Bagikan artikel ini :

Jangan Tawar Hati

Efesus 3:8-13

Sebab itu aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakanku karena kamu, karena kesesakanku itu adalah kemuliaanmu.
- Efesus 3:13

Anda mungkin pernah melihat seseorang yang awalnya menggebu-gebu dalam pelayanan, tetapi kemudian dalam sekejap meninggalkan pelayanan, bahkan meninggalkan gereja. Saya pernah beberapa kali menemukan orang-orang militan dalam melayani, tetapi kemudian mulai mundur komitmennya hingga tidak mau lagi terlibat pelayanan. Penyebabnya umumnya karena tawar hati.

Tawar hati artinya kehilangan motivasi dalam melakukan aktivitas yang dikerjakan. Ia juga kehilangan antusiasme atau berkecil hati terkait dengan tanggung jawabnya. Masalah ini sebetulnya sering terjadi dalam kehidupan. Terkadang kita kehilangan motivasi dalam studi, berkecil hati dengan pekerjaan/usaha yang tidak memberikan keuntungan besar atau seperti dalam konteks Efesus 3, kita kehilangan antusiasme dalam pelayanan.

Mengapa kita bisa mengalami tawar hati? Karena terjadi konflik. Kita bertemu dengan orang-orang yang berbeda latar belakang sehingga tidak siap bekerja sebagai tim. Kita kemudian mengalami kelebihan beban (overload) karena tanggung jawab yang harus kita kerjakan begitu banyak. Akhirnya, kita mendapat banyak kritik hingga mengalami penderitaan seperti yang Rasul Paulus alami dalam pelayanannya.

Di tengah-tengah penderitaan karena melayani Tuhan, Paulus justru menasihati kita agar jangan tawar hati. Mengapa? Karena Paulus melihat pelayanan sesungguhnya adalah kasih karunia dari Tuhan (Ef. 3:2) dan kemurahan dari Tuhan (2Kor. 4:1). Paulus bisa melewati setiap pergumulan dan penderitaan dalam pelayanan bukan karena kekuatannya sendiri. Ia menyadari ada kekuatan Allah yang menopang dan memberikan kekuatan kepadanya di masa-masa yang sulit hingga Paulus mampu berkata, “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” (2Kor. 4:8-9).

Kekuatan dan pertolongan Tuhan selalu menyertai. Karena itu, jangan tawar hati. Kita tidak mengenal dualisme (duniawi dan rohani). Semua yang kita lakukan bersifat rohani ketika kita melakukan dengan segenap hati dan dengan motivasi yang tertuju kepada Tuhan. Sadarilah bahwa keluarga kita adalah pelayanan kita, studi kita adalah pelayanan kita, pekerjaan kita adalah pelayanan kita, semua yang kita lakukan adalah pelayanan kita.

Mari melayani Tuhan dengan tidak tawar hati karena pelayanan adalah kasih karunia dan kemurahan dari Tuhan. Tetap semangat melayani.


Refleksi Diri:

  • Kapan Anda mengalami tawar hati dalam hidup?
  • Apa yang ingin Anda lakukan supaya tidak mengalami tawar hati? Bagaimana pengalaman Paulus dalam pelayanan bisa menguatkan Anda?