Bagikan artikel ini :

Inviting Gods favor (mengundang perkenanan Tuhan)

Mazmur 128

EKSPRESI PRIBADI

Kata "house" dan "home" jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sama-sama memiliki arti "rumah." Tetapi di dalam Bahasa Inggris mempunyai makna yang berbeda antara dua kata ini. Kata "house" sendiri penggunaannya lebih bicara tentang bangunan fisik, atau bentuk rumahnya. Sedangkan, "home" mempunyai makna yang lebih mendalam yaitu digunakan untuk menunjukkan tempat dimana seseorang merasakan sebuah kenyamanan, ini sangat kental dengan emosional seseorang. Home tidak perlu memiliki bentuk fisik rumah, cukup tempat dimana seseorang merasa bahagia, nyaman, aman, tentram, dan lain sebagainya.

EKSPLORASI FIRMAN

Memiliki keluarga harmonis adalah dambaan atau impian setiap anggota keluarga. Karena tidak ada satu orangpun yang ingin menyaksikan keluarga nya menjadi hancur berantakan. Namun, pada kenyataannya untuk bisa mempertahankan "keharmonisan" keluarga bukanlah perkara yang mudah di lakukan termasuk dalam keluarga orang-orang percaya. Banyak orang beranggapan bahwa kebahagian keluarga hanya diukur dari berapa banyak materi yang dimiliki, berapa banyak anak yang dimiliki, dan berapa besar rumah (house) yang ada. Bukan hal yang salah dan sangat realistis sebuah keluraga mempunyai atau mengejar ukuran bahagia dunia. Tetapi yang lebih penting adalah, membangun kebahagian sejati di dalam keluarga kita, dan bukan kebahagiaan yang sementara. Karena harta kekayaan, anak dan rumah kita bisa saja rusak dan mengecewakan kita, tetapi kebahagiaan sejati yang dari Tuhan, akan membuat anggota keluarga merasakan "home".

Hari ini firman Tuhan menjelaskan bagaimana mengatasi masalah-masalah keluarga yang sedang timbul. Bahkan membangunnya menjadi sebuah keluarga yang harmonis (home). Mazmur 128 yang kita baca bersama berbicara mengenai apa yang menjadi dambaan kita semua dalam berkeluarga, yaitu kebahagiaan. Dan bagi pemazmur, dasar utama untuk meraih kebahagiaan ialah takut kan Tuhan dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Takut akan Tuhan berarti menjadikan Tuhan dan perintah-Nya sebagai dasar utama kehidupan keluarga. Sedangkan, "hidup menurut jalanNya" dalam bahasa Inggris, "who walks in His ways", menurut jalan-Nya, bukan jalan kita! "Jalan" di sini berasal dari bahasa Ibrani, "derek", artinya melekat pada Tuhan supaya bisa dituntun oleh Tuhan. Jalan Tuhan sering berbeda dengan jalan kita. Kita sering mau ambil jalan pintas, yang justru mendatangkan masalah baru. Namun, ketika kita mau berjalan dalam jalannya Tuhan, artinya kita harus siap di proses oleh Tuhan. Apabila kita benar-benar membangun keluarga (home) kita di dalam takut akan Tuhan dan petunjukNya, maka kemurahan Tuhan akan memenuhi keluarga kita, segala berkat dan kebaikan akan terus mengikuti keluarga kita. Jadi, memang betul manusia bisa membangun sebuah rumah dalam bentuk fisiknya, tetapi Tuhan lah yang akan terus memelihara sebuah keluarga dan memberikan rasa nyaman dan damai di tengah-tengah keluarga kita. Apa saja yang menurut pemazmur akan kita dapatkan jika kita membawa keluarga kita menjadi keluarga yang takut akan Tuhan dan hidup menurut jalan yang ditunjukanNya? Pertama, kita akan berbahagia dalam menikmati hasil jerih lelah pekerjaan kita (ay.2). Konteks dari ayat ini ditunjukan kepada suami atau seorang ayah. Karena di dalam budaya Israel hanya pria yang bekerja. Dan dikatakan bahwa, Tuhan memberkati orang yang bekerja sehingga ia dapat menikmati hasil keringatnya itu dengan penuh sukacita. Mereka penuh syukur atas apa yang boleh mereka nikmati bersama. Berkat kebahagiaan disebutkan sampai tiga kali dalam Mazmur 128 termasuk di dalam ayat kedua. Berbahagia atau blessed (bahasa Inggris) diterjemahkan dari kata Ibrani "Ezer" atau diberkati secara fisik maupun rohani. Namun dalam bahasa Ibrani, tidak semua kata bahagia berasal dari "Ezer". Kalau kita hidup dalam jalan Tuhan maka kita diberikan karunia berbahagia, menikmati apa yang Tuhan beri. Tuhan mau kita menikmati hasil jerih tangan kita. Tuhan sudah sediakan berkat bagi porsi kita masing-masing. Kedua, mendapatkan penolong yang dari Tuhan (ay.3) bagian ini ditunjukan kepada para istri karena memang jelas dikatakan bahwa "istrimu" akan menjadi seperti pohon anggur. Kenapa menjadi pohon anggur, karena pohon anggur adalah penggambaran tumbuhan yang merambat dan melekat, yang akan senantiasa melekat dan terus menjadi penolong bagi suaminya, karena tidak ada suami-suami yang sempurna. Ketiga, baik keadaanmu dan melihat anak-anak dari anak-anakmu (ay.2b;6) Tunas tidak pernah jauh dari pohonnya, tetapi menyatu dengan pohonnya. Jika orang tua tidak takut akan Tuhan, maka anak-anaknya juga akan mencerminkan sikap prilaku yang sama. Tetapi sebaliknya jika kita takut akan Tuhan, maka anak kita juga akan mencerminkan perilaku yang takut akan Tuhan. Apakah kita mau menjadi keluarga yang diberkati Tuhan? Marilah kita ciptakan sikap yang takut akan Tuhan dan mengundang Tuhan memimpin keluarga kita pada saat ini. [SA]

APLIKASI KEHIDUPAN

(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)

Pendalaman

Sudahkah keluarga Anda hidup takut akan Tuhan dan mengikuti jalan yang ditunjukanNya? Apakah kesulitan Anda untuk melakukan hal tersebut? Sharingkanlah!

Penerapan

Bagaimana Anda bisa menghadirkan Kristus di tengah-tengah keluarga Anda? Hal konkrit apa saja yang Anda bisa lakukan untuk membawa keluarga Anda menjadi keluarga yang diberkati Tuhan?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.