Bagikan artikel ini :

Set Free To Be Free (Dibebaskan Untuk Bebas)

Galatia 2:19-20

EKSPRESI PRIBADI

Tahukah Anda bahwa reformasi gereja di Swiss dimulai oleh masalah sosis? Adalah kebiasaan dan tradisi Katolik untuk puasa daging setiap hari Jumat pada masa pra-paskah (lent). Namun, sebuah pesta yang menghidangkan sosis terjadi pada suatu hari Jumat itu. Hebatnya, Zwingli, pemimpin rohani tertinggi di Zurich saat itu, juga hadir di tengah pesta sosis pada hari dimana sosis dilarang tersebut. Hasilnya, skandal besar.

Zwingli dituduh membangkang pada otoritas gereja Roma Katolik. Menjawab semua hal tersebut, Zwingli kemudian berkhotbah dari Matius 11:28-30, “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Ia berkhotbah untuk membebaskan jiwa yang terhimpit oleh aturan-aturan (gereja). Dunia seharusnya menemukan kelegaan dalam Yesus—bukan aturan yang memenjarakan.

Sharingkan apa yang Anda pikirkan mengenai kisah ini? Apakah Anda sendiri menemukan kelegaan-kebebasan dalam Kristus, atau justru merasakan kekristenan sebagai beban?

EKSPLORASI FIRMAN

Dalam Surat Galatia 2:9-10, Paulus berbicara tentang bagaimana kehidupannya diubahkan seratus delapan puluh derajat oleh karya salib Kristus. Ia membandingkan bagaimana kehidupannya sebelum dan setelah ia berjumpa dengan Kristus.

HUKUM MEMBUNUH, SALIB KRISTUS MEMBERI KEHIDUPAN. Paulus berkata bahwa Ia telah “mati oleh hukum Taurat karena hukum Taurat” untuk menggambarkan bagaimana hukum Taurat telah membunuhnya. Sebelum ia percaya pada Yesus, ia meyakini bahwa bahwa hidup menurut hukum adalah apa yang membuatnya berkenan di hati Tuhan. Ia mengikuti semua petunjuk Taurat dengan setia sebelum ia menyadari bahwa hukum hanya membuatnya terus merasa gagal dan tidak sempurna. Rasa bersalah karena aturan inilah yang membunuh Paulus sebelum ia sadar bahwa taat hukum Taurat bukanlah apa yang membuatnya berkenan dihadapan Tuhan.

Sayangnya, sampai hari ini ada banyak orang—termasuk orang kristen—yang masih terjebak hidup untuk standar dan aturan agamawi yang membunuh hubungannya dengan Tuhan. Ada banyak orang kristen tidak sadar bahwa keintiman dengan Tuhan tidak dibangun dari aturan dan rasa bersalah, tetapi oleh anugerah untuk menolong kita hidup dalam kelegaan. Suatu kali, Martin Luther berkata, “Hati nurani saya adalah (seumpama) seorang wanita terhormat dan seorang ratu, dan tidak ada hubungannya dengan standar anda, karena hati nurani saya hidup untuk Kristus di bawah hukum lain, hukum baru dan lebih baik, yaitu hukum kasih karunia.”

Bagaimana rasa bersalah membunuh kerohanian kita? Setidaknya ada empat tanda yang harus kita perhatikan. Anda harus waspada jika: [1] sering dirundung rasa bersalah berkepanjangan, [2] sering ragu akan pengampunan Tuhan, [3] sering merasa diri tidak layak untuk berdoa, pelayanan, ke gereja, perjamuan kudus, dsb; dan [4] merasa mandek rohani akibat rasa bersalah yang mendera. Jika Anda sering merasa demikian, kita harus ingat bahwa Tuhan bukan yang senang mengungkit dosa kita dan membuat kita hidup dalam rasa bersalah.

KEHIDUPAN BARU DALAM KRISTUS. Berikutnya Paulus kemudian mengajar bahwa ia hidup, tetapi bukan lagi ia sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam dirinya. Ia memiliki kehidupan yang baru. Sebagai orang percaya, kita mesti mengerti bahwa kita tidak lagi hidup di bawah kutuk hukum atau aturan apapun. Kita hidup untuk Kristus, dan Kristus hidup di dalam diri kita. Kita tidak lagi memiliki kehidupan kita sendiri. Kita hanya dipercayakan oleh Kristus untuk mengelola kehidupan baru yang telah Ia berikan. Karya salib Kristus, anugerah Tuhan, seharusnya mengubah kehidupan kita secara radikal.

Di bawah hukum Taurat, Paulus hidup untuk menyelamatkan dirinya sendiri, namun di bawah anugerah Tuhan, ia mendapat kelegaan untuk menikmati hidupnya untuk melayani Tuhan. Maka, adalah penting bagi kita untuk menanggalkan segala beban kita kepada Tuhan. Beban dosa. Beban rasa bersalah yang mengganggu hubungan kita dengan Tuhan. Beban kekuatiran. Beban ketakutan akan masa depan. Beban pergumulan keluarga. Beban apapun itu, mari kita bawa di bawah salib Kristus. Tuhan membebaskan kita untuk bebas seutuhnya dan tidak kembali hidup di bawah kutuk dosa yang membunuh kita. Oleh karena itu, mari menikmati setiap bagian kehidupan kita dengan damai sejahtera—seperti Paulus yang berkata, “Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”[WOW]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Dari empat tanda bagaimana rasa bersalah dapat membunuh hubungan kita dengan Tuhan di atas, manakah yang sering Anda rasakan? Sharingkan bagaimana rasa bersalah merusak hubungan Anda dengan Tuhan.

Penerapan

Doa seperti apa yang Anda inginkan katakan kepada Tuhan setelah mendengar khotbah dan belajar bersama dalam Care Group minggu ini?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.