Hidup Yang Bijak
Efesus 5:15-17
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
- Efesus 5:15
Bayangkan seorang pendaki gunung yang berhadapan dengan dua jalur. Satu jalur tampak mudah, tetapi penuh bahaya tersembunyi. Sementara jalur lainnya tampak menantang, tetapi aman dan membawa ke puncak. Pendaki yang bijak akan memilih jalur kedua, meskipun sulit untuk dijalani. Demikian pula dalam perjalanan hidup, kita sering
dihadapkan pada pilihan-pilihan yang memerlukan kebijaksanaan untuk menjalaninya.
Efesus 5:15-17 mengajarkan kita tentang pentingnya hidup dengan bijak. Ada tiga poin penting dari bagian ini yang perlu kita perhatikan:
Pertama, perhatikan dengan saksama. Rasul Paulus menekankan pentingnya memperhatikan dengan saksama bagaimana kita hidup. Kita perlu menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan pertimbangan, bukan asal-asalan dan tanpa tujuan. Seperti seorang pendaki gunung yang mengikuti peta dengan cermat, kita pun harus memperhatikan setiap
detail perjalanan hidup kita menggunakan firman Tuhan sebagai “peta” kita.
Kedua, hidup sebagai orang arif. Kita dipanggil untuk hidup seperti orang arif, bukan seperti orang bebal. Arif atau bijak di sini bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Orang bijak menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk membuat keputusan yang tepat dan berharga,
menghindari keputusan impulsif dan berpikir jangka panjang tentang dampak tindakannya.
Ketiga, memahami kehendak Tuhan. Ayat 17 mendorong kita untuk memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan. Hidup bijak adalah hidup yang selaras dengan rencana dan tujuan Allah bagi kita. Ini termasuk memanfaatkan waktu dengan bijak, menggunakannya untuk hal-hal yang mendatangkan kebaikan dan kemuliaan bagi Tuhan, bukan membuangnya untuk hal-hal yang tidak berguna.
Hidup bijak bukanlah tentang menghindari kesulitan, tetapi tentang menjalani hidup dengan penuh kesadaran akan tujuan Allah bagi kita. Dibutuhkan keberanian untuk membuat
pilihan yang mungkin tidak populer, tetapi benar di mata Tuhan. Ketika kita memilih hidup bijak, kita tidak hanya memberkati diri sendiri, tetapi juga menjadi berkat bagi orang lain dan memuliakan Tuhan.
Mari berkomitmen untuk menjalani setiap hari dengan kebijaksanaan yang berasal dari Allah, menyadari bahwa setiap pilihan kita memiliki dampak kekal. Ayo menjadi pendaki
yang bijak, yang memilih jalan ke puncak kehidupan yang Tuhan kehendaki bagi kita.
Refleksi Diri:
- Apa aspek kehidupan yang Anda rasa paling sulit untuk menerapkan kebijaksanaan? Bagaimana Anda akan menerapkan tiga poin di atas dalam area tersebut?
- Bagaimana penggunaan waktu Anda selama ini? Apakah mendatangkan kebaikan dan selaras dengan kehendak Tuhan?