Bagikan artikel ini :

Akses 24 Jam Non-Stop

Efesus 2:13-18

karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
- Efesus 2:18

Siapa yang tidak pernah konflik? Atau jangan-jangan Anda termasuk orang yang suka konflik? Hihihi... Ya, konflik tidak terhindarkan dalam suatu relasi, baik antar individu maupun antar kelompok. Konflik adalah perselisihan atau pertentangan, bahkan ketidaksetujuan di antara individu atau kelompok sehingga di mana pun dan bersama siapa pun—di sekolah, di kampus, di tempat kerja, di gereja, di rumah tangga—bisa terjadi perseteruan. Penyebab terbesar terjadinya konflik adalah adanya perbedaan, baik perbedaan individu (personality), perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan sebagainya.

Alkitab juga menceritakan bahwa manusia dan Allah sebenarnya sedang terlibat konflik. Sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa, terjadi konflik atau perseteruan dengan Allah. Allah yang kudus bertentangan dengan manusia yang berdosa. Allah yang suci dan bersih bertentangan dengan manusia yang sudah tercemar dosa-dosanya. Dalam teks di Efesus digambarkan seperti terdapat jurang pemisah antara manusia dengan Allah.

Biasanya ketika terjadi konflik dalam pelayanan atau relasi antar individu di dalam gereja, kami sebagai hamba Tuhan diminta untuk menjadi penengah, mediator atau pihak yang objektif untuk mengatasi konflik dan memperbaiki relasi yang sedang bermasalah tersebut. Dalam Perjanjian Lama, para imam bertugas menjadi mediator bagi bangsa Israel dalam memberikan persembahan korban kepada Allah untuk mengampuni dosa-dosa yang telah mereka lakukan.

Namun, satu-satunya mediator yang bisa mengatasi perseteruan Allah dengan manusia hanyalah Kristus. Hanya Kristus yang mampu menjadi pendamai Allah dengan manusia. Dia sanggup meruntuhkan tembok pemisah yang ada melalui pengorbanan-Nya. Kristus menggenapkan Hukum Taurat sehingga tidak ada lagi pemisahan antara orang Yahudi dan non-Yahudi. Melalui kematian-Nya, Kristus mendamaikan baik orang Yahudi maupun non-Yahudi yang sedang berseteru dengan Allah, di dalam salib-Nya.

Hanya melalui Kristus, orang-orang yang dahulunya jauh (orang-orang non-Yahudi) sekarang menjadi dekat (menjadi Israel rohani), menjadi umat yang telah didamaikan oleh-Nya. Sekarang, tidak ada lagi yang menghalangi kita untuk berjumpa dengan Allah. Tiada lagi penghalang di antara manusia dengan Allah. Kita memiliki akses 24 jam non-stop kepada Allah, melalui mediator kita, yaitu Kristus. Terus andalkan Kristus sebagai mediator kita dalam mengatasi konflik, baik konflik kepada Allah dan juga konflik kepada sesama.


Refleksi Diri:

  • Apa penyebab Anda mengalami konflik dalam relasi dengan sesama?
  • Bagaimana Kristus menjadi mediator yang menolong Anda dalam mengatasi konflik di dalam hidup Anda?