Bagikan artikel ini :

Panggilan kerja

Vokasi adalah tindakan Allah dalam memanggil orang-orang untuk tugas-tugas atau peran-peran yang spesifik. Apabila seorang dipanggil oleh Allah untuk suatu tugas atau posisi, ini merupakan suatu alasan yang cukup bagi orang itu untuk menyerahkan dirinya kepada panggilan itu. Gambaran-gambaran Alkitab tentang panggilan dikategorikan menjadi dua, yaitu kategori umum dan khusus. Panggilan umum adalah panggilan Allah untuk percaya kepadaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat dan mengikuti anjuran-anjuranNya dalam kehidupan. Panggilan khusus adalah pimpinan Allah ke dalam tugas-tugas atau peran-peran khusus dalam kehidupan.

PANGGILAN UMUM

Orang pertama yang menerima panggilan langsung dari Allah untuk menjalani hidup yang saleh dalam iman dan ketaatan adalah Abraham (Kej. 12:1-9). Isi panggilan itu spesifik (ayat 1), dan tanggapan Abraham adalah suatu tanggapan iman dan ketaatan (ayat 4) bagi segala yang telah dirancang Allah bagi kehidupan hubungan Allah dengannya. W. R. Forester secara tepat menyatakan bahwa, “Abraham adalah orang pertama yang mempunyai suatu perasaan yang pasti dan eksplisit tentang vokasi. Sejak itu, iman adalah suatu tanggapan bagi suatu panggilan dari Allah.

Selanjutnya, panggilan umum Allah diberikan kepada bangsa Israel – adalah panggilan spiritual kepada iman dan ketaatan. Vokasi spiritual Israel PL bersinonim dengan ide kovenan. Itu sebab, kata panggilan tidak relevan di sini, tetapi lebih cocok dilihat dari segi pola umum hubungan kovenan antara Allah dan Israel, berdasar pada prinsip ketaatan/berkat dan ketidaktaatan/kutuk. Perikop-perikop yang menyoroti panggilan nasional Israel adalah pemberian Hukum Taurat di Gunung Sinai; juga khotbah perpisahan Musa dalam Kitab Ulangan – menekankan kewajiban bangsa yang telah dipanggil oleh Allah untuk hidup dengan cara yang berbeda; dan ratapan para nabi bahwa bangsa Israel tidak hidup sebagaimana yang dikehendaki Allah bagi mereka.

Di dalam PB, kata panggilan digunakan dalam perikop-perikop yang berbicara tentang panggilan Allah kepada suatu kehidupan iman di dalam Kristus dan pembaharuan hati mereka oleh kelahiran baru yang memampukan mereka untuk mengikuti panggilan itu. Panggilan Allah ini adalah panggilan umum kepada keselamatan dan pengudusan yang datang dalam bentuk yang sama kepada semua orang (1 Kor. 1:9, 1 Pet. 2:9, Kol. 3:15, 1 Kor. 1:2, 1 Tim. 6:12, 2 Tes. 2:13-14).

Kitab-kitab Injil berisi banyak cerita tentang panggilan di mana Tuhan Yesus mengonfrontasi orang-orang dengan klaimNya sebagai Juruselamat dunia dan memanggil mereka untuk menyerahkan kehidupan mereka kepadaNya.

PANGGILAN KHUSUS

Panggilan kepada Pelayanan Religius. Di dalam PL kita menemukan adegan-adegan panggilan yang mengesankan. Panggilan Musa dengan semak yang menyala (Kel. 3-4), di mana Allah memanggil Musa dan berjanji untuk memperlengkapi dia bagi tugas memimpin bangsanya keluar dari belenggu perbudakan di Mesir. Peran bagi panggilan Musa di sini, sebagian adalah spiritual: menjadi seorang pemimpin spiritual, dan sebagian adalah politis: membimbing suatu bangsa yang keras kepala dalam posisi sebagai otoritas yang membuat keputusan-keputusan yang menentukan bagi seluruh kelompok. Allah juga menugaskan Harun dan putra-putranya untuk tugas-tugas penyelenggaraan penyembahan Israel (Bil. 18:1-7). Gideon dipanggil kepada posisi kepemimpinan nasional (Hak. 6).

Demikian juga panggilan kepada nabi-nabi PL. Yesaya dipanggil disertai dengan penglihatan tentang Allah duduk di atas takhta surgawiNya, dan dengan perasaan tidak layak sang nabi menjadi utusan Allah. Dan Allah memperlengkapi dia ketika seorang Serafim menempatkan sebuah bara api dari mezbah ke bibir Yesaya (Yes. 6:1-8). Panggilan serupa juga dialami Yeremia (Yer. 1), Yehezkiel (Yeh. 1-3), dan Amos (Am. 7:15). Di dalam PB, ada panggilan pertobatan Paulus di tengah jalan menuju Damsyik (Kis. 9:1-19). Selain itu, Allah juga memanggil Paulus untuk menjadi seorang rasul dan misionaris (Kis. 9:15, 2 Tim. 1:11). Di dalam kitab-kitab Injil, Tuhan Yesus memanggil orang untuk menjadi muridNya.

Di balik adegan-adegan panggilan spesifik, gambaran dominan tentang panggilan kepada jabatan religius terdapat dalam daftar jabatan-jabatan gereja (Ef. 4:11, 1 Kor. 12:28), tekanannya adalah pada Allah memperlengkapi orang-orang dengan karunia-karunia yang diperlukan untuk melakukan pelayanan-pelayanan religius yang ditentukan di dalam jemaat.

Panggilan dalam Pekerjaan Biasa [ordinary vocations]. Tugas-tugas atau peran-peran yang didapati manusia sebagai bagian dari rancangan Allah bagi mereka adalah sesuai dengan lukisan Alkitab tentang providensi Allah yang berdaulat bagi umat manusia. Bahwa Allah telah mengatur masyarakat begitu rupa sehingga ada petani, ibu rumah tangga, pemburu, prajurit, raja, pengemudi, pembuat bahan pewarna, dan sebagainya. Misalnya, Allah memilih Daud dan “diambilNya dia dari antara kandang-kandang kambing domba” (Maz. 78:70-71); kepemimpinan politik sebagai suatu vokasi juga timbul dari perkataan Samuel tentang Saul bahwa, “Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel” (1 Sam. 15:17).

Lukisan yang paling besar tentang keterampilan-keterampilan sebagai suatu panggilan dari Allah terdapat dalam dua perikop yang menyatakan Allah memanggil dan memperlengkapi para seniman yang mengerjakan Kemah Suci (Kel. 31:1-6, 35:30-36:2). Gambaran spesifik tentang panggilan memakai istilah seperti, “dipanggil,” “dipenuhi Roh Allah,” “ditunjuk,” “diilhami,” “diisi dengan kemampuan.” Dan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk tugas-tugas spesifik yang dihadapi para seniman itu: kerajinan tangan, memotong batu, mengukir kayu, menyulam, keahlian dan pengertian dan pengetahuan dalam segala macam pekerjaan dalam pembangunan Kemah Suci.

Dua perikop PB berikut juga meneguhkan panggilan ini. Paulus menjawab pertanyaan tentang bagaimana konversi dapat berdampak pada pekerjaan seseorang dalam kehidupan dengan berkata, “Hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah … Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggail Allah” (1 Kor. 7:17, 20). Dengan kata lain, konversi kepada Kristus tidak mewajibkan suatu perubahan dalam pekerjaan seseorang dalam dunia. Yohanes Pembaptis menjawab pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang yang telah dibaptisnya tentang apa yang harus mereka lakukan terhadap pekerjaan-pekerjaan mereka, dengan menasihati mereka agar tetap melakukan pekerjaan-pekerjaan mereka yang ada (Luk. 3:12-14). [AA]

Ringkasan dari buku Kamus Gambaran Alkitab, ed., Leland Ryken, James C. Wilhoit, Tremper Longman III, “Panggilan, Vokasi” (Surabaya: Momentum, 2011), hal. 808-810.