Bagikan artikel ini :

Pemulihan Sesungguhnya Akan Terjadi

Markus 7:31-37

Mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”
- Markus 7:37

Mencicip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai menjilat dan mengecap makanan untuk mengetahui rasanya. Ia tidak makan dalam porsi sesungguhnya, tetapi hanya sedikit saja untuk mengetahui apa rasanya. Dalam bagian firman Tuhan ini, kita melihat bagaimana Allah mengizinkan manusia untuk mencicipi apa yang akan terjadi dalam kerajaan-Nya nanti, dimana Dia akan menjadikan segalanya menjadi baik dan baru (bdk. Why. 21:5) melalui mukjizat orang tuli dan gagap yang disembuhkan.

Yesus meninggalkan daerah Tirus, lewat Sidon, lalu menyeberangi danau Galilea, dan tiba di tengah-tengah daerah Dekapolis. Dia pernah mengunjungi daerah Dekapolis. Terakhir kali Yesus tiba di Gerasa, Dia didatangi seorang kerasukan Legion (bdk. Mrk. 5:1-20). Pada kedatangan kali ini, orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan mereka memohon kepada-Nya untuk menyembuhnya. Yesus memisahkan orang tuli gagap itu dari orang banyak agar mujizat-Nya tidak menjadi tontonan khalayak ramai. Yesus tentu saja bisa menyembuhkannya dalam sekejap, tetapi kali ini “Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: ‘Efata!’, artinya: Terbukalah!” (ay. 33b-34). Segera orang itu sembuh, telinganya terbuka, lidahnya longgar dan mampu berkata- kata dengan baik. Orang-orang terkesima dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik, …” (ay. 37a). Apakah segala-galanya telah baik? Belum, karena memang belum semua orang percaya menerima pemulihan-Nya secara total. Mukjizat hari ini sifatnya hanya cicipan atas apa yang Allah akan lakukan di masa depan dalam Kerajaan-Nya di surga, di mana pemulihan sesungguhnya akan terjadi.

Saat ini kita masih hidup dalam zaman already but yet (sudah namun belum). Kerajaan-Nya sudah tiba, tetapi belum mencapai puncak. Mukjizat-mukjizat yang terjadi hanya cicipan dari apa yang akan terjadi nanti. Untuk itu kita harus sabar menunggu waktu pemulihan sesungguhnya. Jika Tuhan ingin menyembuhkan, Dia akan dan mampu menyembuhkan. Namun, jika tidak, itu berarti waktu-Nya belum tiba untuk kita. Dengan demikian, panggilan bagi orang Kristen adalah tetap beriman, ada atau tidak ada mukjizat terjadi.

Refleksi Diri:

  • Apakah ada yang Anda rindu Allah pulihkan dalam hidup Anda?
  • Apakah Anda sudah memohonkan kesabaran dalam menanti waktu-Nya, jika kerinduan tersebut belum dikabulkan-Nya?