Ancaman Atau Kesempatan Bertumbuh?
1 Petrus 1:6-7
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu—yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api—sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
- 1 Petrus 1:7
Salah satu material bangunan yang dipakai untuk membangun rumah adalah batu bata. Menarik jika kita memperhatikan proses pembuatan batu bata, khususnya yang dibuat dari tanah liat. Ternyata batu bata tidak cukup hanya dicetak dan dijemur, tetapi perlu melalui proses pembakaran. Mengapa harus dibakar? Batu bata harus dibakar supaya semakin kuat. Semakin lama pembakaran maka batu bata akan semakin
matang dan membuatnya semakin kuat. Batu bata yang kuat akan membuat bangunan yang didirikan semakin kokoh.
Di dalam kehidupan terkadang kita pun melewati proses “pembakaran”. Pembakaran yang dimaksud adalah api pencobaan yang terjadi dan kita alami di dalam hidup. Jujur, sebagai manusia yang lemah, kita tidak mau jatuh ke dalam pencobaan, penderitaan atau kesusahan. Kita ingin hidup baik-baik saja, lancar tanpa halangan apa pun. Pertanyaannya: mengapa Tuhan izinkan pencobaan terjadi? Karena pencobaan membuat iman kita semakin kuat dan murni.
Rasul Petrus mengajarkan bagaimana kita bersikap terhadap pencobaan-pencobaan tersebut. Petrus menasihatkan supaya, “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan” (ay. 6). Lumrah jika saat mengalami pencobaan, kita menjadi susah hati dan sukar untuk bersukacita. Namun, saat kita menghadapi pencobaan dengan sukacita justru akan memberikan satu kekuatan, suatu energi yang memampukan kita mengubah sudut pandang terhadap masalah, awalnya sebagai ancaman menjadi suatu kesempatan untuk bertumbuh iman dan berkarya bagi
kemuliaan Tuhan.
Hadapilah pencobaan dan kesusahan dengan sukacita. Mengapa? Karena di balik semua itu Tuhan Yesus sudah menyiapkan yang terbaik bagi kita, yakni pertumbuhan iman kita. Manakala kita lemah dan ingin menyerah menghadapi pencobaan, berdoalah dan andalkan Tuhan. Setiap kita yang mengandalkan-Nya dan setia di dalam doa akan “memperoleh pujipujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya” (ay. 7b). Ingat, bersukacitalah di dalam pencobaan yang dihadapi karena kita percaya iman kita sedang bertumbuh.
Refleksi Diri:
- Bagaimana sudut pandang Anda selama ini saat menghadapi pencobaan? Sebagai ancaman atau kesempatan untuk bertumbuh iman?
- Apakah ada sukacita saat Anda menghadapinya? Bagaimana janji-janji di atas dapat membangkitkan sukacita Anda?