Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Communicate For Happiness (Berkomunikasi Demi Kebahagiaan)

1 Timotius 5:8; Efesus 4:29

EKSPRESI PRIBADI

Tahun Baru Imlek 2575, yang jatuh pada hari Sabtu 10 Februari 2024 adalah momen yang sangat bahagia dan penting bagi etnis Tionghoa di mancanegara yang merayakannya. Bahagia, karena merupakan saat untuk merayakan dengan sukacita dan rasa syukur atas berkat Tuhan yang sudah diberikan pada kita di tahun sebelumnya dan menjadi simbol harapan agar tahun ini menjadi tahun berkat dan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Penting, karena ini adalah momen untuk reuni keluarga, yang tadinya terpencar jauh karena urusan pekerjaan, kini di hari Imlek mereka berkumpul kembali, makan bersama (duan yen) untuk saling berbagi cerita, kasih, sukacita dan berbagi perhatian. Perhatian yang kita berikan bisa dalam bentuk materi, tenaga, waktu, uang/angpao atau barang berharga lainnya. Menurut Anda sulitkah untuk berbagi kebahagiaan dengan memberikan sesuatu yang berharga buat orang lain, terutama anggota keluarga kita? Bagikan pengalaman Anda dalam Care Group Anda.

EKSPLORASI FIRMAN

Firman Tuhan hari ini berbicara tentang hidup menjadi berkat bagi orang lain dengan saling memperhatikan, saling menolong dan berbagi kebahagiaan. Orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus telah menjadi manusia baru yang terus-menerus diperbarui dengan menanggalkan manusia lama (2Kor. 5:17; Ef. 4:17-32). Mereka menjadi anak-anak Allah yang mengalami damai, sukacita dan kebahagiaan sejati yang bersumber dari Kristus, Sang Raja Damai (Yoh. 14:27). Perubahan identitas ini seharusnya juga menghasilkan perilaku hidup baru, yang suka berbagi berkat dan kebahagiaan dengan orang lain. Bagaimana cara berbagi kebahagiaan dalam keluarga di moment Tahun Baru Imlek?

Pertama, saling memperhatikan dan menolong di dalam keluarga. Hidup orang percaya ibarat ikan dalam akuarium yang selalu dilihat dan diperhatikan orang yang belum mengenal Tuhan. Baik atau buruknya perilaku dan sikap hidup kita terhadap anggota keluarga kita atau orang lain akan menentukan respons orang terhadap iman Kristen. Itulah sebabnya Rasul Paulus menegaskan, “Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman” (1Tim. 5:8). Firman Tuhan ini mengajarkan agar kita memberi perhatian kepada anggota keluarga kita yang lemah, khususnya yang janda. Jika seorang janda mempunyai anak atau cucu, yaitu kerabat-kerabat dekat, maka hendaknya mereka mengurus dia dan tidak membebani jemaat. Kecuali para janda yang lanjut usia yang hidup sebatang kara, atau tidak memiliki sanak saudara. Sebab dengan memberi perhatian kepada keluarga atau orang-orang terdekat kita yang membutuhkan, kita sedang mempratikkan iman dan kasih kita dalam Kristus dan menjadi bukti bahwa kita adalah murid-murid Kristus yang sejati. Sebaliknya, jika kita mengaku beriman kepada Kristus, tetapi mengabaikan keluarga, maka kita dianggap lebih buruk dari orang yang tidak beriman, kata Paulus.

Di Tahun Baru Imlek ini, mari kita berkomitmen untuk saling peduli dan memperhatikan, dimulai dari keluarga inti kita serta saudara seiman kita di dalam gereja. Kita bisa berbagi angpao (amplop merah berisi uang), mengirimkan makanan melalui layanan pesan dan antar makanan (Go-Food), mengunjungi mereka, mendoakan mereka dan sebagainya. Ketika kita melakukannya, maka bukan saja hubungan kita dengan anggota keluarga akan semakin baik, namun kita juga telah menjadi saksi Kristus, yang menyakan kasih Kristus sehingga akhirnya mereka mau percaya kepada-Nya. Karena itu, jika kita telah mengasihi anggota keluarga, maka kita akan lebih mampu untuk mengasihi orang lain dan menjadi saluran berkat dalam lingkup yang lebih besar.

Kedua, saling membangun dan menguatkan dengan perkataan yang baik. Ada peribahasa yang mengatakan “Mulutmu adalah Harimaumu.” Peribahasa ini mengingatkan kita bahwa kita perlu berhati-hati dengan perkataan yang kita ucapkan, supaya dampak dari kata-kata yang kita ucapkan itu tidak berbalik menerkam kita seperti seekor harimau menerkam mangsanya. Perkataan kita memiliki kuasa yang bisa berdampak positif ataupun negatif bagi diri sendiri maupun orang lain. Juga dapat merusak suasana kebahagiaan di hati dan relasi kita dengan orang lain.  Itulah sebabnya firman Tuhan mengingatkan kita,  “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia” (Ef. 4:29). Ayat ini menjelaskan tentang cara berbicara seorang manusia baru yang berdampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Ada empat perintah dalam ayat ini, yakni: hanya ucapkan kata-kata yang bermanfaat, gunakan perkataan kita untuk membangun, melengkapi kebutuhan orang lain dan untuk mendatangkan berkat bagi orang lain. Sebab perkataan yang baik, akan menghasilkan kebaikan. Sebaliknya perkataan yang kotor akan menghasilkan hal yang kotor dan menghancurkan. Firman Tuhan menegaskan, "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu" (1Ptr. 3:10). "Hidup dan mati dikuasai lidah; barangsiapa menggemakannya akan memakan buahnya" (Ams. 18:21). Karena itu, bagaimana cara kita menyikapi perkataan kita? Jawabannya adalah berlatihlah mengucapkan kata-kata yang baik dan positif. Pikirkanlah perkataan kita, mana yang perlu dikeluargan dan yang tidak, jangan katakan semua apa yang kita pikirkan. Terakhir, pertimbangkanlah dahulu dampak dari perkataan kita sebelum diucapkan.

Di momen Imlek ini, semua orang merindukan kebahagiaan, namun itu tidak akan terjadi jika masih ada anggota keluarga yang menyimpan kemarahan, kebencian dan mengumbar perkataan yang kotor. Berefleksi dari firman Tuhan hari ini, marilah kita belajar bahwa jika kita menginginkan hari-hari yang baik yang dipenuhi dengan damai, sukacita dan kebahagiaan di dalam kehidupan kita, maka kita harus saling memperhatikan dan menolong. Selain itu, kita harus memperhatikan dengan baik-baik perkataan yang kita ucapkan. Gunakanlah perkataan yang baik dan positif untuk membangun orang lain. Kiranya Tuhan menolong dan memberkati kita. Soli Deo Gloria! Selamat Tahun Baru Imlek! [SL] 

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Berdasarkan firman Tuhan di atas, hal apa saja yang harus Anda lakukan dan yang tidak boleh kita lakukan dalam berkomunikasi demi kebahagiaan baik di gereja maupun di keluarga?

Penerapan

Dalam suasana Tahun Baru Imlek ini Anda perlu menghadirkan sukacita dan kebahagiaan di tengah keluarga Anda, mengapa dan bagaimana caranya?

SALING MENDOAKAN

Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.