Bagikan artikel ini :

Suara Ketidakmengertian

Lukas 19:28-40

Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat.
- Lukas 19:37

Pada 8 September 2022, Ratu Elizabeth II meninggal dunia. Takhtanya diwariskan kepada putranya, Pangeran Charles III, yang kemudian disebut sebagai Raja Charles III. Ada beberapa peristiwa menarik terjadi ketika raja baru ini sampai di Istana Buckingham. Ia disambut sorak-sorai warga yang berada di sekitar istana. Mereka berteriak, “Kami mencintaimu, Raja Charles!” Beberapa orang menyanyikan lagu God Save Our Gracious King. Beberapa bulan kemudian, Raja Charles III dan istrinya mengunjungi kota York. Banyak orang juga menyambutnya, tetapi ada yang berbeda. Seorang pria tak dikenal, melempar Sang Raja dengan telur-telur. Meskipun tidak kena, ia sempat berteriak, “Charles bukan raja saya!” Beragam suara menyambut Raja Charles, ada yang menyambut dan menolak.

Beragam suara juga terdengar ketika Tuhan Yesus akan memasuki Yerusalem. Saat itu memasuki minggu Paskah, ada begitu banyak orang datang. Firman Tuhan memperdengarkan tiga sambutan orang banyak. Hari ini kita bahas suara sambutan yang pertama.

Tanpa komando, para murid dan orang banyak memuji Tuhan Yesus. Mereka menyambut Yesus dengan pujian nyaring dan lantang. Bayangkan betapa megah dan meriahnya momen Yesus di atas keledai dipuji-puji (ay. 37). Mereka memuji karena menyaksikan mukjizatmukjizat yang Dia telah lakukan. Namun, jika kita bandingkan catatan peristiwa di Yohanes 12:16, murid-murid sebetulnya tidak mengerti. Mengapa? Karena pada saat itu mereka memuji Tuhan dalam pengertian yang sangat berbeda. Mereka tidak memahami, Yesus adalah Raja yang merendahkan diri-Nya untuk menyelamatkan manusia lewat pengorbanan
di kayu salib. Sementara para murid menyangka mereka sedang bersiap menyambut penobatan Yesus sebagai raja yang akan memimpin perang dan kejayaan.

Ketika kita memuji Tuhan Yesus janganlah karena alasan mukjizat-mukjizat yang Dia lakukan. Apakah kita akan tetap memuji Yesus dengan sepenuh hati saat tidak melihat mukjizat-Nya? Apakah kita akan tetap beribadah kepada-Nya dengan setia? Marilah memuji dan menyembah Tuhan karena Dia layak disembah, karena Tuhan Yesus Raja yang sejati, Raja semesta yang telah memberikan diri-Nya untuk kita, Raja yang telah mengalahkan maut, Raja yang berkuasa di surga dan di bumi.


Refleksi Diri:

  • Apa momen-momen yang biasanya Anda memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh?
  • Apakah Anda mau tetap memuji dan memuliakan Tuhan apa pun keadaan yang Anda hadapi?