Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Bersatu Dalam Visi, Roh, dan Doa (United in Vision, Spirit, and Prayer)

Yohanes 17:18-26

EKSPRESI PRIBADI

Kesatuan merupakan suatu ikatan indah yang seharusnya terjadi, ada dan ditemukan di dalam komunitas yang sehat. Sehat, karena biarpun ada perbedaan, keunikan dan kesamaan di antara anggota- anggota; tetapi yang sangat luar bisa dapat disatukan dan dipersatukan; menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan! Harus diakui untuk menciptakan kesatuan itu, bukanlah perkara yang mudah.

Tidak mudah, karena banyak tantangan, yang membuat komunitas menjadi dingin, banyak konflik, berebut kekuasaan bahkan sampai terjadi perpecahan serta permisahan. Inilah yang membuat kerusakan di dalam komunitas terjadi dimana-mana. Kalau mau ditelusuri, semua kerusakan yang demikian ini lebih banyak disebabkan oleh keegoisan yang dikedepankan dan ditonjolkan. Sehingga kepentingan diri sendiri dan kelompok, membuat banyak terjadi benturan. Saling berebut pengaruh, kuasa dan kendali.

Adanya gesekan dan benturan, yang kalau tidak cepat-cepat dicarikan jalan keluar, pada akhirnya dapat menimbulkan kemarahan, kebenciaan, sakit hati bahkan sampai luka batin bagi siapapun yang meniadi korban di dalam komunitas yang tidak sehat ini. Setiap orang yang ada dan hidup di dalam komunitas apapun, baik itu keluarga, pekerjaan, pelayanan bahkan masyarakat; punya kewajiban dan tanggung jawab penuh untuk menciptakan dan menghadirkan kesatuan. Khususnya sebagai orang-orang percaya.

Sekarang coba bagikan pengalaman hidup yang dimiliki, untuk melihat hal-hal apa saja, baik yang positif maupun negatif yang dapat mengganggu dan merusak kesatuan di dalam komunitas yang dimana saudara berada.

EKSPLORASI FIRMAN

Yohanes pasal 17 ini, sebetulnya kalau diperhatikan dengan seksama lebih berkenaan dengan catatan tentang isi doa yang dipanjatkan oleh Kristus kepada Bapa. Pertanyaannya kenapa Kristus yang adalah Allah berdoa kepada Bapa yang adalah Allah juga? Apakah tidak suatu keanehan Allah berdoa kepada Allah? Sebetulnya, jawabannya tidaklah aneh! Tetapi justru sangat luar biasa. Luar biasa, karena melalui catatan doa yang dipanjatkan oleh Kristus ini, ada contoh yang konkret tentang kesatuan yang terjadi di antara Kristus yang adalah Allah Anak dan Allah Bapa di dalam konteks kebenaran dari Allah Tritunggal.

Yang perlu dipahami, doa sebenarnya adalah suatu komunikasi dua arah yang intim – dekat yang melibatkan lebih dari satu pribadi. Di dalam catatan doa dari Kristus, terungkap adanya kebenaran tentang komunikasi yang intim – akrab yang melibatkan antara Allah Anak dan Allah Bapa. Sehingga terjadi dan terciptannya keterdekatan dan keakraban yang tak terpisahkan. Tak terpisahkan, karena kedalaman didalam kebersamaan. Yang sangat menarik, ternyata isi dari catatan doa Kristus ini, dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: Pertama, doa supaya semua orang dapat mengenal, Bapa, Kristus dan kekekalan itu sendiri (ay.1-5). Kedua, doa tentang dua belas murid, yang dipilih, dikuduskan, dan kemudiaan diutus ke dalam dunia untuk menjadi saksi-saksi-Nya (ay. 6-19). Ketiga, doa tentang seluruh orang percaya yang ada di dalam dunia ini, supaya semua menjadi satu kesatuan sebagai orang-orang percaya (ay. 30-26).

Khusus untuk doa yang ketiga ini, visi dari doa Kristus adalah terjadinya kesatuan. Tidak tanggung-tanggung kesatuan ini, seperti kesatuasn antara Kristus dengan Bapa, yaitu: Kristus di dalam Bapa dan Bapa di dalam Kristus. Tentunya konsep kesatuan ini hanya dapat terjadi, kalau setiap orang percaya mau menempatkan Allah Tritunggal (yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus) sebagai “role model.” Biarpun ketiga pribadi berbeda satu dengan yang lainnya. Ternyata tidak terjadi bentrok dalam keperbedaan, apalagi sampai terjadi pertentangan. Ketiga pribadi menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Saling mendukung dan mengisi untuk memenuhkan dan menggenapi kepentingan bersama di dalam membangun dan mengembangkan nilai-nilai kesatuan.

Nilai-nilai kesatuan di dalam saling mengenal satu dengan yang lain, mengasihi dengan kasih agape, membangun kesetiaan, kejujuran, kebaikan, kerelaan berkorban, memberikan yang terbaik, menjunjung tinggi keadilan dan ketaatan di dalam menjaga kekudusan hidup. Tentunya, kalau semua nilai-nilai kesatuan ini diperjuangkan bersama-sama, maka kesempurnaan – di dalam menghadirkan kebahagiaan di dalam kesatuan itu, sungguh dapat Allah Tritunggal wujudkan. Inilah sebetulnya kemuliaan – keindahan di dalam kesatuan yang menjadi Allah Tritunggal sebagai “role model.”

Memang untuk mewujudkan misi di dalam kesatuan ini, sangat diperlukan roh dan doa. Dalam pengertian bagaimana? Dalam pengertian roh disini menunjuk kepada “spirit” semangat hidup yang selalu ingin dipimpin oleh Roh Kudus dan kebenaran Firman. Sedangkan doa menunjuk kepada pengertian meminta kuasa Tuhan untuk dapat hadir di tengah-tengah komunitas di dalam kebersamaan. Kuasa Tuhan inilah yang dapat mematahkan semua “anasir-anasir” kegelapan yang banyak kali dosa dan kejahatan terjadi di dalam relasi kebersamaan.

Terakhir prinsip kebenarannya begitu jelas, yaitu: Kesatuan dapat menjadi kekuatan bersama yang baik dan benar untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Tuhan dijunjung tinggi untuk diagungkan, dibesarkan dan dipuji-puji oleh siapapun yang melihat kesatuan indah diantara orang-orang percaya, yang sesungguhnya adalah anak-anak Allah. (LHP)

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Kesatuan seperti apa yang Yesus tegaskan dalam doanya?

Penerapan

Komitmen apa saja yang akan Anda lakukan di dalam menggenapkan nilai-nilai kesatuan yang ada di atas?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.