Bagikan artikel ini :

Hidup Tidak Egois

2 Korintus 5:11-15

Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
- 2 Korintus 5:15

Manusia pada umumnya egois, cenderung memikirkan dirinya sendiri. Lihat saja bagaimana seseorang mengantre, terkadang ada yang menyerobot dan tidak peduli orang lain yang lebih dahulu antre. Atau bisa kita lihat di jalan raya, terkadang ada pengendara yang memaksa menyalip tanpa memikirkan jalur kendaraan lain. Kita sebagai manusia berdosa sangat mungkin bersikap egois. Kita tidak peduli orang lain, lebih fokus pada diri sendiri. Kita ingin mendapatkan kenyamanan dan keamanan yang lebih menguntungkan diri kita sendiri.

Tentu sikap egois adalah sikap yang salah. Ayat emas menekankan bahwa kita sebagai orang yang telah diselamatkan Kristus, tidak boleh hidup hanya memikirkan diri sendiri. Perkataan Rasul Paulus “tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri” adalah sebuah teguran bagi mereka yang egois, yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Paulus juga memberikan tujuan hidup yang benar, yaitu hidup bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk Kristus. Yesus terlebih dahulu mementingkan kepentingan orang lain daripada diri-Nya sendiri. Yesus rela mengorbankan diri-Nya mati di kayu salib. Bayangkan jika Yesus hanya memikirkan diri-Nya sendiri dengan mencari keselamatan diri maka kedatangan-Nya di dunia menjadi percuma dan kita tidak bisa mendapatkan keselamatan kekal. Kristus begitu mengasihi kita sehingga rela datang ke dunia, mati di atas kayu salib, lalu bangkit untuk menyelamatkan kita semua.

Karena itu, dua sikap tidak egois harus kita praktikkan di dalam kehidupan seharihari. Pertama, hidup bagi Kristus. Kita menyerahkan hidup kita, baik dalam pekerjaan, kehidupan berkeluarga ataupun studi kita, sepenuhnya bagi Kristus. Hendaklah hidup kita dipersembahkan untuk kemuliaan nama-Nya. Kita sepatutnya rela melayani dan berkorban bagi kemuliaan Tuhan.

Kedua, marilah kita belajar peduli kepada orang lain yang memerlukan bantuan. Jangan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tetapi pikirkanlah kepentingan bersama. Saat kita membantu orang-orang yang lemah dan membutuhkan pertolongan, Yesus berjanji bahwa kita akan merasa lebih berbahagia (Kis. 20:35).


Refleksi Diri:

  • Apakah Anda cenderung lebih egois atau memikirkan orang lain? Bagaimana Anda belajar dari Tuhan Yesus mengenai hal ini?
  • Apa wujud nyata kepedulian Anda terhadap sesama? Bagaimana Anda bisa membantu mereka yang lemah?