Bagikan artikel ini :

Dare To Accomplish (Berani Mencapai)

Ibrani 10:35-36

Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
- Ibrani 10:36

Kedua ayat bacaan hari ini menjadi dasar tema GII tahun 2025, “Dare to Accomplish” (Berani Mencapai) yang tertulis pada ayat 36. Mungkin Anda berpikir, waduh, kenapa terdengar seperti pesan-pesan motivasi? Jika Anda berpikir demikian, perhatikan baik-baik apa yang harus dicapai. Tidak lain dan tidak bukan adalah kehendak Allah sendiri,
bukan kehendak kita!

Saat ini, banyak terjadi masalah finansial, kurangnya stabilitas ekonomi, meningkatnya angka depresi, dan problem mental lainnya. Dunia tidak sedang baik-baik saja. Akibatnya,
marak muncul buku-buku motivasi maupun self-help. Meski baik, buku-buku ini berpusat pada pencapaian dan kesuksesan pribadi. Ini sangat berbeda dengan Kitab Ibrani yang
dituliskan kepada orang-orang Kristen yang sedang mengalami berbagai penganiayaan untuk menantang iman, memberi semangat, dan menguatkan kepercayaan mereka. Caranya bukan dengan memusatkan diri pada kehendak pribadi, melainkan pada kehendak Allah Bapa, sebagaimana diteladankan Tuhan Yesus sendiri.

Inilah tantangannya. Kita tidak perlu keberanian (dare) kalau hanya untuk mencapai keinginan pribadi. Namun, untuk mencapai kehendak Allah, sebagaimana diteladankan
Tuhan Yesus, kita perlu keberanian luar biasa. Mudah saja untuk melakukan keinginan sendiri. Cukup dengan godaan dari rekan-rekan sejawat atau iming-iming kekayaan instan,
kita akan melakukan praktik-praktik bisnis curang, menggunakan aplikasi pinjaman online, dan lain sebagainya. Akan tetapi, bagaimana kalau melakukan kehendak Allah? Bahkan sesederhana berkomitmen: lebih mendengarkan suami/istri atau lebih sabar terhadap anak, rasanya susah sekali. Belum lagi komitmen-komitmen yang lebih sulit seperti: bertindak jujur dalam perpajakan, lebih bermurah hati kepada karyawan, lebih aktif dalam pelayanan, mulai memperkenalkan Tuhan Yesus kepada kerabat, dan lain-lain. Meski melakukan kehendak Allah tersebut susah, kita tidak sendirian karena Dia pula yang memberikan keberanian bagi kita untuk dapat mencapai kehendak-Nya.

Jika Anda menjadi takut, suam-suam kuku atau tawar hati, ingatlah kepada Teladan Tertinggi kita, yakni Yesus Kristus. Menghadapi kehidupan yang penuh penolakan dan berakhir dengan kematian mengerikan di kayu salib, membutuhkan keberanian yang tidak main-main. Namun, itulah yang Dia lakukan. Tidak hanya untuk menyelamatkan kita dari dosa, tetapi juga menunjukkan kepada kita bagaimana menjalani hidup sesuai kehendak Allah. Dalam keputusasaan dan kekhawatiran, mintalah keberanian dari Tuhan Yesus untuk mencapai kehendak Allah di tahun yang serba tidak mudah ini.


Refleksi Diri:

  • Bagaimana perasaan Anda menghadapi tahun 2025? Apakah optimis dan penuh pengharapan? Ataukah dengan perasaan takut, putus asa, dan khawatir?
  • Apa kehendak Allah yang Dia ingin Anda capai di tahun ini? Apakah Anda sudah sungguh-sungguh berdoa dan bergumul di hadapan Tuhan untuk mengetahui kehendak-Nya?