Becoming The Next Man (Menjadi Manusia Selanjutnya)
Yosua 1:1-5
BAHAN CARE GROUP
Pergantiaan kepemimpinan itu, suatu hal yang sangat wajar sekali. Dan memang harusnya dilakukan sesegera mungkin! Kalau pergantiaan ini, terlambat dilakukan, apalagi sampai tidak dilakukan sama sekali; maka kegagalan itu pasti sudah ada di depan mata. Gagal, karena tidak ada kelanjutan didalam tongkat estafet kepemimpinan. Pemimpin yang lama, sudah makin termakan oleh usia, menjadi jadul, kolot dan biasanya susah untuk mau berubah.
Memang kepemimpinan lama, dari segi pengalaman, kematangan didalam pengelolaan pekerjaan bahkan didalam relasi dengan banyak orang; tidak dapat tergantikan dan tergoyahkan. Namun demikian, semua kelebihan yang dimiliki di masa lampau, belum tentu bisa menjadi jaminan untuk meraih keberhasilan di masa depan, karena tantangan yang harus dihadapi begitu kompleks. Membutuhkan orang-orang muda yang lebih enerjik, mengenal kondisi zaman sekarang dan yang akan datang. Dengan segala keterampilan yang dibutuhkan, yang sangat berbeda sekali.
Karena kebutuhan inilah, pergantiaan kepemimpinan itu sangatlah perlu dilakukan. Kalau ingin mendapatkan kemajuan dan perkembangan di dalam pekerjaan apapun, harus siap melakukan perubahan kepemimpinan. Pergantiaan kepemimpinan, membuat roda organisasi berjalan dengan sehat, baik dan benar. Dapat menghindari dari kepemimpinan yang memusat, yang hanya bergantung pada orang-orang tertentu saja.
Sekarang sharingkan, apa saja yang menjadi kendala yang membuat pergantian kepemimpinan itu sulit untuk dilakukan? Faktor apa saja yang menjadi penghambatnya?
EKSPLORASI FIRMAN
Harus terjadi penyerahan kekuasaan kepada yang lain, itulah yang Tuhan tetapkan sendiri. Penyerahan ini, terjadi karena Musa sebagai pemimpin besar dan hebat; tidak pernah dapat melawan tergerusnya waktu dan hidup yang dimiliki. Waktu menggerus hidupnya menjadi tua, lemah, sangat terbatas dan puncaknya harus mengalami kematian. Berakhirnya masa keemasan untuk digantikan dengan yang lain, yang Tuhan juga sudah tetapkan.
Sehebat, semampu dan sekuat apapun pemimpin, pasti akan berakhir masa kejayaannya. Hanya sekadar kenangan yang bisa diingat ataupun dilupakan. Kondisi perubahan yang demikiaan inilah, yang banyak menjadi pengalaman yang sangat menakutkan bagi para pemimpin yang sudah memasuki masa lanjut usia. Kalau tidak punya hati yang “legowo” di dalam kesadaran sendiri untuk turun meletakkan jabatannya. Pemimpin yang sadar diri, tidak akan memaksakan diri untuk tetap terus berkuasa. Apalagi kalau sampai tergoda bahwa dirinya merasa masih dibutuhkan. Wah ini jelas gawat sekali. Akan terjadi pertentangan untuk saling mempertahankan dan keinginan untuk mengangkat yang lain sebagai pengganti
Harus selalu diingat! Pada saat Musa menjadi tua, kemudian mati; maka Tuhan langsung menunjuk dan menetapkan Yosua menjadi pengganti Musa. Konsepnya jelas, yaitu: Jangan pernah membatasi cara Tuhan bekerja, untuk dapat memakai siapapun. Dia punya kuasa untuk menaikkan dan menurunkan siapapun yang menjadi pemimpin. Bahkan yang lebih hebat lagi, Tuhan bisa memakai dan tidak sama sekali memakai siapapun pemimpin. Sikap hidup yang perlu dimiliki adalah: Jadilah pemimpin yang selalu diperkenan oleh Tuhan.
Ada 2 kunci untuk dapat menjadi pemimpin yang “legowo” didalam mempersiapkan diri untuk digantikan oleh yang baru, yaitu:
Pertama, harus dapat mengukur waktu di dalam memegang jabatan. Pengukuran ini, dilakukan semata-mata, untuk mempersiapkan diri sejak awal, bahwa jabatan di dalam kepemimpinan itu sifatnya sementara. Bisa dipegang, bisa juga dilepaskan, kapanpun bisa terjadi. Dalam pengertian pasti ada pembatasan waktu pada saat memegang jabatan.
Tidak mungkin terus menerus. Hal ini sangat penting! Pembatasan waktu ini, dapat ditentukan oleh organisasi, diri sendiri bahkan oleh Tuhan. Kepemimpinan itu, yang pasti tidaklah selama-lamanya. Jangan sampai terjadi setelah duduk dan pegang; lupa untuk berdiri dan melepaskan! Ini tidak boleh terjadi!
Pembatasan ini, di ayat ke-2 dikatakan oleh Tuhan sendiri, yaitu: “Hamba-Ku Musa telah mati!” Yang sangat menarik, kalau diperhatikan istilah “mati,” ternyata didalam konteks kepemimpinan, memiliki 2 pengertian, yaitu secara hurufiah meninggal; sedangkan secara simbolis sudah “mentok.” Tidak bisa berkembang lagi. Sudah “outsider”- ketinggalan zaman.
Kalau sudah pada kondisi kedua-duanya, maka segera harus dilakukan pergantiaan. Supaya tidak terjadi kemandekan di dalam kepemimpinan. Prinsipnya adalah perlu melakukan tindakan penyelamatan di dalam kepemimpinan pada bidang pekerjaan apapun; teristimewa pekerjaan Tuhan. Khususnya yang “mentok,” karena alasan pengabdian dan diberikan kesempatan; maka terus-menerus dipertahankan. Alasannya sungkan! Jelas ini tidak boleh terjadi! Kalau tidak mau turun dan diganti; nanti Tuhan sendiri yang akan hentikan melalui kematian. Perlu terbuka, lakukan evaluasi secara lebih mendalam serta menyeluruh.
Kedua, harus ada keberanian untuk mempersiapkan pengganti sejak dini. Didalam konteks Yosua, pada saat dia diputuskan oleh Tuhan menjadi pengganti Musa; maka Yosua sudah dipersiapkan jauh-jauh hari oleh Musa sendiri. Buktinya selama sekian puluh tahun, Yosua menjadi “pembantu” yang mendampingi Musa. Inilah keberlanjutan yang baik dan benar: Mempersiapkan pengganti dengan memilih orang-orang tertentu untuk menjadi pendamping terlebih dahulu.
Di dalam prosesnya, mulai membangun kepercayaan, bukan keraguan, apalagi sampai merendahkan! Harus terjadi transfer ilmu, pengalaman bahkan kekuatan positif yang dimiliki untuk diajarkan. Dilakukan pendampingan untuk sekian waktu lamanya. Baru kemudian baru belajar untuk dilepas. Inilah langkah-langkah yang harus diambil! Bisa saja salah, gagal dan mengecewakan; tetapi itu kemudian bukan menutup kesempatan. Justru yang harus terjadi tetap memberikan dorongan yang kuat untuk bangkit kembali.
Pada akhirnya waktu dan semangat yang pantang menyerah; pasti membuat Tuhan bekerja. Apalagi sebagai orang percaya! Keberadaan Tuhan itu sangat diperhitungkan! Dalam pengertian Tuhan pasti bekerja untuk mendatangkan kebaikan-Nya bagi pemimpin-pemimpin yang mengasihi-Nya (Roma. 8:28).[LHP]
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Bagaimana cara Allah melakukan suksesi (proses pergantian) kepemimpinan dari Musa kepada Yosua? Prinsip-prinsip apa yang ditegaskan dalam firman Tuhan?
Penerapan
Coba pikirkan hal-hal baik apa saja, yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan orang-orang muda menjadi pemimpin di masa depan?
SALING MENDOAKAN
Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.