhotbah itu mendasari khotbahnya pada 2 Korintus 12:10.

Kalau kita meneliti ayat emas di atas maka ucapan itu tidak lahir begitu saja dari mulut Rasul Paulus. Ia harus melewati pergumulan berat sebelum sampai pada pernyataan tersebut. Dalam ayat 8, Paulus mengatakan, “Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.” Jadi, ia bersungguh-sungguh dan berkali-kali berdoa agar dibebaskan dari “duri dalam daging” itu. Barulah ketika ia mendapat jawaban “tidak”, ia menerima dengan senang dan rela. Tentu yang dimaksudkannya bukan senang menikmati penderitaannya tetapi bahwa ia senang bisa memuliakan Tuhan melalui penderitaannya. Ia rela penderitaannya dipakai Tuhan untuk mencapai tujuan akhir hidupnya.

Penyakit adalah musuh. Anda tidak bisa menikmati musuh Anda. Itu sebabnya di sepanjang peradaban, manusia berjuang melawan penyakit. Manusia berusaha menciptakan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit. Karena itu, jika Anda sakit, jangan menyerah. Jangan mengatakan, “Tuhan, saya mau mati saja.” Jangan mengucapkannya sebelum Anda yakin betul bahwa sudah saatnya Anda kembali kepada Dia. Bedakan doa minta mati yang merupakan ungkapan putus asa (bdk. Nabi Elia, 1 Raja-Raja 19:1-8) dengan doa penyerahan diri karena meyakini sudah saatnya kembali ke pangkuan Bapa.

Jika Anda sekarang sedang menderita sakit atau mengalami penderitaan berat lainnya, berdamailah dengan perasaan negatif di dalam hati Anda. Alih-alih memendam emosi-emosi negatif seperti marah, kesal atau putus asa, lebih baik Anda menggantinya dengan pikiran dan perasaan yang positif (Flp. 4:8). Berdoalah, “Tuhan Yesus, aku ingin memuliakan-Mu melalui penderitaanku,” maka Dia akan menganugerahkan kasih karunia yang melimpah di dalam Anda menjalani penderitaan sakit Anda.

KELEMAHAN FISIK YANG ANDA ALAMI BISA DIPAKAI YESUS UNTUK MENYATAKAN KASIH KARUNIA-NYA BAGI DIRI ANDA ATAU SESAMA.