Bagikan artikel ini :

Bukan Hardworking, Tapi Smartworking

Amsal 19:2

Tanpa pengetahuan kerajinan pun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah.
- Amsal 19:2

Sebuah kontraktor dari Amerika mendapatkan banyak komplain bahwa lift atau elevator di dalam sebuah gedung pencakar langit yang dibangunnya terlalu lambat. Kontraktor tersebut kemudian datang ke Otis, perusahaan lift. Otis kemudian menawarkan untuk mengganti kabel-kabel, mesin, dan menempatkan motor dan kamar lift terbaru untuk mempercepat lift dalam gedung pencakar langit tersebut. Baru saja kontraktor tersebut hendak membayar dua juta dolar untuk perbaikan tersebut, seseorang berkata, “Sebelum kamu membayar sebesar itu, coba pasang cermin di lift tersebut.” Tentu saja semua orang bingung akan solusi tersebut, tetapi pemikiran orang ini tepat. Apa yang sebetulnya menjadi komplain orang banyak bukanlah lift tersebut terlalu lambat, melainkan mereka bosan menunggu di lift. Ketika mereka kemudian mengimplementasikan solusi tersebut, orang-orang yang awalnya komplain karena menunggu lama, tidak lagi mengomel karena kini waktu mereka di lift dipakai untuk bercermin, menyisir rambut, memperbaiki rias wajah, dan lain sebagainya.

Inilah konsep “bukan hardworking (kerja keras), tetapi smartworking (kerja cerdas)”. Salomo, raja paling bijaksana, juga membicarakan hal yang sama. Percuma kerja keras dan
kerajinan jika tanpa hikmat. Lebih-lebih lagi jika pekerjaan itu dilakukan dengan tergesagesa tanpa pertimbangan, tentunya akan salah langkah. Bayangkan jika kontraktor tersebut langsung membayar dua juta dolar sebelum mendengar ide cermin tersebut.

Jangan dikira Tuhan tidak peduli mengenai bagaimana kita menjalankan pekerjaan. Dia ingin kita menggunakan waktu dan tenaga yang diberikan-Nya kepada kita dengan seefektif dan seefisien mungkin. Sayang sekali, di dalam pekerjaan, di dalam menjalankan pelayananpelayanan gereja, atau di dalam mencari solusi untuk sebuah masalah, kita bekerja tanpa hikmat. Ya, kita rajin. Ya, kita bekerja keras. Namun, hasilnya tidak maksimal dan banyak waktu, tenaga, dan uang yang tidak terpakai secara efektif, bahkan terbuang percuma.

Mari kita menjadi orang-orang yang berhikmat. Di dalam segala perencanaan, marilah kita berdoa memohon hikmat kepada Tuhan serta mencari masukan-masukan yang baik.
Niscaya pekerjaan kita menjadi smartworking.


Refleksi Diri:

  • Apakah Anda tipe yang cenderung hardworking atau smartworking? Apakah Anda memikirkan solusi paling efektif dahulu atau cenderung tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu?
  • Apakah Anda selalu ingat untuk memohon hikmat kepada Tuhan dalam apa yang Anda kerjakan, supaya pekerjaan Anda menjadi efektif?