Bagikan artikel ini :

Upahku adalah Tanpa Upah

Jika Anda adalah seorang ayah atau seorang ibu, ketika Anda memberikan makanan yang sehat dan bergizi kepada anak Anda, apakah Anda mengharapkannya untuk membayar uang kepada Anda? Pasti tidak. Fokus Anda adalah supaya anak itu dapat bertumbuh dengan maksimal, bahkan jika Anda harus mengeluarkan banyak uang, waktu, dan tenaga. Anda bersedia berkorban karena Anda mengasihi anak Anda.

Di dalam suratnya kepada jemaat di Korintus seperti yang terdapat pada 1 Korintus 9:16-23, Rasul Paulus menjelaskan mengenai adanya “panggilan yang melampaui kewajiban” untuk memberitakan Injil. Panggilan dari Allah yang mengasihinya membuat Paulus bersedia menjadikan dirinya sebagai hamba dari semua orang, supaya ia boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.

Upahnya adalah mendapatkan sukacita dan kepuasan ketika orang-orang yang dilayaninya mengalami transformasi oleh kuasa Injil. Hal ini tampak bertentangan dengan budaya masa kini di mana kesuksesan seringkali diukur oleh jumlah materi tertinggi yang berhasil didapatkan. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin orang itu dianggap berhasil. Itulah sebabnya banyak orang berusaha keras menjadi ‘crazy rich’ yang dipuja oleh banyak orang, walau sebagian mendapatkan kekayaannya dari tipu-menipu.

Teladan Rasul Paulus tentang upah dalam pemberitaan Injil ini tidak hanya ditujukan kepada segelintir kecil orang yang disebut ‘misionaris’, tetapi kepada semua orang Kristen. John Stott, seorang teolog Inggris abad ke-20 yang berpengaruh besar dalam dunia pekabaran Injil modern, menjelaskan ketika memberi kuliah di Oxford University mengenai “Misi Kristen di Dunia Modern” bahwa, “Kalau kita ingin melakukan misi Kristus dengan benar, maka pertama-tama, gereja harus bertobat dari ajarannya tentang vokasi atau panggilan.”

John Stott lalu melanjutkan dengan menjelaskan kondisi di gereja yang selama ini ia amati, “Selama ini ada hirarki vokasi dalam gereja. Mereka yang paling menghormati Kristus, yang paling serius dengan imannya, akan bermisi ke luar negeri sebagai misionaris. Mereka yang cukup serius dengan imannya kepada Kristus akan tinggal di dalam negeri dan menjadi gembala. Mereka yang kurang serius imannya akan menjadi hamba Tuhan yang melayani pemuda, menjadi guru TK, perawat, dan sejenisnya. Mereka yang sangat kurang serius akan menjadi dokter, pengacara, pebisnis, atau jurnalis. Dan mereka yang tingkatannya paling bawah adalah para politisi karena mereka melakukan hal-hal kotor di dunia yang kotor.”

Bersyukur bahwa sejak John Stott mengekspresikan observasinya tersebut di tahun 1970-an, sudah mulai ada kemajuan dalam pemahaman orang-orang Kristen. Di tahun 1975, beberapa pemimpin Kristen seperti seorang apologet bernama Francis Schaeffer, lalu pendiri “Campus Crusade for Christ” bernama Bill Bright, serta pendiri “Youth With A Mission” bernama Loren Cunningham, menyuarakan kepada dunia bahwa orang-orang Kristen perlu mempengaruhi tujuh bidang kehidupan utama agar bisa berdampak kepada dunia, yaitu: 1) dunia seni dan hiburan, 2) bisnis, 3) pendidikan, 4) keluarga, 5) pemerintahan, 6) media, serta 7) gereja.

Menarik bahwa menurut survei oleh Bilangan Research terhadap 4.905 remaja dan pemuda Kristen di Indonesia pada tahun 2018, sosok paling berjasa yang menuntun mereka pada Tuhan Yesus adalah orang tua (73,1%). Peran pendeta (gereja) hanya 10.6%.

Keluarga merupakan satu diantara beberapa bidang kehidupan utama yang harus dipengaruhi oleh kebenaran Kristus. Apalagi karena pendidikan utama dari seorang anak berasal dari keluarga. Orang tua dapat menyebabkan anak melakukan bunuh diri seperti kasus sangat memilukan yang baru-baru ini terjadi di Jakarta. Atau sebaliknya, orang tua dapat membawa anak untuk mengenal realita paling penting dan mendasar dalam kehidupan anak tersebut, yaitu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat yang mengasihinya.

Orang tua tidak perlu upah untuk melakukan hal tersebut karena bisa mengedukasi anak tentang kebenaran tersebut; dan anak kemudian bertumbuh menjadi seorang Kristen yang mengasihi Tuhan, ini adalah suatu upah tersendiri yang tidak tergantikan oleh apa pun juga.**GE