Banyak Anggota Tetapi Satu Tubuh
1 Korintus 12:12-31
Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
- 1 Korintus 12:14
Sewaktu kaki terjepit, mulut menjerit, mata mengeluarkan air mata, tangan menghapusnya. Dalam satu peristiwa, empat anggota tubuh bekerja sama. Hidup kita dalam bergereja juga seharusnya demikian. Ketika satu orang ada masalah, sesama orang percaya seharusnya saling bergerak membantu. Karena kita tidak diciptakan untuk hidup sendirian. Anda dan saya sebagai keluarga di dalam Tuhan diciptakan untuk saling peduli, saling berbagi, dan saling mengasihi. Sayangnya terkadang kenyataan yang terjadi berbeda. Sewaktu kaki terjepit, mulut memaki, tangan berdiam diri, dan mata pun menatap tajam.
Saudaraku, hidup ini semakin sulit. Ekonomi terjepit. Orang-orang mulai menjerit. Memang harus belajar irit, tetapi tidak boleh pelit. Karena hidup bukan sekadar perlu duit. Hidup juga perlu berjuang. Mereka yang bertahan akan menang, jangan jadi pencundang. Para pemenang tahu apa namanya berjuang. Dan perjuangan lebih berdampak ketika dilakukan bersama-sama.
Rasul Paulus ingatkan kepada jemaat di Korintus bahwa mereka satu keluarga. Meskipun setiap anggota di dalam gereja berbeda bangsa (Yahudi dan non Yahudi), berbeda status (budak dan yang merdeka), tetapi mereka satu di dalam Roh Kudus. Mereka sama-sama menjadi anak-anak Tuhan yang telah menerima kasih karunia Tuhan Yesus tanpa membeda-bedakan bangsa, kedudukan, dan status. Semua anak dipandang sama berharganya di mata Yesus dan Dia mengasihi semuanya.
Ayat ini juga mengingatkan kita jangan mau menang sendiri saja karena tubuh itu (jemaat di dalam gereja) banyak anggota dan berbeda-beda. Hargai mereka yang berbeda karena memang sejak awal kita semua diciptakan tidak sama. Karena memang Allah menciptakan setiap anggota berbeda fungsinya dengan tujuanuntuk saling menopang dan satu sama lain saling membutuhkan. Bukannya saling menjatuhkan, melemahkan, sampai memojokkan dan menghina mereka yang punya fungsi paling lemah.
Ketika perut lapar, kaki melangkah ke meja makan, mata melihat ada makanan apa, dan tangan mengambil, lalu mulut yang mencicipi. Bagaimana dampaknya? Perut kenyang, hati berdendang.
Begitulah hidup. Nikmati dalam kebersamaan dan kerja sama.
Refleksi Diri:
- Bagaimana Anda selama ini menjalankan hidup bergereja? Apakah Anda bergerak dalam satu tubuh kesatuan sesuai fungsi Anda?
- Apa kontribusi yang bisa Anda berikan untuk menciptakan kebersamaan dan kerjasama dalam tubuh jemaat?